Aku pun langsung masuk mobil Arvin tanpa ingin menjawab ucapan Arvin tadi. Terlanjur malas dan ngantuk. Ingatkan aku untuk jangan tidur didepan Arvin! Aku takut dia marah cara gara aku marathon drakor.
Setelah mobil Arvin berjalan. Keadaan mobil hening. Aku semakin ngantuk dan tiba-tiba saja aku sudah terlelap. Sampai tiba tiba suara Arvin mengagetkanku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Tidur jam berapa?" Aku sebenarnya tau dengan apa yang arvi. Katakan. Tapi aku pura pura ga tau.
"Maksutnya apa si?" Tanyaku dengan suara yang gugup
"Ga usah pura pura ga tau. Aku tau kamu. Tidur jam berapa!" Tanya Arvin dengan suara yang terkesan dingin dan pandangan tajam menatap ke depan.
Jujur aku takut kalau harus berurusan sama Arvin. Dia pasti ngancam tentang posisi kerja papaku yang ada di perusahaannya dan aku ga mau buat papa susah.
"Arv. Maaf. Lain kali aku ga akan ngelakuin itu lagi" ucapku memelas
"Aku ga butuh jawaban kayak gitu. Aku tanya kamu tidur jam berapa" ucap Arvin dengan nada sedikit tinggi dari sebelumnya.
"Jam.. 3. Tapi aku janji ga akan ngelakuinnya lagi arv. Bener deh"ucap ku dengan suara semakin melemah .
Tak ada jawaban dari Arvin. Aku menoleh ke arah Arvin. Dia tetap menatap ke depan dengan tatapan tajam. Urat tangan yang sedikit terlihat karena memegang setir mobil dengan kuat . Aku tau dia marah. Tapi kenapa sampai segitunya? Aku rasa aku ga ada buat salah lagi.
Dari pada bosan. Aku mengambil handphone yang ada di Sling bag ku. Dan bodohnya aku baru sadar kalo baterai handphone habis lupa aku cas. Padahal kemarin aku lihat drakor pakai laptop harusnya aku cas aja tapi aku lupa. Dan ga buka handphone lagi dari kemaren sore.
Aku bingung. Keadaan semakin hening. Aku takut memulai obrolan dengan Arvin . Bingung mau melakukan apa aku pun memilih melihat jalan daripada melihat Arvin .
Tidak beberapa lama kita sampai di mall? Untuk apa Arvin mengajak aku ke mall?
Arvin pun langsung meninggalkan ku sendirian dimobil. Aku pun langsung mengikutinya dibelakang. Tidak berapa lama sampai ditoko handphone? Setauku Arvin baru beli handphone Minggu lalu .
Aku pun mengikutinya masuk kedalam toko handphone yang terkenal itu. Aku menatap Arvin bingung. Untuk apa mengajakku kesini?
"Pilih yang kamu mau" ucap Arvin dengan nada dingin dan datar
"Apa?buat apa?" Tanyaku pada Arvin
"Saya mau handphone keluaran terbaru disini" ucap Arvin tetap dengan nada datar pada pelayan toko
"Arv?buat apa? Handphone yang kamu kasih waktu acara lamaran kita Masi bagus.malah bagus banget" ucapku dengan nada lemah
Aku bingung, untuk apa Arvin membelikanku handphone lagi? Padahal yang kemarin saja masih bagus.
Aku lihat Arvin tidak mendengarkan ku. Dia langsung pergi ketempat handphone keluaran terbaru tanpa memperdulikan aku.
"Saya mau handphone yang ini. Dan juga kartu unlimited" ucap Arvin
Arvin pun langsung membayar handphone itu ke kasir. Aku diam ditempat bingung harus apa. Lalu tiba tiba Arvin datang dan memberikan aku handphone yang baru dibelinya.
"Arv sumpah aku ga butuh handphone. Lagian kalo punyaku rusak pasti aku beli sendiri. Kamu ga perlu repot repot gini. Aku ga enak sama kamu"ucapku melemah. Berharap Arvin mengerti.
"Aku belikan itu supaya kamu balas chatku" ucap arvin datar
"Aku balas chatmu kok.jadi ga perlu lah beli gini lagi"ucapku
"Kalo kamu balas chat ku. Terus kemarin apa ha? Aku chat kamu bahkan aku telepon kamu tapi apa? Ga ada balasan sama sekali. Dan apa tadi aku denger kamu tidur jam 3 pagi tapi ga ada satupun pesanku yang kamu balas ta. Sebegitu ga pentingnya aku buat kamu ?" Ucap Arvin tetap dengan nada datarnya
"Arv kamu salah faham. Aku ga ada niat gitu. Sumpah baterai handphone ku habis aku lupa nge cas nya. Kemarin aku terlalu asik nonton drama. Aku janji aku akan selalu prioritaskan kamu. Maaf arv" ucapku dengan mata yang berkaca kaca
Arvin tetap enggan menatapku dan langsung pergi keparkiran begitu aja. Aku mengikutinya dari belakang. Sesampainya diparkiran aku langsung masuk ke mobil.
Hening. Itulah yang aku rasakan dimobil ini. Tak berapa lama mobilpun sampai dirumahku. Aku bingung bukannya tadi dia mau ngajak aku jalan jalan?
"Kok balik lagi arv?" Tanyaku pelan
"Turun" ucap Arvin cuek
Aku bingung. Aku ingin nangis tapi malu . Aku bingung harus berbuat apa. Aku masih memegang handphone yang baru saja dibelikannya.
Dengan segala kekuatan aku mulai menatap Arvin. Aku menaruh handphone itu di dashboard mobil Arvin.
"Ini handphone nya. Maaf aku ga bisa Nerima. Ini mahal aku ga berhak Nerima itu karna kamu udah beliin aku handphone yang masih bagus. Maaf udah buat kamu marah hari ini. Aku janji ga akan ngelakuin ini lagi. Aku sayang kamu" ucapku sambil mencium pipi Arvin
Aku diam. Tak ada balasan dari Arvin. Aku menghela nafas pelan dan langsung turun dari mobil.
Baru saja pintu aku tutup, mobil Arvin sudah melaju dengan cepatnya
Sabar taaaaa!!!!! Akupun memilih masuk kedalam rumah dan mengecas handphone ku. Aku penasaran apa saja yang Arvin kirimkan kemarin
Begitu handphone nyala semua notifikasi muncul.
Notifikasi
196 pesan dari Arvinqu tayang❤️
108 panggilan suara tak terjawab dari Arvinqu tayang❤️
46 panggilan Vidio tak terjawab dari Arvinqu tayang❤️Aku menghela nafas panjang. Oke aku salah sekarang. Mungkin besok aku akan kerumah Arvin dan minta maaf langsung kedia.
Ihiy hari ini up 2 part😍 semoga besok dan seterusnya juga de ya😂doain aku supaya mood nulis ya guys ❤️
Yuk biar aku semangat vote dan juga follow akun wattpad ku ya.❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive fiance
Teen Fiction~On Going~ (update setiap hari RABU) Pernah high rank🎗️🏆🎖️ #1 Pemaksa #1 Bebytsabina #1 Thalita #3 Otoriter #6 Arvin #7 Overprotektive #12 Rich man "gimana rasanya punya pacar yang super duper possessive ?? semuanya serba diatur . dar...