Ft. Shuhua and other
Kehancuran dan kematian datang tanpa salam merusak ketenangan hingga mengakibatkan perpecahan.
Dendam, ego, harta, kekuasaan.
Siapa yang akan bertahan?
Atau semuanya akan mati secara perlahan?
~Cerita ini murni imajinasi saya se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau diem diem bae ayok gelud -Arjuna Prayogi-
~~~
Aku percaya takdir Tapi takdir tanpa alasan bukankah hal yang tidak wajar
👑
Minggu, 26 April salah satu siswa di AE dengan inisial K ditemukan terkapar tak bernyawa di tengah lapangan.
Semua siswa dan siswi AE berbondong bondong melihat benda pipih yang berada pada dinding atas setiap lorong. Semacam televisi, tanpa antena dan bisa bekerja layaknya hp. Tebalnya setipis kertas, namun jangan ragukan kecangihannya.
Gadis dengan nama panjang Sadrina Aulia itu menatap kosong ke arah benda pipih itu.
Banyak pertanyaan yang muncul dibenak gadis yang kerap dipanggil Sadrina.
Tengah asik melamun dalam dunianya tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya "Na,"kata Syalia— putri mahkota dari Kerajaan Keabadian.
Syalia—sahabat Sadrina sejak mereka dipertemukan di AE. Padahal Syalia dan dirinya berbeda. Syalia dari golongan bangsawan dan dia entah dari mana. Sadrina tidak bisa dikatakan dari rakyat biasa karena orang tuanya mempunyai perusahaan minyak bumi terbesar se-Aliera dan mempunyai tanah kerajaan.
Dia lantas berbalik menghadap Syalia atau kerap disapa dengan sebutan Lia "Kenapa li?"tanyanya.
"Na itu kenapa dia bisa meninggal ya?"tanya Lia kepada Sadrina. Sadrina tidak banyak merespon, dia hanya mengedikkan bahu, sama sama bingung dengan kejadian itu.
Apalagi kemarin Sadrina menelponkan ambulance untuk Naya. Dipikirannya tidak terlintas bahwa Naya pergi secepat itu. Dia hanya berpikir mungkin Naya kelelahan atau mempunyai penyakit lain.
Benda pipih yang tertempel di dinding itu kembali memunculkan berita.
Ditemukan oleh teman almarhumah di genggaman tangannya sebuah korek elektrik dan surat yang bertuliskan 'Mati atau kau hidup dengan sengsara' dan dibawahnya terdapat cap Kebangsaan Aliera.
Seolah waktu berhenti berdetak. Semua pasang mata menatap intens layar itu dengan keterkejutan yang diluar nalar.
Bagaimana bisa?
Cap Kebangsaan Aliera hanya bisa didapatkan dengan melalui beberapa cara yang sangat sulit. Dan pastinya bukan untuk hal seperti ini. Cap Kebangsaan Aliera hanya untuk kepentingan kepentingan yang sangat amat penting. Bukan untuk urusan mengancam orang, apalagi untuk kejahatan.
Aliera—atau orang luar menyebutnya bangsa teknologi, karena Aliera adalah suatu negara yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata rata dengan teknologi yang sudah maju dan berkembang pesat.