bathroom fight

163 23 16
                                    

Mino bangun tidur dalam keadaan kalut. Jinu sudah dua hari tidak ingin bertemu dengannya dan tidak merespon panggilan telepon atau pesan darinya. Seungyoon sudah bilang ke Mino bahwa Jinu mengetahui semuanya, Jinu sudah tahu bahwa Mino mendekatinya dalam keadaan ia masih menjadi kekasih Somi.

Mino saat mendengar itu tentu jantungnya serasa ingin lepas, Mino tahu cepat atau lambat Jinu pasti akan mengetahui sikap brengseknya namun Mino tidak pernah berpikir Jinu akan tahu dengan sendirinya, Seungyoon tidak memberitahu Mino bagaimana caranya Jinu bisa tahu. Mino memang berniat ingin jujur kepada Jinu namun memang tuhan tidak berpihak padanya.

Mino takut Jinu berpikir bahwa ia memperlakukan Jinu sebagai objek percobaan semata, padahal Mino memang tertarik dengan Jinu sedari awal, hanya saja Ia tidak pernah berpikiran bahwa perasaannya akan seserius ini dengan Jinu. Saat Jinu sakit saja, berat badan Mino turun hampir 2 kilo sebab pola makannya menjadi tidak teratur karena ia hanya mengurus Jinu yang bahkan tidak meminta pertolongannya.

Mino tidak membeli sarapan dan hanya meminum susu yang terasa hambar di mulutnya. Ia menyalakan rokoknya kemudian pergi sekolah dengan Mobilnya.

Mino tahu kesempatan bertemu dengan Jinu di sekolah sangat besar, itu sebabnya Mino tetap memutuskan untuk berangkat ke sekolah meskipun pikirannya kacau.




















"Yo dude! Kau datang pagi sekali." Tegur Seunghoon saat dirinya berpapasan dengan Mino di dekat parkiran.

"Kau lihat Jinu?" tanya Mino langsung ke intinya.

Mereka mulai jalan beriringan kearah gedung sekolah. "Tidak bodoh, Aku saja baru sampai."

"Mungkin ia bersama Yoon, kau tidak tahu dimana Yoon?" Mino bertanya dengan cepat. Seunghoon saat mendengar nama Seungyoon disebut hanya diam dan memutuskan untuk tidak berkata apa-apa. Saat telah sampai di koridor yang penuh dengan loker, Mino melihat Jinu dengan pakaian serba hitamnya berdiri di depan lokernya sembari mengambil buku pelajaran, meskipun tudung dari Hoodienya menutupi kepalanya namun Mino tahu persis itu adalah Jinu.

Mino menghela nafas lalu ia cepat berjalan ke Jinu dan menyentuh pundaknya. Jinu awalnya menoleh dengan biasa namun saat melihat Mino ia dengan segera menepis tangan Mino dari pundaknya, menutup pintu lokernya, lalu berjalan dengan cepat.

"Kim Jinu, Ayo berbicara, tolong lah, Aku bisa jelaskan semuanya."

Jinu menambah kecepatan langkah kakinya. Mino mengikutinya di belakang sambil mencoba menarik tangan Jinu, untungnya koridor masih lumayan sepi jadi mereka tidak menjadi pusat perhatian sekitar.

Saat Jinu berbelok ke lorong sebelah kanan, Mino menarik Jinu masuk ke kamar mandi yang ada di lorong tersebut dan mengunci pintunya.

"Aku bisa jelaskan."

Jinu menatap Mino dengan tidak suka dan mata yang berkaca-kaca. Dan saat itulah Mino baru menyadari terdapat memar di wajah Jinu. Mino mendekat dan menyentuh pipi Jinu dengan panik sambil berkata, "Apa yang terjadi? Ya tuhan. Siapa yang melakukan ini?"

Jinu menepis tangan Mino dan tanpa Mino sadari Jinu mulai menangis, Jinu mengusap air matanya dengan kesal lalu menatap Mino. "Kau ingin tahu kronologinya? Tanyakan kepada Somi."

Jinu berjalan sambil menabrak pundak Mino dan berniat keluar dari kamar mandi namun Mino menahannya dan menarik Jinu kepelukannya.

"Maaf, sungguh. Maafkan Aku Kim Jinu."

Jinu meronta namun Mino dengan bodohnya malah mengeratkan pelukannya. Jinu bagaimanapun tetap laki-laki yang memiliki tenaga yang kuat. Ia berhasil melepaskan dirinya dari pelukan Mino.

