04 - One (Not Really) Fine Sunday

292 37 12
                                    





Suhu udara tak benar-benar menghangat ketika matahari mulai naik. Tapi, itu lebih baik daripada udara malam tadi. Setidaknya sampai tiga atau empat bulan ke depan, Jungkook harus stand by dengan mesin penghangat dan termometer ruangan. Ia benci kedinginan dan tak mau rumahnya sama dinginnya dengan suhu di luar ruangan.

Ketika akhir pekan tiba, Jungkook biasanya akan pergi jogging keliling komplek rumah untuk sekadar memanaskan tubuhnya. Sesekali bahkan Hana juga ikut pergi. Mendaki bukit yang tak jauh dari rumahnya, saat masih di Jeju, dan bermain sebentar di taman yang tak jauh dari area komplek rumah.

Tak ada mobil, tak ada motor. Yang Jungkook naiki saat ini adalah sepeda lamanya. Bersama Hana yang juga tak mau kalah mengelilingi jalan dengan sepeda mereka masing-masing. Menyenangkan, bukan?

Jungkook menikmati setiap waktu yang dihabiskan bersama anak semata wayangnya. Hari Minggu adalah hari yang ditunggu bila Hana sudah bilang 'Ayah, besok Hana mau ikut Ayah jogging!'. Karena memang menyenangkan menghabiskan waktu libur bersama sang anak.

Senyum tak luput dari bibirnya. Tiap kali Hana memanggil untuk menunjukkan sesuatu yang ia dapatkan, setiap kali Hana berteriak ketika sesuatu yang ia suka muncul di depannya. Permen kapas atau twisted potato akan selalu dibawa pulang sebagai 'oleh-oleh' yang akan Hana sombongkan pada pengasuhnya, Bibi Han.

"Hana, istirahat dulu. Kita beli susu, ya?"

Perintah lembut itu ditanggapi si kecil dengan anggukan. Ekspresi manis yang ditunjukkan bisa membuat siapa saja ingin sekali mencubit pipi chubby-nya.

Dua sepeda yang berbeda ukuran itu terparkir rapi sementara para empunya sudah berlari masuk ke salah satu toko kelontong di seberang jalan. Bukan langsung membuka showcase, mereka malah membuka freezer es krim dan memasukkan kepala ke dalam sana. Memberi sensasi dingin yang cukup menyegarkan bersama aroma berbagai macam rasa es krim di dalamnya.

Anak dan ayah sama saja.

Jangan pikir Jungkook hanya akan mengajarkan hal-hal berkelas dan anggun. Sesuatu seperti memasukkan kepala ke dalam freezer atau menggoda anjing peliharaan tetangga juga tak jarang dilakukan sepasang ayah dan anak itu. Beruntung saja mereka tinggal di lingkungan yang ramah. Coba saja kalau pemilik toko dan pemilik anjing yang sering digoda itu tetangga menyebalkan. Itu akan berakhir berbeda saat ini.

"Ayah, Hana ingin es krim stroberi yang ini, boleh?" Tanya Hana sambil berjinjit. Berusaha meraih salah satu es krim stik di bagian yang sedikit sulit digapainya. Sementara Jungkook sudah membuka showcase untuk mengambil dua kotak susu.

"Boleh, sayang. Bisa mengambilnya?"

"Ung!"

Maka Jungkook juga tak bisa menolak. Ia sendiri jatuh pada pesona anaknya sendiri. Dalam artian, ia semakin menyayangi anaknya. Setiap hari, setiap saat.

Satu es krim stroberi pilihan Hana dan dua kotak susu mendarat di meja kasir. Dengan Hana yang kini memandang kasir toko itu dan menunjukkan cengirannya, seperti biasa.

"Satu es krim stroberi? Pasti pilihan Hana?" Wanita muda itu menebak dan terkekeh ketika mendapatkan ekspresi menggemaskan dari si bocah yang tengah berjinjit untuk mengintip angka di layar digital di dekatnya.

Ini baru minggu ketiga dan si kasir toko sudah tahu apa yang disukai gadis kecil itu. Lokasi toko yang tak begitu jauh dari komplek perumahan tempat tinggal Jungkook sekaligus akses lalu-lalang pengasuh Hana, Bibi Han, tiap kali harus pergi ke pasar menjadikan gadis kecil berdarah Jeon itu sudah cukup dikenal. Apalagi tak jarang Hana ikut dengan Bibi Han pergi.

Ripped Pages - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang