05. not today

1.4K 172 32
                                    

Hwayoung merasa takjub ketika Jungkook ternyata menghargainya sampai seperti ini. Hwayoung tak mengira jika Jungkook akan memperlakukannya sebagai istrinya sungguhan kendati pria itu menikahinya hanya karena wasiat Namjoon, tak ada landasan cinta. Hwayoung tak sadar menitikkan air mata, membuat Jungkook terkejut dan panik. Karena ini bukan yang ia inginkan. Ini sangat di luar dugaan.

“K-kenapa kau menangis? Apa a-aku salah bicara?”

Hwayoung mengusap air matanya, dan menunduk sesaat. Lalu terkekeh pelan, dan berbisik pelan, "maaf." Baru ia menatap Jungkook dengan kedua matanya yang masih memerah. “Kita tidak pernah mengenal dengan akrab, tapi kau memperlakukanku dengan baik, Jungkook. Aku sangat terkesan denganmu sampai aku tidak sadar meneteskan air mata karena merasa sangat berharga.”

Jungkook tertegun. Binar mata berkaca-kaca Hwayoung membuat hatinya mencelos entah kenapa. Untuk hadiah kecil yang bahkan untuk orang lain mungkin tak bernilai, Hwayoung membuatnya menjadi seperti hadiah yang besar untuk hidupnya.

“Apa Namjoon hyung tidak pernah memberikanmu hadiah?” Pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut Jungkook. Hingga Hwayoung mematung beberapa saat, dan pria itu baru tersadar bahwa ia tak seharusnya menanyakan hal sensitif yang bukan urusannya. Itu masa lalu Hwayoung, dan akan selalu menjadi hak wanita itu untuk membicarakannya atau tidak.

Hwayoung menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

“Apa baru saja kau sedang meragukan kakakmu, Jungkook?” Hwayoung lalu menggeleng, tidak setuju namun tatapannya tak beralih sama sekali. “Aku menyimpan semua pemberiannya di suatu tempat. Agar aku tak mengingat-ingatnya lagi dan hanya kuanggap sebagai kenangan.” Pun ia menoleh dan memandang Jungkook dengan intens. “Aku merasa seperti itu karena aku berterima kasih karena kau menghargaiku.”

Jungkook merasa bersalah karena berprasangka buruk pada Kakaknya, apalagi di depan orang yang sudah hidup berdampingan bersamanya dengan lama. Jungkook mungkin salah mengartikan. Namun, melihat dari ekspresi Hwayoung yang sulit dibaca, ia tahu wanita itu menyembunyikan sesuatu. Mungkin, ada hubungannya mengapa Hwayoung tak pernah berhubungan intim dengan Namjoon. Mungkin saja. Dan untuk mengetahui hal itu, Jungkook akan memendamnya, sampai mereka memang sudah terbuka satu sama lain. Mereka kurang saling terbuka dalam komunikasi semenjak menikah kurang lebih hampir sebulan yang lalu.

“Maaf.” Jungkook mengusap pipi Hwayoung dengan lembut. Hwayoung memandang tangan itu yang merengkuh wajahnya untuk mendekat. “Lebih tepatnya aku minta maaf karena aku menyinggung hal yang tidak kuketahui. Kakak pasti akan marah padaku, jika aku meragukannya.”

Jungkook kemudian melepaskan tangannya dari wajah Hwayoung karena canggung, lalu segera beranjak seperti orang bingung. “Aku duluan ke kamar, ya.”

Hwayoung menahan tangan Jungkook, kepalanya mendongak untuk menatap Jungkook dengan tatapan sayunya. “Teman? Aku ingin berteman.”

Ne?”

“Kau ingin kita memulai hubungan dengan berteman kan? Ku rasa itu cukup bagus.”

Jungkook menggaruk kepalanya, merasa lupa sendiri jika ia mengatakan hal itu tadi. Karena diliputi rasa bersalah, ia jadi melupakan sesuatu yang ingin ia bicarakan. Tetap saja ya, kalau tidak sedang mengobrol ketika bercinta itu masih saja kaku. Ketika bercinta saja saling bersahutan mengejar kenikmatan.

“Oh, b-baiklah.” Jungkook tidak pernah seperti ini. Selalu berpikiran mesum, pendek dan membuatnya jadi bodoh.

“Terima kasih, untuk kalungnya. Aku akan menghargai apapun yang kau berikan.” Hwayoung melempar senyum. Walau bukan senyum lebar, Jungkook sedikit terpesona melihatnya. Pun ia tak menunggu lama, mengangguk untuk memberikan balasan pada Hwayoung sebelum ia pergi ke kamar. Menahan jantung yang meronta-ronta keluar dari sarangnya.

Sacred Promise isn't A GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang