Freya berjalan menuju rooftop sekolahnya, dia menolak ajakan Nathan untuk pulang bareng, alasannya supirnya sudah menjemputnya. Untuk saat ini dia hanya membutuhkan ketenangan, kehadiran Ezra tidak terlalu berarti untuknya, Ezra terlalu sibuk dengan kekasihnya, toh itu adalah hak penuh Ezra, Freya tak ada hak untuk cemburu atau pun marah disini. Matanya tertuju pada salah satu balkon yang berada dipaling depan, Freya duduk didepan teras dan membiarkan kakinya bergelantung diatas ketinggian.
"Ck, gua lelah" ucap Freya, Freya memejamkan matanya perlahan, mencoba untuk menikmati keadaan dan menghilangkan beban hidupnya.
"Anak-anak udah bubar dari tadi, lu ngapain masih disini?" ucap seseorang yang membuat Freya membuka matanya perlahan, suara itu asing bagi Freya.
"Ada urusan apa lu datang kesini?" ucap Freya dan sedikit menjauh dari lelaki tersebut.
"Tentunya bukan urusan lu, mending lu balik. Gak baik cewek diam sendiri, apa lagi ditempat kaya gini" ucap lelaki tersebut, Freya tak mempedulikan apa yang dikatakannya, dia sedikit bergeser dan membagi tempat dengan lelaki tersebut.
"Lu nggak berhak buat ngusir gua, ini tempat umum. Dan disini gua cuma butuh ketenangan, gua nggak bakal ganggu lu" ucap Freya dan kembali mengambil tempat duduknya. Freya tak mempedulikan lelaki didepannya itu, toh dia sama sekali tak mengenalnya.
Tanpa Freya sadari lelaki itu diam-diam memandangnya lekat, dia bisa membaca apa yang saat ini ada difikiran Freya.
"Nikmatin aja apa yang saat ini terjadi, lu harus yakin hidup nggak selamanya selalu jatuh, nggak usah terlalu difikirin, nanti lu bisa gila" ucap lelaki tersebut dan membuat Freya menoleh kearahnya.
"Tau apa lu tentang hidup gua?"
"nothing" ucap lelaki tersebut singkat.
"trus maksud lu ngomong kaya gitu apa?" ucap Freya dengan penuh tanda tanya.
"Gua cuma ngomong, apa gua salah?"
Freya terdiam, lelaki tersebut membuat Freya berfikir panjang. Lelaki tersebut memahami apa yang saat ini Freya rasakan.
"Gua nggak pernah liat lu sebelumnya" ucap Freya yang kembali membuka pembicaraan
"Gua sendiri nggak pernah kenal lu sebelumnya"
"Menyebalkan" batin Freya. Freya kembali menatap lelaki itu, lelaki berkulit putih itu membuat Freya kesal.
"Ngapain liatin gua? gua cakep ya?"
"Najis" ucap Freya mengalihkan pandangannya
"Tinggal ngomong iya susah amat" ucap cowok tersebut dan membuat Freya semakin kesal.
"Sebenarnya tujuan lu kesini itu ngapain si?"
"Cuma mampir" ucap cowok tersebut
"Nggak jelas"
"Gua juga ngrasanya gitu, gua balik duluan ya. Kalau kita jodoh kita bakal ketemu lagi" ucap cowok tersebut, Freya memandang punggung lelaki tersebut yang mulai menghilang "aneh"
Hey welcome back!! so gimana? sorry belum bisa update too much yaa karena ada sedikit gangguan, jadi jangan lupa vote and follow!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusion of The Past
Teen Fiction-Masa lalu hanyalah hantu dibayang dan fikiran- Ezra -Semuanya datang dengan sendirinya, waktu yang membuatku nyaman- Freya -Cakup kamu duniaku- Raffa