Tell the truth

160 23 21
                                    

"Kau ingin memakai selimut atau tidak?" Mino bertanya kepada Jinu yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur milik Mino dengan keadaan gips melapisi bagian pergelanggan kaki kanannya.

"Tidak, Aku merasa gerah, Aku ingin langsung tidur saja."

Mino mengangguk dan segera membelai wajah Jinu lalu mengecup keningnya. Ia meninggalkan Jinu sendiri dikamar dan menutup pintu kamar dengan perlahan. Mino segera menghampiri Seunghoon dan Seungyoon yang ternyata sudah membeli bermacam makanan cepat saji. Mereka menaruhnya di meja makan rumah Mino.

"Makan dulu, Kau belum makan dari siang tadi, sekarang sudah hampir jam 4 sore." Seungyoon berujar kepada Mino sebelum memakan kentang goreng yang sudah ia celupkan ke saus tomat. Seunghoon di sebelahnya segera menyodorkan makanan kepada Mino. Mino mengambilnya dengan helaan nafas lelah.

Ini sudah memasuki Minggu kedua setelah insiden kecelakaan Jinu. Dokter bilang Jinu mengalami patah pada pergelangan kakinya, beruntung cedera itu tidak terlalu parah. Jinu diperkirakan dapat berjalan normal kembali setelah 6 Minggu, dan ini Minggu kedua, Masih ada 4 Minggu lagi sampai gips Jinu dapat dilepas dan Jinu dapat beraktifitas kembali. Selama dua Minggu kemarin Jinu tinggal di rumahnya sendiri, Mino merasa khawatir jadi Mino membawa Jinu kerumahnya agar ia dapat terus menjaga Jinu dan memantau situasinya. Meskipun Jinu punya roommate, tetap saja Mino tidak bisa mempercayai sepenuhnya orang itu, Mino takut roommate Jinu juga memiliki kesibukan lain dan Jinu malah terlantar nanti.

Untuk teman Somi yang menabrak Jinu, perempuan itu dikenai sangsi karena DUI atau menyetir sambil mabuk, Mino dengar dari Seunghoon dan Seungyoon orang itu ditahan selama tiga bulan dan dikenakan denda juga. Orang itu sempat ingin meminta maaf dan memberi Jinu uang ganti rugi, Namun Mino dengan mentah-mentah menolaknya, Mino yang membiayai semua proses pengobatan Jinu, Seunghoon dan Seungyoon juga membantu sedikit.

"Mino, Aku ingin berbicara serius." Seungyoon tiba-tiba berucap.

Mino yang sedari tadi melamun sambil memakan chiken wings segera tersadar dari lamunannya dan menatap Seungyoon. Seungyoon mengelap mulutnya dengan tisu dan menatap Mino dengan dalam.

"Kau kenal salah satu perempuan yang ada di dalam Mobil yang menabrak Jinu waktu itu ya?"

Mino menatap Seungyoon dengan bingung.

"Aku tahu karena dia memanggilmu 'Babe' waktu itu. Meskipun Aku panik, Aku dapat dengar itu dengan jelas. Apa hubunganmu dengan perempuan itu? Aku tidak akan diam saja kalau kau melakukan sesuatu kepada Jinu. I mean, If you broke my friend's heart, I'll broke your bones." Seungyoon berkata dengan wajah yang memerah.

"Jangan emosi, Kau janji tadi kepadaku untuk tidak emosi, dengarkan Mino dulu." Seunghoon berujar kepada Seungyoon.

Mino menundukan kepalanya, "Ya, Aku tahu apa yang ada di pikiranmu Seungyoon-ah. Dia pacarku."

"Wah.." Seungyoon berujar dengan tidak percaya dan intonasi yang agak tinggi karena marah.

"Kau memiliki pacar namun Kau dengan brengseknya mendekati temanku. Ditambah lagi pacarmu itu perempuan. Apa kau menjadikan Jinu bentuk eksperimen semata hah?! Apa sih yang ada di pikiranmu saat kau dengan terang-terangan menjadikan Jinu selingkuhannya, Aku yakin Jinu tidak tahu kau sudah punya pacar kan? Jinu mana mau meladeni orang yang sudah memiliki pacar. Temanku tidak semurah itu. Kau yang brengsek!" Seungyoon berkata dengan emosi yang meluap. Seunghoon tidak bisa menghentikannya. Mino yang sedang di cecar hanya bisa menunduk hingga akhirnya Mino berkata, "Maaf." Dengan nada lirih.

"Maaf? Kenapa kepadaku brengsek. Kau harusnya meminta maaf kepada Jinu!"

Seungyoon menggebrak meja makan Mino lalu menarik kerah baju Mino. "Ayo keluar, biarakan Aku memukulimu brengsek! Ayo cepat!"

Newcastle, uk. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang