What was that?

147 19 5
                                    

Seungyoon berjalan dengan kantung penuh berisi buah-buahan untuk Jinu. Seungyoon sebenarnya sedang malas bertemu Mino dan Seunghoon setelah pertengkaran beberapa hari lalu. Seunghoon memang sudah meminta maaf padanya, namun tetap saja Seungyoon bersikap dingin meskipun setiap Seunghoon menelponnya ia selalu mengangkatnya.

Seungyoon masuk tanpa sapa atau membunyikan bel, toh semenjak Jinu tinggal dirumah Mino untuk sementara Seungyoon menjadi lebih terbiasa dan menganggap rumah Mino sebagai rumah mereka sendiri.

"Babe, kau datang kemari dan tidak bilang?" Suara Seunghoon menegur Seungyoon yang jalan dengan tidak peduli ke arah kamar Mino dimana Jinu berada.

Tunggu, dia panggil Aku tadi apa?

Batin Seungyoon bertanya kepada dirinya sendiri. Namun Seungyoon sebisa mungkin untuk tetap bersikap dingin ke Seunghoon karena dia gengsi memaafkan orang itu.

Seungyoon masuk ke kamar dan mendapati Jinu yang tengah duduk bersandar di atas kasur dan tengah memperhatikan Mino yang sedang mengajarinya cara memakai tongkat. Seungyoon tersenyum kepada Jinu namun tidak kepada Mino.

"Oh, Seungyoon-ah. Kau bawa apa lagi itu?" Jinu bertanya dengan ingin tahu.

"Hanya buah, Aku tahu kau suka makan, tapi biasanya kau makan junkfood. Untuk sekarang Aku ganti makanan itu dengan buah."

"Oke, Ayo berhenti dulu. Kita makan buah."
Mino berujar sambil berniat mengambil kantung buah-buahan yang ada di tangan Seungyoon, melihat hal itu Seungyoon sontak menjauhkan tangannya agar Mino tidak dapat meraih kantung itu.

"Aku memberi ini untuk Jinu, bukan untukmu."

Seungyoon merasa jantungan saat kantung di tangannya di rampas oleh sesorang dari arah belakang, saat ia menoleh Seunghoon berdiri disana dan tersenyum. "Tak apa lah Babe, kalau Jinu mau memberinya kepada Mino biarkan saja." Ia kemudian memberikan kantung itu ke Mino.

Jinu yang tengah memperhatikan ketiga temannya cepat menyambar perkataan Seunghoon, "Kau memanggil Seungyoon apa?"

Seunghoon tersenyum jahil. Ini adalah senyuman yang membuat Seungyoon merasa aneh, Seunghoon lebih sering tersenyum miring dihadapan orang lain dan cenderung menyembunyikan sisinya yang lain, Seungyoon memang sudah sering melihat Seunghoon bertingkah konyol, romantis, dan lucu saat mereka tengah berdua saja, Namun lain halnya dengan Jinu. Ini pertama kalinya bagi Jinu melihat senyuman Seunghoon.

"Babe. Aku memanggilnya Babe. Dia pacarku jadi tidak ada yang salah dari itu kan?"

Seungyoon menatap Mino yang menahan tawanya. Ah, Seungyoon yakin pasti Seunghoon sudah memberitahunya tentang hubungan mereka berdua. Sementara Jinu dari yang Seungyoon liat tampaknya ia belum tahu karena ekspresinya seolah meminta penjelasan dari ketiganya, Seungyoon memang sempat bilang bahwa Ia dan Seunghoon berkencan Kepada Jinu, hanya saja kan Jinu tidak mempercayainya dulu dan menginginkan bukti. Sepertinya walaupun telat, pengakuan Seunghoon barusan sudah menjadi bukti yang sangat valid.

"Kau tidak percaya, Kim Jinu?" Seunghoon bertanya dengan suara seolah-olah menantang Jinu. Jinu mengangkat alisnya dan tepat saat Itu, Seunghoon menarik Seungyoon kedalam pelukannya dan melumat bibirnya, Seungyoon yang merasa salah tingkah cepat mendorong tubuh Seunghoon dan berkata, "Tidak seperti ini juga, bodoh!"

"Jinu, Aku akan jelaskan nanti." Seungyoon berkata dengan buru-buru dan menarik Seunghoon keluar. Sebelum Seungyoon keluar ia mendengar Jinu tertawa sambil berkata, "Menjelaskan apanya haha, ini sudah jelas untukku."

