Bel sekolah berbunyi dua menit yang lalu namun briant dan seila tertahan di depan gerbang sekolah .karena hujan mengguyur dengan deras nya.
Terlihat wajah seila yang begitu antusias.ia sangat menyukai hujan .di tambah lagi namanya yang menyangkut tentang hujan.yaitu seila rain queen karena dulu riska ibu nya ngidam hujan hujanan di bulan kemarau.dan bertepatan saat melahir kan seila juga tengah hujan.
Itulah asal muasal nama seila rain queen.
Dengan wajah sumringah ia mengajak briant untuk hujan hujanan."adas ayo main hujan hujanan!"ajak nya begitu antusias.
"Tapi ayah bilang kita bisa sakit"tolak briant halus.membuat seila cemberut seketika.kecewa.briant yang tak ingin melihat nya bersedih segera meralat perkataan nya.
"Tapi kan ayah gak ada ayo kita main hujan hujanan."ralat nya.tentu saja langsung di sambut dengan sorakan.
Seila begitu menikmati tiap tetes hujan yang menerpa wajah nya yang polos.Namun tidak bagi briant setiap kali hujan datang menerpa selalu saja teringat dengan masa lalu nya yang kelam.
Bayangan tentang ibunya yang tertabrak mobil saat menjemputnya di tengah hujan kembali memenuhi ingatan nya.
"Kamu kenapa?"tanya seila karena menyadari dia hanya melamun.briant menggeleng."kamu nangis?"tanya seila selanjut nya."nggak, aku gak nangis kok,ini cuma air hujan yang jatuh kemata aku,iya gi-gitu jadi perih deh"ucap briant jelas berbohong.
"Aku tau mana hujan mana tangisan" kata seila mantap."adas kamu kenapa?" Tanya seila semakin khawatir dengan briant yang tetus terdiam.
Tin tin
Suara klakson mobil menyadar kan keduanya.briant sangat bersyukur karena pak dudi datang di waktu yang tepat.
"Seila aku pulang duluan ya.jumpa lagi besok ,sei."ucap briant dan langsung masuk ke dalam mobil nya tanpa menoleh kebelakang.
Seila hanya diam menyaksikan briant pergi begitu saja.entah kenapa ia merasakan rasa sedih karena tak bisa berbagi cerita dengan nya.rasanya tak adil ketika ia bersedih ia selalu ada untuk nya.dan disaat sebaliknya ia selalu menjauh tak ingim siapa pun tau masalah nya.curang!
..........
Tak lama dari kepergian briant,riska pun datang menjemput dengan sebuah payung di tangan."seila ayo pulang,nak!" seru riska dari ambang gerbang sekolah yang paling luar.
Seila langsung berbinar.dengan cepat ia menghampiri."kebiasaan ya main hujan hujanan terus"ucap riska gemas yang tak tahan jika melihat air jatuh ke bumi.
Sedangkan seila hanya nyengir kuda menampilkan deretan gigi pepsodent nya."ayo pulang!"ajak riska selanjutnya.
mereka pun berjalan beriringan .namun tetap saja seila enggan berteduh di bawah payung bersama ibunya.
Sedangkan riska hanya mengulum senyum melihat tinggkah anaknya yang begitu riang berjingkrak jingkrak di atas genangan air.
.............
Namun di belahan bumi yang berbeda. Ada seorang bocah kecil yang tetus saja menunduk terisak menangis di dalam mobil nya.
Pak dudi yang melihat anak majikan nya yang terus menangis di belakang nya lewat kaca spion yang ada di atas nya ,semakin iba kepadanya.
Setelah sampai di rumah nya .ia segera berlari menuju kamar nya.bi ita yang melihat kejadian itu segera menghampiri kamar nya.mengetuk pintu untuk sekedar mengingat kan segera ganti pakaian atau ia akan jatuh sakit karena masuk angin.sisanya ia tak bisa melakukan lebih.
Melihat nya yang masih terpuruk karena baru saja kehilangan bundanya. membuat bi ita bingung ,entah cara apa yang ampuh untuk menghibur tuan mudanya itu.