Mino mengacak rambutnya dan mulai berkata, "Aku memang mendekatimu saat Aku masih berpacaran dengan Somi. Namun saat itu kami ldr karena dia pindah. Aku hanya bosan dan tertarik denganmu, namun lama kelamaan Aku rasa bahwa Aku memang benar menyukaimu Kim Jinu. Aku takut kau kenapa-kenapa dan selalu khwatif denganmu, Aku ingin terus bersamamu, Aku ingin menjagamu, rasa itu tidak akan muncul jika Aku hanya tertarik padamu kan? Aku benar-benar menyukaimu. Untuk masalah kenapa Aku tidak mengakhiri hubunganku dengan Somi dari awal, Aku juga merasa berat karena Kami sudah bertahun-tahun berpacaran, Aku dulu dengan bodohnya berpikir bahwa Aku tidak seharusnya memutuskan hubunganku dengan Somi karena rasa ketertarikan belaka. Hanya saja ini lebih, Aku tidak hanya tertarik denganmu Kim Jinu. Percayalah."

Air mata Jinu mengalir dan Mino mencoba mengusapnya, Namun lagi-lagi Jinu menepis tangan Mino dengan kasar dan berkata.

"Omong kosong! Kau tahu apa yang pacar gilamu lakukan? Ya, dia memukuli ku begitu saja tanpa mendengarkan penjelasanku, Aku saja tidak tahu kau punya pacar, sialan! Aku itu korban juga!" Jinu mulai mengepalkan tangannya.

"Somi tidak seharusnya melakukan itu padamu, Aku yang salah disini, maafkan Aku, karenaku Kau menjadi seperti ini."

Tanpa Mino duga Jinu tiba-tiba melayangkan pukulan di wajah Mino dengan kencang hingga Mino jatuh ke lantai keramik dingin kamar mandi. Mino mengaduh namun ia tidak mencoba melawan karena Mino pantas mendapatkannya.

"Ini memang salahmu! salahmu!"

Jinu berteriak dan kembali memukul Mino hingga Mino merasakan rasa perih di ujung bibirnya, Mino yakin bagian itu mengeluarkan darah sekarang.

Saat pukulan keempat Jinu berhenti dan menarik nafasnya. Ia mengusap air matanya kembali dan pergi keluar dari kamar mandi meninggalkan Mino yang tengah mencoba berdiri sambil terbatuk-batuk.














"Dimana Kim Jinu? Aku tahu dia disini." Mino berkata tepat sesaat Yoon membuka pintu rumahnya. Yoon menghela nafas lalu memutar bola matanya.

"Menyerah sajalah, Jinu sudah tidak mau bertemu denganmu."

"Tolong Yoon, sekali ini saja." Mino memohon kepada Yoon dan Yoon malah melipat kedua tangannya di dadanya.

"Tidak. Aku hanya menuruti apa yang Jinu mau, lagian dia sahabatku dan Kau menyakitinya brengsek."

"Aku tidak bermaksud menyakitinya. Sungguh." suara Mino mulai bergetar karena rasa putus asa dan bingung yang bercampur menjadi satu.

"Ya, tetap saja kau menyakitinya. Dia bahkan sampai dipukuli oleh pacar gilamu, ditambah lagi pacarmu itu membawa kekasih pelaku yang menabrak Jinu, Ia tidak terima pacarnya dipenjara karena menabrak Jinu. Kau juga sih, kenapa tidak mau berdamai saja? Kan Jinu yang kena."

"Somi bukan lagi pacarku. Dan Aku tentu tidak ingin berdamai dengan orang yang sudah membahayakan Jinuku."

"'Jinuku?' Ck jangan mimpi." Seungyoon menyahut sambil memutar bola matanya, aura dingin Seungyoon mulai terpancar dan gerak-geriknya sudah seperti Seunghoon sekarang. Entahlah mungkin karena mereka sepasang kekasih.

Mino memukul dinding rumah Seungyoon dan Seungyoon segera menatap Mino dengan penuh amarah, "Sialan kenapa kau malah mengamuk disini?! Kenapa kau tidak pergi dan pukuli saja orang yang sudah memukuli Jinu? Kau tidak berani hah?! What a fucking coward!."

"Oke, Aku akan melakukannya. Right fucking now."

Mino berjalan menjauh dari rumah
Seungyoon dengan penuh perasaan putus asa, namun sekarang, perasaan itu lebih di dominasi oleh rasa dendam terhadap orang yang sudah menyakiti Jinu. Mino tidak terima dan ya, Mino akan membalasnya sekarang juga.

Newcastle, uk. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang