Thalita POV-
Pukul 11 siang kelasku sudah selesai. Aku masih diam menyendiri didalam kelas. Memikirkan bagaimana jika Arvin tau kalau aku dan Arkan tadi berangkat kampus bersama. Bukan apa apa. Aku tau koneksi Arvin. Dia pasti dengan mudah bisa mengetahui hal itu.
30 menit diam menyendiri didalam kelas, akupun memilih untuk ke kantor Arvin sebelum dia curiga. Aku memilih menggunakan taksi online untuk ke kantor Arvin.
20 menit menunggu taksi pesananku dan butuh 30 menit untuk sampai di kantor Arvin.
Aku langsung menuju lantai 30, ruangan Arvin berada. Sampai dilantai itu aku melihat Dimas, sekretaris Arvin.
"Permisi" ucapku sopan
"Oh Nona Thalita. Silahkan masuk anda sudah ditunggu oleh tuan Arvin" ucapnya sopan
"Terimakasih Dimas" ucapku lalu pergi
Ceklek
Ketikaa aku membuka pintu ruangan Arvin, hal pertama yang aku lihat dia tampak sibuk dengan berkas berkas didepannya. Dengan kaca mata dan dasi yang sudah acak acakan. Arvin masih belum menyadari keberadaan ku. Aku pun memilih mendekatinya.
"SUDAH SAYA BILANG-" ucapan Arvin terputus saat melihatku
"Sayang?" Ucapnya melemas
Aku berjalan kearahnya lalu memeluknya
"Kamu kenapa?keliatannya kaku banget aku perhatiin" tanyaku sambil melepaskan pelukannya
"Nope. Hanya ada masalah sedikit" ucapnya
"Um. Kamu kayaknya sibuk. Makan siang disini aja gimana? Pesen online" saranku
"Boleh. Maaf ya aku ga bisa pergi keluar. Kerjaan lagi numpuk banget" ucap Arvin
"It's oke. Next time kan bisa" ucapku meyainkannya
"Aku nyelesaiin ini dulu ya. Kamu duduk aja disofa itu dulu"ucap Arvin
"Oke aku pesen makan ya. Kamu mau apa?" Tanyaku
"Apa aja asal jangan junk food. Inget! Kamu juga ga boleh" ujar Arvin
" Ish. Iya iya" ucapku malas sambil berjalan ke arah sofa. Aku sibuk memilih makanan yang ada diaplikasi pesan makan online.
Tok tok tok!
Aku melihat ke arah pintu yang terketuk. Tiba tiba suara Arvin mengagetkanku
"Masuk" ucap Arvin
"Permisi tuan . Saya mengirim makanan pesanan atas nama nona Thalita" ucapnya sopan
"Ya letakkan saja dimeja itu, pembayarannya urus dimeja depan bersama sekretaris saya" ucap Arvin datar
Ternyata petugas katering yang datang. Petugas katering itu berjalan kearahku dan meletakkan makanan pesananku ke meja yang ada di hadapanku.
"Baik. Saya permisi tuan. Terimakasih"ucapnya lalu pergi keluar ruangan kerja Arvin.
Arvin berjalan kearahku dan duduk di sebelahku. Aku mulai membuka makanan yang sudah aku pesan. Aku memberikan makanan untuk Arvin.
"Yang ini buat kamu" ucapku
"Makasih sayang"ucap Arvin sambil menerima makanan yang aku beri
Kita mulai makan dalam diam, sampai tiba tiba Arvin bertanya,
"Tadi ke kampus dianter siapa?"tanya Arvin santai
Uhuk uhuk uhuk!
Aku tersedak mendengar pertanyaan dari Arvin. Aku bingung harus jujur atau berbohong. Dan tiba tiba mulutku reflek mengeluarkan kata ,
"Aku naik taksi online. Iya naik taksi. Soalnya ya gitu lah pokoknya naik taksi online"ucapku gugup.
Aku berharap Arvin ga tau kalau aku berbohong. Aku tidak berani menatap matanya dan aku lebih memfokuskan menatap makananku.
"Kamu kenapa gugup gitu? Aku kan cuma tanya aja. Kamu bohong ya?" Tanya Arvin datar
"Ya enggak lah arv. Mana berani aku bohong sama kamu" ucapku tetap tidak berani menatap Arvin
"Oh" balas Arvin singkat dan langsung pergi ke meja kerjanya .
Aku menatap Arvin heran. Apa Arvin tau??.
Arvi berjalan ke arahku sambil membawa ponselnya. Setelah sampai dihadapan ku Arvin melempar ponselnya disofa tempatku duduk.Aku menatapnya bingung.
"Kenapa sih arv. Kok kamu jadi ga jelas gini" ucapku sambil mengambil ponsel Arvin disebelahku. Aku Sangat sangat terkejut dengan apa yang aku lihat diponsel Arvin.
Disitu ada aku dan Arkan yang sedang mengobrol tadi pagi didepan mobil Arkan. Dan juga ada fotoku saat aku memasuki mobil Arkan.
Aku menatap Arvin dengan tatapan penuh penyesalan. Aku berharap Arvin ga akan marah tentang ini.
"Ini yang kamu bilang berangkat naik tadi online?tadinya aku cuma mau mancing kamu aja , kamu jujur apa engga ke aku. Ternyata engga. kalau antara kamu dan dia ga ada apa apa, harusnya kamu bisa jujur dong?buat apa ditutup tutupi gini?"ucap Arvin datar
Aku berdiri dan menggenggam tangan Arvin.
"Arv please aku bisa jelasin. Aku sama dia bener bener ga ada apa apa. Tolong ngertiin aku arv " ucapku memelas
Arvin melepaskan genggamanku dari tangannya.
"Kayaknya mending kamu pulang aja dulu. Aku udah suruh sopir kantor buat nganter kamu. Sorry ga bisa nganter. Aku takut ga bisa nahan emosiku " ucap Arvin datar
"Sayang ga gini. Kita harus selesain masalah ini. Aku ga mau kita gini"ucapku
"Udahlah tha. Mending kamu pulang. Aku perlu ketenangan. Lihat kamu yang udah berani bohong ke aku bikin aku mikir yang engga engga tentang kamu" ucap Arvin.
Arvin melangkah menuju meja kerjanya. Aku menatapnya lemah. Aku mengambil tas disofa dan melangkah ke arah pintu keluar. Sebelum keluar aku menatap Arvin yang menyibukkan dirinya dengan laptop didepannya.
"Maaf . Aku pulang dulu" ucapku lalu melangkah keluar ruangan Arvin.
___-______-_________-___
Curhatan author!
Guys sedih deh. Yang baca banyak tapi yg vote sedikit banget😭😭aku juga lama lama ga semangat nulisnya 😖 yuk vote yuk . Komen juga ya. Mungkin cerita ini bosenin banget jadi aku minta kritik dan saran dari kalian. Tingkiu 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive fiance
Teen Fiction~On Going~ (update setiap hari RABU) Pernah high rank🎗️🏆🎖️ #1 Pemaksa #1 Bebytsabina #1 Thalita #3 Otoriter #6 Arvin #7 Overprotektive #12 Rich man "gimana rasanya punya pacar yang super duper possessive ?? semuanya serba diatur . dar...