"Bunda jahat! kenapa ninggalin briant !" isak nya semakin menjadi."bunda ,briant kangen sama bunda"isak nya lagi. dengan memeluk dirinya sendiri , matanya terus membanjiri pipinya hingga membentuk aliran sungai yang tak beraturan.
.............
"Aduh..hujan nya lebat sekali.kok briant belum pulang juga."gumamnya khawatir sambil terus melirik ke arah arloji yang melilit indah di tangan nya.
Kekhawatiran terus menggunung,tak ada piliha lain.wita pun segera meraih pintu dan pergi ketaman di mana anak nya meminta izin bermain tadi siang .
....
Sedangkan ditaman mereka tengah berjingkrak jingkrak menyambut hujan dengan gembira nya.
Mereka begitu ceria bermain genangan air yang di timbulkan oleh ribuan rintik hujan.briant memang senang melakukan hal itu bersama teman teman nya.tak peduli lbu nya akan memarahi nya karena ia bisa saja jatuh sakit.
"Briant ayo pulang!"seru wita dari seberang. benar dugaan nya pasti ibu nya akan menjemput dirinya.
Ia tidak bisa membantah ibu nya ia pun menurut."iya bun"jawab briant sambil melangkah menuju ibunya yang di seberang jalan.
Wita juga menghampiri anak nya untuk segera melindunginya dari hujan.kabut yang di sebabkan oleh lebat nya hujan membuat pandangan terbatas.
Mungkin ini yang di inginkan oleh sang sutradara terhebat sejagat raya.baru saja wita turun dari trotoar dan hendak menghampiri briant.tiba tiba saja sebuah mobil muncul dari arah samping.hingga akhirnya bemper mobil mencium tubuh nya hingga terpental.
Briant yang menyaksikan itu hanya diam mematung."BUNDA!!"teriak briant histeris.matanya terasa ngilu melihat darah yang mengalir dari kepala dan hidung wita.
Seketika banyak orang yang menggerubungi bundanya.sedangkan briant hanya terisak meratapi bundanya yang tak mau membuka matanya.
...........
Kenangan itu terus saja menghantuinya. Bah kaset rusak yang sama sekali tidak ingin ia putar terus saja muncul di relung ingatannya.
Lagi lagi tangis nya tumpah ruah.ia hanya meringkuk di atas kasur nya sendirian.hingga terdengar sebuah bel rumah yang menggema seisi rumah.
Dengan cepat ia mengghampiri asal suara.ia mendapati ayah nyayang baru saja datang dari tempat nya berkerja.
"Ayah...!!"panggil briantseraya berlarian menghampirinya.jelas itu membuat angga terkejut karena kini hari sudah malam.
"Lho jam segini kamu belum tidur?"kaget ayah nya mengingat sekarang pukul 10 malam.briant menggeleng "ayah aku kangen-sa-sama bun-bunda"ucap mya kemudian dan kembali menangis.
Angga jongkok untuk menyetarakan tinggi nya.ia mengelus rambut nya lembut. kemudian menarik briant dalam dekapan nya.berusaha untuk menenangkan anak semata wayang nya.
"Wita..kenapa kamu pergi secepat ini"lirih angga dalam hati.angga terus mengelus rambut anak nya lembut.
Tak lama briant pun tertidur dalam dekapan nya.dengan pipi yang masih basah.angga pun menggendong anak nya menuju kamar nya.menidurkannya.
Sebelum angga pergi ia mengecup sekilas kening putra semata wayang nya.
"Maafin ayah ya"lirihnya pelan.lalu pergi dari kamar briant.disanalah rasa bencinya tumbuh pada hujan yang telah merenggut wita,bundanya.
.............
Makasih readers udah mau baca cerita karya siti sofiah.....
Aku tau part ini rada sad tapi tenang gak selalu awal yang buruk berakhir buruk.
Buat kalian sehat selalu ya....
Hidup generasi pandemi yang lulus dengan cara rebahan😋😜😷

YOU ARE READING
payung teduh
Novela JuvenilSebuah kisah seorang gadis yang menemukan pelindung sejatinya.namun sebelum itu ia harus berjuang untuk mencarinya.perpisahan perpisahan pahit harus iaterjang.badai penderitaan terus menghantamnya.hingga akhirnya ia merasakan jatuh bangun dan arti d...