06 - Hana's Dream

229 28 7
                                    





Anak kecil yang berlarian riang gembira menjadi pemandangan yang menyenangkan bagi seorang Jeon Jungkook. Apalagi kalau yang ia lihat adalah anaknya sendiri. Bermain ayunan, jungkat-jungkit, lalu berpindah ke perosotan.

Waktu yang tepat untuk mengajak anak gadis itu berjalan-jalan dan bermain. Sedikit waktu luang membuat Jungkook benar-benar memanfaatkan setiap waktunya bersama sang anak. Pun kebetulan membuat janji dengan Jisoo, teman lama sekaligus guru Hana. Katanya, ada yang ingin dibicarakan tentang perkembangan Hana di sekolah. Kalau soal itu, Jungkook takkan menolak juga. Ia akan menyempatkan waktu untuk mengetahui setiap perkembangan anaknya di sekolah.

"Hana-ya, hati-hati."

Jungkook refleks berseru ketika netranya menangkap bayangan Hana yang tersandung pembatas kotak pasir di sana dan hampir terjatuh. Ya, hampir. Gadis itu rupanya bisa mempertahankan keseimbangan dengan baik sampai bisa tak terjatuh.

Sementara si puan mungil itu hanya menunjukkan cengiran dan kembali berlari menuju perosotan bersama teman-teman sebayanya. Anak itu mudah berteman dengan siapa pun, walau Jungkook akui terkadang ia sedikit pemalu ketika bertemu dengan orang asing.

Di tangan Jungkook kini terdapat satu kantong plastik kecil berisi beberapa botol susu pisang dan sosis siap makan. Dua hal yang tak pernah dilewatkan Jungkook kalau sedang mengasuh Hana sementara Bibi Han sibuk membersihkan rumah.

Jangan lihat penampilan Jungkook saat ini. Sebab itu jauh dari kesan berwibawa, bahkan sangat berbalik dengan penampilannya kala mengantar Hana di hari pertama.

Tidak ada acara pakai setelan jas dengan kemeja putih berdasi hitam dan sepatu kulit. Hanya ada Jungkook dengan setelan baju training berwarna abu-abu dan slipper hijau. Sangat tidak modis.

Beruntung saja Hana tak pernah protes dengan penampilan ayahnya yang satu ini. Ya, gadis itu hanya akan protes kalau ayahnya berani menggunakan celana pendek berwarna kuning dengan gambar karakter Spongebob ke luar rumah. Pakai training jauh lebih baik daripada celana kuning itu.

Diam-diam, Jungkook mengabdikan Hana dalam kamera ponselnya. Merekam video singkat ketika anak itu berlari menaiki perosotan dan tertawa dengan temannya. Ia akan membagikan itu di akun sosial media nanti. Hana adalah sumber dari kesombongannya.

"Kau lebih terlihat seperti penculik anak dibanding seorang ayah, Tuan Jeon." Celetukan Jisoo membuat Jungkook menolehkan kepalanya. Sedikit ia menengadah dan mendapati Jisoo dalam balutan baju training yang sama.

"Dan kau adalah anak buah penculik anak, begitu?"

Keduanya sama-sama terkekeh, menertawakan pakaian masing-masing yang jauh dari kata rapi. Tak menggambarkan profesi mereka di hari kerja. Siapa yang bisa menebak Jungkook adalah seorang CEO perusahaan distribusi pakaian branded kalau ia sendiri hanya menggunakan baju training dan slipper? Dan siapa yang menyangka kalau Jisoo adalah guru taman kanak-kanak kalau penampilannya tak jauh beda dengan Jungkook saat ini? Berikan Hana ketabahan karena dikelilingi oleh orang dewasa seperti ayah dan gurunya.

Keduanya duduk berdampingan, memperhatikan Hana dari jauh. "Bagaimana Hana di sekolahnya? Apa ia membuat masalah?"

Satu pukulan mendarat pada kepala Jungkook. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jisoo. Sebagai guru dari Hana, ia tentu tak terima kalau anak muridnya diduga sebagai seorang pembuat masalah. Anak semanis Hana mana bisa membuat masalah.

Ah, ada! Membuat hati orang-orang bergetar karena gemas melihat Hana.

Kuasanya terulur, bermaksud meminta satu botol susu pisang yang sebelumnya sudah dipesan Jisoo di ruang obrolan. Ia tak mau bicara sebelum pesanannya diterima.

Ripped Pages - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang