Ruang hampaHallo aku balikks
JANGAN LUPA KOMEN YA MANCEMAN :)
•ENJOY THE STORY•
👑
"Boleh juga tuh, gimana kalau tarung sama gue."
Mereka bertiga—Sadrina, Hyunjin, Leeteuk kompak menoleh ke sumber suara.
Pemuda itu melangkahkan kakinya mendekati mereka, lebih tepatnya ke arah Sadrina.
Pandangan mereka bertemu. Diantara mereka tak ada yang melepaskan kontak mata lebih dulu.
Tatapan itu.
Tatapan yang Sadrina jumpai beberapa hari lalu.
Tatapan yang kemarin mengisyaratkan kesedihan.
Dan sekarang di dalam pandangan itu hanya tersisa kobaran api yang kapan saja akan membakar siapapun yang membuatnya meledak.
Sadrina memincingkan mata, melihat pemuda itu dari bawah hingga atas.
Tak ada yang berbeda. Kecuali auranya.Lebih menyeramkan dan mematikan.
Sadrina mengalihkan perhatian kepada Leeteuk, pandangannya seperti meminta persetujuan.
Leeteuk menganguk kecil mempersilahkan dua anak didiknya bertarung di tengah lapangan.
Sementara Hyunjin hanya menepi dengan mulut masih ternganga tak percaya.
Sekarang di tengah lapangan itu, mereka saling berhadapan, dengan tatapan sinis yang dilemparkan satu sama lain.
"Apakah kau siap pangeran?"tanya Sadrina.
"Of course."
Pemuda itu maju, menyerang secara brutal tanpa memberikan sedikit celah bagi Sadrina.
Sadrina sibuk menepis pedang lawannya itu.
Setelah dirasa ada celah Sadrina menyerang balik dengan tak kalah brutal.
Mereka sangat lihai dalam memainkan pedang. Terbukti dari beberapa menit yang lalu tidak ada yang benar benar kalah. Mungkin hanya terhuyung sedikit kebelakang lalu kembali menyerang.
Pertahanan mereka sama sama kuat, tak tik yang mereka gunakan juga cukup rumit.
15 menit berlalu tanpa ada yang menyerah ataupun kalah.
Sadrina memperlihatkan beragam tak tik menggunakan pedang yang selama ini ia pelajari. Membuat pemuda itu terkesima sesaat. Ketika itu pula Sadrina memperpendek jarak mereka berniat mengakhiri petarungan ini.
Sadrina mengayunkan pedangnya membuat pemuda itu sedikit terkejut dan pertahanannya oleng. Ia jatuh kebelakang.
"Arghh."
Pemuda itu bangkit lalu mengeluarkan berbagai macam penyerangan yang lebih mengerikan.
Sadrina memberikan perlawanan. Namun tidak lama pertahanannya runtuh.
Kakiknya di tendang oleh sang lawan membuat Sadrina jatuh, pedangnya terhempas.
Lalu pemuda itu maju dengan seriangan di bibirnya. Mengayunkan pedang dengan tinggi.
Euforia di sekitar menjadi berubah.
Ini bukan aura seorang petarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REAL QUEEN | Huang Renjun
FanfictionFt. Shuhua and other Kehancuran dan kematian datang tanpa salam merusak ketenangan hingga mengakibatkan perpecahan. Dendam, ego, harta, kekuasaan. Siapa yang akan bertahan? Atau semuanya akan mati secara perlahan? ~Cerita ini murni imajinasi saya se...