Seungyoon tidak memperdulikan Jinu dan menarik Seungyoon ke ruang tengah dan mendorong Seunghoon ke sofa.

"Okay, what was that?" Seungyoon langsung bertanya tanpa basa-basi.

"What?"

"You literally kissed me in front of them. Kau yang awalnya bersikeras ingin merahasiakan hubungan ini kan??"

Seunghoon menarik Seungyoon sehingga Seungyoon jatuh ke pelukannya dan menjawab, "Aku sudah jujur kepada Mino, tenang saja. Kita bisa berangkat sekolah dan pulang bersama untuk kedepannya, Aku akan menjemputmu besok."

"Aku masih marah denganmu, apa kau tahu?" Seungyoon berkata sembari duduk di pangkuan Seunghoon dan melingkarkan kedua lengannya ke leher Seunghoon.

"Aku tahu." ujar Seunghoon yang dengan segera menyatukan bibirnya ke bibir Seungyoon, Seungyoon berinisiatif untuk melumat bibir Seunghoon yang awalnya hanya ingin mengecupnya.

Seungyoon memang marah kepada Seunghoon karena dia menyembunyikan fakta bahwa Mino sudah memiliki pacar darinya dan Jinu, namun Seungyoon pikir berlarut-larut kesal dengan Seunghoon tidak ada gunanya karena disini yang salah adalah Mino.

"By the way, Mino sudah jujur kepada Jinu atau belum? Kalau belum Aku masih ingin menghajarnya." ujar Seungyoon.

"Belum, dia sudah memutuskan hubungannya dengan Somi, hanya saja ia sedang menunggu Jinu sembuh terlebih dahulu sebelum memberitahunya. Mino hanya tidak ingin memperparah keadaan."

"Tetapi tetap saja ini salah. Aku ikut merasa bersalah karena sekarang Aku tahu kebenarannya juga, hanya tinggal Jinu yang belum tahu. Aku jujur merasa bersalah."

Seunghoon menggeleng lalu mengusap pipi Seungyoon, "No, don't be. Serahkan semua ini kepada Mino, dia yang membuat ini kacau, tugas kita hanya memberi saran. Entah Mino akan menerimanya atau tidak itu urusannya dengan Jinu."

"Tetapi Jinu temanku, dia orang yang harusnya tahu terlebih dahulu. Kalau begini sama saja Aku membantu kalian menyebunyikan kelakuan brengsek Mino."

"Jinu akan mengerti."

Seungyoon berpikir dengan keras, Jika Seungyoon memberitahu Jinu bahwa Mino menjadikan Jinu selingkuhannya saat Jinu masih dalam kondisi sakit hal tersebut malah akan memperburuk keadaan dan kondisi Jinu, Jinu pastinya akan marah, sakit hati, dan terpukul saat mendengarnya.

Seungyoon akhirnya diam karena ia tidak tahu ingin menimpali dengan apa. Seunghoon menatap Seungyoon tepat ke kedua matanya lalu mengecup pipinya pelan.

"Sabtu ini Ibuku ada di rumah, Ingin berkunjung?" Seunghoon berujar dengan senyuman tulus.

Seungyoon menatap Seunghoon dengan bingung. "Kau serius?"

"Aku ingin jujur ke orang tuaku juga."

Seungyoon tertawa dengan tidak percaya, Ia merasa kaget, senang, sekaligus takut. Ia takut Ibu Seunghoon tidak bisa menerimanya, Ia takut melihat reaksi kedua orang tua Seunghoon saat tau mereka berkencan.

"Kau tidak takut?" ucap Seungyoon.

"Aku takut setengah mati jujur saja. Ayahku tidak ada sabtu nanti, Aku ingin jujur ke Ibuku dulu. Aku belum berani berterus terang ke ayahku." balas Seunghoon yang tampak agak gelisah.

Seungyoon yang menyadari itu cepat memegang kedua pipi Seunghoon agar Seunghoon menatapnya, "Kalau ini sangat membebanimu dan kau masih belum siap bilang ke orang tuamu, tidak apa. Aku tidak akan memaksamu."

"Tetapi Aku harus. Pokoknya Sabtu depan, Oke?"

Seungyoon tersenyum lalu memeluk Seunghoon dengan erat. Seungyoon awalnya meragukan orang yang ada di pelukannya ini, dan ia menyesal sudah menilainya seperti itu.

Newcastle, uk. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang