Pagi ini Freya kembali disambut oleh sinar matahari yang menembus jendela kamarnya, perlahan dia membuka matanya dan mencari sesuatu yang sedari tadi berbunyi.
"Hah? Wkp, kenapa Zra" ucap Freya pada lawan bicaranya
"Baru bangun? Dasar kebo! Buruan gua udah nunggu dibawah" jawab Ezra.
"Hah? Apa-apaan? Nggak bisa curang gitu dong, tunggu 10 menit" ucap Freya dan mematikan sambungan telfonnya lalu bergegas untuk mandi.
Semalam memang Ezra berjanji untuk menjemputnya, dan lebih bodohnya Freya melupakan akan hal itu. Setelah beberapa menit Freya sudah siap dengan rambut yang dia ikat tinggi dan sedikit liptint dibibirnya
"Freya berangkat" triak Freya pada penghuni ruangan tamu.
"Mau sampai kapan Fre?" lirih papa Freya
*
Freya berjalan mendekati lelaki yang sedang berdiri disebelah mobil Porsche Caiyman berwarna putih itu, dari jauh dia sudah memperhatikan senyumnya kearah lelaki itu
"Curang ih, masa tiba-tiba udah dateng gini" ucap Freya
"Mana ada curang, lunya aja yang kebo" jawab Ezra yang menampol jidat Freya pelan.
"Issh, sakit!"
"Yaudah ayo buruan" ucap Ezra dan diikuti oleh Freya.
Jalanan kota pagi hari masih sepi, Ezra sengaja berangkat lebih cepat karena dia tau jika dia telat sedikit dia akan terjebak oleh kemacatan jalanan pagi.
"So gimana buat bimbel lu?" tanya Freya
"Masih jalan"
"Semakin hari kita semakin jarang bareng ya Zra" ucap Freya, tetapi tak ada jawaban dari lawan bicaranya
"Dan semenjak lu kenal Audri, lu jarang ngehabisin waktu bareng gua"
"Free, bukan gitu. Audri selalu pingin gua ada bareng sama dia, dia pergi kemana aja dia maunya sama gua" jawab Ezra
"Iya gua nggak papa kok, dia pantes dapat kebahagian dari orang yang dia sayang, ngga kaya gua" ucap Freya yang masih membendung air matanya
"Maksudnya?"
"Hah? Enggak, gak papa. Audri beruntung punya pacaran sebaik sahabatku ini" jawab Freya berbohong.
Freya benar-benar mengaku kalah oleh perasaan ini, bahkan untuk berbicara kepada Ezra terlalu sulit baginya.
Setelah beberapa menit perjalanan, mobil Ezra sudah berhenti dan mengambil tempat parkir yang tepat.
"Ayo turun" ucap Ezra dan diikuti oleh Freya
"Gua janji, lu bakal gua jemput" ucap Ezra sebelum melakukan salam perpisahan dengan Freya
"Beneran?" "iyaa, lu tunggu aja diparkiran kalau gua belum dateng" ucap Ezra dan dijawab anggukan oleh Freya.
Freya melangkah kakinya melewati beberapa ruangan disekolah, matanya tertuju pada salah satu kelas yang berada disebelah ruang musik. Freya berdiri didekat jendela dengan sesekali mengintip suasana kelas tersebut, sayang orang yang dia cari tidak dapat dia temukan dikelas itu.
"Nyari siapa Fre? Raffa? Dia nggak hadir hari ini" ucap Farel salah satu teman sekelas Raffa.
"Hah? Kenapa?" tanya Freya
"Nggak tau, katanya ada urusan tadi", Freya mengangguk pelan yang artinya mengerti
"Yaudah kalau gitu, gua duluan ya!!"
Freya berjalan menjauh dari lingkungan kelas Raffa, tak biasanya Raffa seperti ini. Bahkan selama Freya mengenal Raffa dia paling tidak suka jika ada yang absen.
*
-Raf, lu nggak kenapa-napa kan' ketik Freya pada salah satu nomor di ponsel nya, setelah beberapa menunggu tapi nihil tak ada jawaban dari Raffa.
21
24
25
26
28
30
Freya menghitung jarum jam sedari tadi, hingga waktu menentukan waktunya pulang.
-Zra, sorry ya gua pulang duluan, udah dijemput sama sopir- Ketik Freya, dia berbohong.
"Pak, ikuti alur jalan saya" ucap Freya kepada sopir grab tersebut. Setelah beberapa menit perjalanan Freya sudah sampai didepan rumah yang dia tuju.
"Makasih pak"
Freya perlahan memasang sidik jarinya didepan rumah tersebut, 'mumpung kemarin Raffa ngasih tau gua tentang sidik jari ini' batin Freya.
"Raf, lu nggak papa kan. Raffa!!Raffa lu dimana" triak Freya tapi tak ada jawaban dari orang yang sedari tadi namanya dia teriakkan.
Freya memutuskan untuk naik keatas, dia ingin melihat 'siapa tau Raffa dikamar' batinnya. Langkahnya terhenti tepat didepan kamar Raffa, dia perlahan membuka pintu kamar Raffa.
"Raffa, lu.."
Hellooo, welcome back to my story. So gimana? Ikuti terus kelanjutan cerita Delusion Of the Past, jadi? jangan lupa voto+coment+follow!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusion of The Past
Teenfikce-Masa lalu hanyalah hantu dibayang dan fikiran- Ezra -Semuanya datang dengan sendirinya, waktu yang membuatku nyaman- Freya -Cakup kamu duniaku- Raffa