.

6 0 0
                                    

Di usaikan petang

Mulanya
Gegap gempita penuhi sanubari saya
Jejalkan suka cita yang kiranya lain sementara
tak berkesudahan harapnya
Sorak sorai ingin tak henti ku dendang rasanya

Kian hari
Giat sekali gempira masuk ke hati
Rajin,tak lupa absen barang sekali
Biar tak sejenak ada ruang sepi
Yang dapat kikis rasa percaya diri

Tetapi
Ternyata suka,bahagia,dan semua rasa itu bukanya pasti
Fana,sebut saya pada ekspresi yang dinamai emosi
Yang saya rasa ada namun selalu pergi
Mampir kata yang saya semat jika ia mangkir

Seperti senja
Dengan jingga keemasan bergelora
Keunguan berkilauan dipelupuk mata
Sorot merah jambu yang memanjakan retina
Serta gagahnya separuh wajah surya

Laiknya
Senja dan keindahanya yang tak abadi
Yang kerap diinginkan keabadiannya tuk dibawa lari
Disimpan sendiri dan dinikmati
Jika saja senja memang bisa dikantongi

Nyatanya
Keindahan itu fana
Tak bisa bertahan sedikit lama
Waktu singkat yang akhirnya raib ditangan malam
Senja kita harus di usaikan petang

Sakit memang
Perih, saat yang dirasa menyenangkan hilang
Bisa apa kita dihadap sang Raja keputusan
Meratap?
Mengadu?

Sudahlah
Cukup yakin
Bila besok senja pasti datang kembali mewarnai hari
Nikmati karena senja memang tak abadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

seribu senja satu rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang