Kehidupan Jeon Jungkook berubah sembilan puluh derajat, ketika mendiang kakaknya, Jeon Namjoon menarik napas penghabisan akibat kecelakaan tragis yang menimpanya. Bukan hanya air mata yang berderai-derai, Pun Namjoon sempatkan inginkan sesuatu darinya. Namjoon tahu bahwasannya Jungkook tak bisa menolak permintaannya. Kendati, kakaknya tidak pernah meminta apa pun padanya. Mereka hanya hidup berdua ketika orang tua sudah lama tiada; Namjoon yang menopang semua ekonomi demi Jungkook yang masih kecil. Dengan perihal tersebutlah, Jungkook merasakan kehidupannya yang jungkir balik dengan apa yang sebelumnya ia impikan. Bahkan sebentar lagi, ia akan memeluk kebahagiaan.
“Jaga istriku, Jungkook. Jika perlu, gantikan aku, nikahi dia. Aku tidak bisa menemaninya lebih lama lagi.”
Jungkook saat itu menggeleng, disertai rasa gusar dan frustasi bercampur dalam benaknya. Bahkan untuk mengatakan sesuatu Jungkook bahkan tidak sempat, Kakaknya sudah terlanjur gugur. Meninggalkan semua kenangan dan amanat yang menjadi malapetaka untuk Jungkook. Seandainya Jungkook mengetahui takdir bahwa Kakaknya akan meninggal secepat ini, Jungkook lakukan sebuah cara agar hidupnya tidak berubah. Tapi, dia bukanlah Tuhan. Bagaimanapun penyesalan sudah tidak berarti. Hanya menyisakan ruang rindu yang tak akan pernah mati.
Setelah pernikahan yang dijalankannya berjalan secara tertutup karena sebuah alasan di gereja yang jauh dari kota, Jungkook kini menyetir mobilnya ke apartemen yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk ditinggali bersama istri barunya, yaitu Jung Hwayoung. Tak ada konversasi yang terlontar, ilusi Jungkook dan Hwayoung sudah jauh terbuang entah kemana. Mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Di tengah padatnya yang sudah mencapai jalanan kota, Jungkook sempatkan mampir untuk membelikan street food. Kalau-kalau mereka dalam keadaan lapar dan ingin makan sesuatu tapi tak sempat untuk bersinggah di tempatnya, karena mereka harus kembali ke kota besar, Seoul.
“Apakah masih jauh?”
Suara Hwayoung menginterupsi, hingga Jungkook tolehkan atensi, memandangnya sedetik lalu fokus memandang lurus ke depan kembali.
“Jika kau mengantuk, tidur saja. Perjalanan lumayan masih panjang.”
Hwayoung mengurai rambutnya yang sebelumnya dicepol ke atas, kemudian menutupi badannya dengan jas kasual yang sebelumnya ia lipat dan tersampir di tangan. Jungkook merasakan bahwa Hwayoung sedang mengirimkan sinyal melalui tatapan, karena birai manisnya tak melontarkan larik-larik bersuara, Jungkook mengembuskan napas merasa geli.
“Ada yang ingin kau tanyakan?”
Hwayoung merasa memerah ketika Jungkook menangkap basah dirinya yang sedang memandangi visual Jungkook dengan lama, karena berbagai pertanyaan mulai memenuhi pikirannya.
“Aku pikir, kau tak perlu melakukan hal ini.”
“Melakukan apa?”
Hwayoung berdeham sejenak. “Pernikahan ini.”
Jungkook tak lekas menjawab. Ia pun tak menginginkan hal itu, tapi karena satu-satunya permintaan Namjoon yang jika tak dituruti pun ia akan diliputi rasa bersalah. Karena tak bisa memenuhi permintaan terakhir kendati Jungkook bisa mengabaikan hal itu. Bagaimana pun pernikahan bukan sekedar pernikahan, karena pernikahan pun harus dilandasi dengan perasaan. Namun Jungkook akan mencoba menerimanya walau begitu sulit.
“Kau satu-satunya keluarga, dan yang bisa kulakukan hanya ini, untuk melindungimu. Setidaknya untuk kakakku.”
Hwayoung tersenyum tipis, lalu menunduk. “Aku hanya merasa ... kau merasa keberatan dengan ini. Hidup sendiri, mengenang kakakmu dalam hatiku saja sepertinya itu lebih baik.”
Jungkook diam, tak merespons. Ia kemudian menghentikan mobilnya di pesisir pantai. Hwayoung menolehkan kepala seperti orang bingung. Bertanya-tanya mengapa Jungkook membawanya kemari. Tapi melihat Jungkook membuka atap mobilnya, embusan dinginnya malam, mulai menghunus memori. Hwayoung melihat Jungkook menggelar tikar di depan mobil, kuriositas Hwayoung sebenarnya sejak ia melihat Jungkook turun di restoran, namun ia hanya diam. Setelahnya ia mengerti ketika dua kantong makanan cepat saji itu diletakkan di atas tikar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacred Promise isn't A Game
Fanfiction[AFFAIR SERIES #2] [Slow Update] Jung Hwayoung menikahi Jeon Jungkook bukan tanpa sebab. Yang ia sesali, bahwa pernikahannya yang kedua kali ini justru membuat ia merasa tersakiti lagi. Karena Jeon Jungkook yang mengkhianati. Padahal, pria itu yang...