06| Belive lies

194 32 2
                                    


Ruang hampa

Menyibak sebuah kebohongan bukanlah hal yang sulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyibak sebuah kebohongan bukanlah hal yang sulit. Yang sulit itu jika kau terlalu percaya hingga kau tidak mempercayai guratan kebohongan itu sendiri.

👑

"Jadi sekarang rencana lo apa?"gadis berambut hitam legam itu sudah duduk di dalam mobil lengkap dengan masker. Oh tentu saja mereka menggunakan masker, media di negara ini sangat haus gosip, bisa bisa mereka terekspos dan beritanya macam macam, sedang kencan misalnya.

Hari weekend seperti ini Renjun tiba tiba datang ke rumah Sadrina dan mengajaknya memulai rencana. Entah tau dari mana alamat rumah Sadrina tiba tiba aja pagi pagi sudah di depan gerbang sambil memencet bel. Ah lupa, dia kan pangeran yang bisa melakukan apapun, karena koneksinya banyak.

Untung saja Kakak Sadrina ada urusan di luar jadi dia sendiri di rumah.

"Gue butuh bukti,"kata Renjun to the point sambil memegangi setir.

Sadrina tampak berfikir "Terakhir kali sama Naya, dia ada tanda tanda apa gitu?"tanya Sadrina.

Renjun kembali mengingat, raut wajahnya berubah menjadi sendu dan Sadrina tau itu "Ga ada, semua berjalan seperti biasanya."

"Eh bentar gue nemuin korek sama kertas itu seperti apa yang lo lihat di berita sih,"kata Renjun.

"Yaudah ayo sekarang ke kantor penyelidikan minta semua barang bukti tanpa terkecuali,"kata Sadrina.

"Bentar tapi kayaknya ga boleh, soalnya kita ga ada alasan buat ngambil itu semua,"kata Renjun.

Sadrina tersenyum "Mana Renjun yang nekat?"kata Sadrina dan berhasil membuat Renjun tertegun.





Renjun akhirnya menjalankan mobil menuju kantor kepolisian dengan kecepatan standar. Keduanya sama sama diam tidak ada yang berminat membuka suara.






Lagu kamu dan kenangan mengalun, memenuhi gendang telinga mereka.

Tangan Renjun tampak gemetar dan berusaha mengeratkan pegangannya ke stir. Renjun tak sekuat itu, dia hanya berucap bahwa Yogi dan perasaannya telah mati, tetapi nyatanya hanya omong kosong belaka.

"Lo kenal Naya berapa lama?"Sadrina akhirnya membuka suara.

"Mmm.... lumayan lama,"Renjun membalas dengan nada pelan dan masih fokus menyetir, sebenarnya sejak tadi ia tak fokus namun, mencoba agar tetap fokus dan tak melukai siapapun.

THE REAL QUEEN | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang