Sinar matahari kembali menembus jendela kaca rumah sakit, semalam Freya meminta ijin kepada papanya untuk menginap dirumah sakit. Sampai saat ini Ezra belum bangun dari komanya, semalaman sudah Freya menunggu kabar Ezra, matanya perlahan terbuka saat dia merasakan seseorang menepuk pundaknya.
"Freya, udah pagi sayang biar tante aja yang jagain Ezra, kamu berangkat sekolah sana" ucap mama Ezra pelan.
Freya tersenyum ke arah mama Ezra "Tante, biar Freya aja yang jagain Ezra. Freya udah minta ijin buat cuti satu hari, tante semalam belum tidur kan. Mending tante pulang istirahat sebentar, Freya janji Freya jagain Ezra" ucap Freya meyakinkan. Ada ketulusan yang terlihat dari mata Freya, sepertinya dia benar-benar khawatir dengan sahabatnya ini.
"Yaudah, tante nitip Ezra bentar ya. Tante mau ambil keperluan dirumah" ucap mama Ezra dan dijawab Freya dengan anggukan. Semalam Anna berpamitan untuk pulang duluan, dia berjanji untuk datang kembali setelah sekolah.
Lelaki didepannya itu tak kunjung terbangun, dia benar-benar merindukan kehadiran Ezra yang selalu mengganggu dirinya. Lukanya tidak begitu serius hanya sedikit benturan keras dikepala dengan beberapa luka goresan yang membuat lelaki didepannya itu tak kunjung sadar. "Ezra, liat deh ini Freya loh. Ezra bangun, Ezra nggak kangen nih sama Freya?" ucap Freya. Percuma saja tak ada perubahan dalam diri Ezra, matanya masih saja terpejam sedari tadi. "Ezra! ayo bangun"
*
Sedari tadi Raffa tak melihat batang hidung Freya, tak biasanya dia seperti ini. Bahkan sekedar mengabarinya pun tidak. Raffa sengaja menunggu Freya didepan gerbang sekolah dia berniat untuk mengajaknya makan siang dan mencari komik terbaru, sudah lama Raffa tak menghabiskan waktunya bersama Freya. Satu persatu Raffa memandangi setiap siswi yang keluar gerbang tapi dia tak kunjung melihat kehadiran Freya, hingga matanya tertuju pada salah satu murid yang sedang berdiri didepan gedung sekolah, Raffa berlari kecil dan menghampiri wanita itu "Emm, permisi. Lu Anna kan" ucap Raffa mengawali pembicaraannya.
"Iya, ada perlu apa?" tanya Anna yang tak asing dengan lawan bicaranya.
"Sorry nih sebelumnya, gua mau nanya tentang Freya. Lu liat dia?" ucap Raffa sedikit menunduk.
"Oh Freya, dia nggak bisa hadir hari ini" ucap Anna menjelaskan
"Why?" tanya Raffa
"Dia dirumah sakit.." "Freya dirumah sakit?" ucap Raffa memotong ucapan Anna.
"Haish apaan si, bukan Freya yang dirumah sakit. Dia nemenin Ezra dirumah sakit, dia absen hari ini" ucap Anna dan dijawab oh ria oleh Raffa.
"Lu mau nemuin Freya? Gua mau kerumah sakit sekarang, lu mau bareng nggak?" ucap Anna
"Beneran?" tanya Raffa. "Iya Raffa, buruan nggak ada penawaran dua kali nih" ucap Anna mengancam.
"Oke oke, tunggu bentar gua ambil mobil" ucap Raffa dan pergi meninggalkan Anna, Anna terkekeh melihat tingkah Raffa "Freya benar-benar beruntung memiliki banyak orang yang menyayangi dirinya" batin Anna.
Tak menunggu waktu lama mobil Maybach Exelero sudah berada dihadapan Anna, Raffa membuka kaca mobil dan mengisyaratkan kepada Anna untuk masuk. Baru ini Anna menaiki mobil mewah setelah mobil Freya, gimana jadinya kalau Raffa dan Freya pacaran, berasa negeri sultan kembali hadir, batin Anna.
Setelah beberapa menit perjalanan mereka sudah sampai dirumah sakit dan tadi Raffa sempat berhenti sebentar membeli makanan untuk Freya, bagaimana dengan Anna? tentu saja Raffa juga membelikannya. Anna menekan beberapa nomor yang berada didepan pintu, tak lama kemudian pintu itu terbuka dan memperlihatkan Ezra dan Freya yang sedang asik berbicara, ada yang sakit tapi tak berdarah. Melihat kedatangan Raffa dan Anna membuat mereka menoleh kearah dua orang itu.
"Hey Fre, gimana keadaan Ezra?" tanya Anna dan memeluk sahabatnya itu
"Setengah jam yang lalu Ezra udah siuman, keadaannya mulai membaik" ucap Freya menjelaskan. "Syukurlah"
Ezra masih memandang kearah lelaki yang berdiri disebelah Anna, matanya seperti bertanya sedari tadi.
"Oh iya Fre, ini Raffa bawain makanan buat lu" ucap Anna, Freya tersenyum dan menerima bingkisan yang diberikan Anna. "Raffa, makasih ya" ucap Freya.
"Fre, dia siapa?" tanya Ezra pelan.
"Oh iya Zra, kenalin dia Raffa" ucap Freya dan menyuruh Raffa untuk sedikit mendekat, Raffa menjabatkan tangannya kearah Ezra. "Gua Raffa"
Suasana berubah menjadi awkward diantara mereka, Raffa memilih untuk keluar dari ruangan dan duduk diruang tunggu disisi lain Freya meminta ijin kepada Ezra untuk pergi sebentar.
Freya keluar dari ruangan Ezra, dia berjalan mendekati Raffa dan mengambil tempat duduk disebelah Raffa.
"Lu kenapa nggak ngabarin gua" ucap Raffa tanpa memandang wajah Freya. Freya tersenyum singkat, mata pandanya terlihat jelas dia benar-benar lelah.
"Raf, senyum dulu dong" ucap Freya mengangkat dagu milik Raffa, masih saja tak ada perubahan dari raut wajah Raffa, sepertinya dia benar-benar kesal.
"Sorry Raf, ponsel gua semalam lowbat, jadinya gua nggak bisa ngabarin lu" ucap Feya meyakinkan Raffa.
"Lu bikin gua khawatir Fre" ujar Raffa, Freya tersenyum kearah Raffa. Seorang yang dulu membuatnya kesal kini perlahan membuatnya nyaman, Freya merasa beruntung berada diantara mereka yang menyayangi dirinya.
Hallo guys! welcome back, jadi maaf banget udah lama nggak update. Ya karena ada sedikit gangguan, but gua janji setelah ini bakal update terus. So don'f forget for vote. See you next update!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusion of The Past
Novela Juvenil-Masa lalu hanyalah hantu dibayang dan fikiran- Ezra -Semuanya datang dengan sendirinya, waktu yang membuatku nyaman- Freya -Cakup kamu duniaku- Raffa