Memasuki akhir tahun kegiatanku masih sama. Berjibaku dengan kesibukan sebagai manusia dari pagi sampai sore.
Dan sekarang, aku berakhir di sebuah tempat makan. Menunggu waktu petang dengan mengisi kegiatan di waktu senggang.
Menulis. Itulah yang sedang aku selami. Mengetik ribuan kata agar menjadi susunan kalimat yang cantik nan menawan untuk dibaca.
Seorang introvert sepertiku bisa apa, selain menyendiri? Berteman dengan setumpuk bacaan yang sudah menjadi duniaku. Bukannya tak mau bersosialisasi, tapi yah inilah aku.
"Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang laki-laki dengan kemeja berwarna navy.
Jariku yang tengah menari di atas keyboard terpaksa berhenti sejenak. Aku mengangkat wajah, lalu memberinya izin dengan anggukan kecil. Tanpa berkata-kata aku kembali ke duniaku. Melanjutkan aktivitas berimajinasi.
"Sendirian aja?" Tiba-tiba ia membuka suara, mencoba memecah keheningan di antara kami.
Lagi-lagi aku hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyum kecil seadanya.
Melihatku terkesan cuek kepadanya, ia kembali membuka suara. "Sibuk ya?" tanyanya lagi.
Sepertinya ia sedang mencoba membuka pembicaraan denganku. Melihat aku hanya sibuk dengan laptopku. Mungkinkah ia mencoba memecah kesunyian yang mulai merambat di meja kami? Atau ini sebuah aksi modus darinya, untuk menarik perhatianku?
"Iya," kataku datar. Ia menanggapi dengan bergumam tak jelas.
Setelahnya tak ada tanya-jawab lagi. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Ia juga mulai fokus dengan ponsel pintar miliknya.
Aku mulai berpikir, mengapa ia memilih duduk semeja denganku. Ternyata semua meja sudah penuh dengan para pengunjung. Kebanyakan, mereka di sini menghabiskan waktu bersama teman maupun pasangannya. Dan aku? Dengan laptop kesayanganku, sebelum ia datang membelah separuh perhatianku.