bakalan ada perubahan gaya bahasa ya.
fyi,its my first 1000 wordAku tahu aku memulai kisah ini tanpa kata sapa. Baiklah akan ku ceritakan semua yang perlu.
Alkana Garda Alvian. Pria yang mengisi 7 tahun hidupku belakangan. Tanpa pernah menduga kami tak disengaja bertemu di tempat wisata jogja yaitu Candi Borobudur. mari kita kenang hari itu.
flashback
Aku mencebik dan menghentakan kakiku berkali-kali. Langkahku melambat dibelakang rombong tur candi borobudur. Mereka adalah keluargaku. Orang-orang yang membuatku kembali menginjakan kaki disini. Lihatlah mereka bahkan tak menghiraukan rajukanku sejak tadi. Sial.
Aku mendekati perempuan berbaju abu-abu yang tengah nenyimak kisah yang dikumandangkan papa. "kak Risa..kak boleh ga aku ga ikut naik?..."kataku dengan puppy eyes andalanku. Kak Risa menggeleng tegas. "kamu mah biasa...ga ada ya,sana jalan. Jangan jauh-jauh dek ntar kepisah." aku memajukan bibir bawahku. Sia-sia tau ga ngomong sama kakak iparku ini.
Ayolah jogja memang indah. Borobudur juga bagus. Tapi entah ini kunjungan keberapa yang dilakukan keluargaku. Bosan! tentu saja. karena dalam liburan tahunan ini tak ada kegiatan lain selain menaiki puncak candi seraya mendengarkan dongeng papa. Dongeng tentang Mama.
Jangan salah paham. kisah itu kisah yang indah. Bahkan bisa sedikit mengobati rinduku pada Almarhumah Mama. tapi kisah itu bahkan sudah kuhapal mati di luar kepala. Bagian mana yang akan membuat papa tersenyum simpul dan bagian yang akan menyentuh hatinya,membuatnya menyeka mata yang basah. mengenang perjalanan cinta 34 tahun milik mereka. kisah klasik yang pada jamanya jika dibukukan akan laris manis.
aku berdehem. mencoba mencari celah untuk keluar dari rombongan. aku melangkah menjauh. sepertinya berhasil karena belum ada yang menegurku. pandanganku menyapu kedepan. masa liburan seperti ini tempat ini selalu ramai. mataku berhenti pada seorang cowok yang memasuki pelararan. cowok dengan jeans kumal,hoodie hitam serta topi putih itu menarik perhatianku. ganteng. ia melangkah tegap,menyapa semua orang yang memang...menatapnya?. Tunggu siapa dia kenapa pengunjung seolah mengenalnya. Ia juga terlihat menyapa tuor guide disini.
"aduhh duh...woy!."aku menoleh ketika seseorang menarik telingaku kuat-kuat. Cengiranku segera terbit setelah menilik siapa pemilik tangan itu. Pria itu menaikan alisnya. "apa?. ngapain disini huh?. mau kabur kan....balik ke sana cepet!."aku menelan ludah. Kak Farel kalau sudah seperti ini ga akan bisa diajak negosiasi. menurutinya adalah langkah terbaik saat ini. "kebiasaan kamu ngerengek minta ikut. udah disini minta pulang."
Aku memutar bola mata. siapa juga yang mau ikut kalo tahu bakal dikibulin. orang papa bilangnya ga mau kesini. isshh imajinasinya mah mau ke Bali atau tetep dijogja tapi ga ke Candi lagi. Kemana kek,tang penting cari tempat lain. Ketemu batu mulu tiap tahun.
kami mulai memasuki area candi. "mbak minumnya mbk. ntar di atas ga ada yang jualan. ini ada banyak rasanya..."aku mencoba tak mengacuhkan ibu-ibu yang menyodorkan minuman dan barang daganganya padaku. kenapa aku ditinggal disini sih?. Kak Farel juga lama banget beli tiketnya. Sementara aku disini dihadapkan dengan tatapan nemaksa/mendesak ibu-ibu yang menyodorkan banyak hal mulai dari kipas,baju,topi,power bank. Mana pada teriak. Pusing deh ni pala.
KAMU SEDANG MEMBACA
seribu senja satu rasa
Romancesenja... kali ini bukan keindahanya yang ingin kubahas melainkan keajaiban yang tersirat dalam waktu singkat itu waktu yang hanya beberapa jam itu mampu membawa kita ke dimensi lain memang, hanya jingganya yang nampak di mata namun seribu rasa hing...