Happy Reading
Jangan lupa vote and comment ya, biar aku semangat bikinnya.
Mon maap juga aku baru belajar nulis wkwk...:) jadi maklum yaaa
*********
Terlihat Amara tengah menunggu pacarnya Dias Sadavir, menjemput nya. Sudah hampir setengah jam Amara menunggu kedatangan Dias di pinggir jalan, ditambah cuaca hari ini sangat panas. Lengkap sudah penderitaan Amara.
Amara mencoba menunggu Dias beberapa menit lagi siapa tahu Dias kejebak macet di jalanan. Namun Dias tak kunjung datang juga. Padahal saat Dias mengantarkannya untuk berangkat bimbel Amara sudah menjelaskan dan mengingat kan Dias agar tidak telat menjemput nya. Emang dasar Dias GGT, ganteng-ganteng telmi.
Awas aja kalo dateng, abis kamu Dias batin Amara.
Bukan sekali atau dua kali Dias melakukan kesalahan seperti ini tapi berulang kali Dias melakukannya. Tempo hari Dias juga telat menjemput Amara dengan alasan ketiduran, sekarang apalagi alasannya. Sehingga rasanya Amara ingin memakan Dias hidup-hidup.
Tapi untungnya Dias adalah pacarnya yang sangat Amara cintai dan sayangi.Amara kemudian merogoh handphone di saku celananya, lalu menekan tombol panggilan. Ternyata Amara tengah menelpon Sadam teman dari Dias. Amara sedang menanyakan apakah Dias sedang bersamanya atau tidak. Atau setidaknya Sadam tau dimana keberadaan pacarnya itu.
Amara mencoba menghubungi Sadam karena tadi beberapa kali Amara sudah mencoba menghubungi Dias namun hasilnya nihil.
"Hallo Mara" suara di seberang sana
"hallo Dam, lo lagi sama Dias gak? atau lo tahu Dias dimana sekarang? " tanya Amara
"gue gatau, tapi tadi sih bilangnya mau jemput lo"
"tapi ko belum dateng ya, gue nunggu udah hampir setengah jam disini. Mana panas lagi" gerutu Amara.
" sorry gue gatau Mar, nanti gue coba hubungin si Dias lah"
"oke makasih Dam"
Amara kemudian menutup sambungan teleponnya. Kini ia menjadi sedikit khawatir terhadap Dias, pasalnya Sadam bilang Dias sudah berangkat dari tadi untuk menjemput nya. Amara takut Dias kenapa-napa di jalan. Namun disisi lain Amara juga kesal terhadap Dias yang suka mengingkari janji kepadanya.
Keputusan final di ambil oleh Amara, ia harus naik ojek.
Ngandelin Dias cuma bisa bikin Amara kena penyakit darah tinggi plus setres.
Dengan terpaksa akhirnya Amara mau tidak mau harus mengeluarkan uangnya untuk membayar ongkos naik ojek, seandainya tadi Dias datang menjemput nya pasti gak akan keluar uang buat bayar ojek. Kan lumayan uangnya buat ditabung.
Sesampainya di rumah. Amara kemudian langsung memasuki kamarnya, karena kebetulan mamah dan ayahnya sedang ada urusan ke luar kota sedangkan adiknya Adara belum pulang dari les musiknya.
Hari ini hari yang cukup melelahkan bagi Amara, mana tadi di tempat bimbel ia kena marah akibat gak konsentrasi saat mengerjakan soal, sekarang di tambah Dias yang tak menjemput nya pulang.
Memang menyebalkan!!.
Amara kemudian membersihkan badannya yang sudah sedikit lengket dan bau matahari mungkin gara-gara lama menunggu jemputan Dias di pinggir jalan.
Setelah selesai mandi Amara kemudian turun kebawah untuk makan. Karena kebetulan juga dirinya belum makan dari tadi siang sehingga cacing-cacing di dalam perutnya sudah demo minta dikasih jatah.