Menjemput Sang Ratu

1.4K 18 0
                                    





Suara merdu John Mayer yang berasal dari dering Handphone mengganggu tidur Maura, dengan tanpa membuka mata gadis itu meraba-raba sekitar tempat tidurnya untuk mencari sumber suara.

But you're gonna live forever in me
I'll guarantee, just wait and see
Parts of me were made by you
And planets keep their distance too
The moon's got a grip on the sea

"ahhhh mana sihhh handphone gueeee", dengan mata masih tertutup dia turun dari tempat tidur berjalan menuju meja belajarnya. Setelah menemukan yang dicari, dia membuka mata dan jengkel karena melihat jam di layar handphone nya.
Siapa sih jam dua pagi nelfon
"Halo siapa ni? Tau jam ngga sih nelfon jam segini?"
"Halo Ra, lu dimane? Kesini dong jemput Lana. Doi mabok parah nihh"
"Hah? Apa? Lana mabok?" mendengar nama sahabat baiknya, kantuk Maura langsung hilang seketika entah kemana.
"iyakkk, buruan dah lu kesini daripada Lana gue bawa ke apartemen gue, bahaya hehehehe"
"apaan sih gue ngga mabok, gue masih kuat bawa mobil" suara Lana terdengar parau
"Heh jangan macem-macem lu sama Lana, iye gue jemput sekarang. Kemana tapi?"
"Yailah kirain tau, di Senoparty biasa dah"

Masih menggunakan piyama yang lengkap Maura bergegas mengambil kunci mobil yang di gantung di atas meja belajar kemudian dia turun ke basement gedung Apartemen nya yang terletak di daerah Sudirman. Lana adalah sahabat Maura dari pertama kali mereka masuk ke SMA Harapan Bangsa, waktu itu mereka satu kelompok MOS dan kebetulan juga mereka satu kelas. Lana adalah sahabat nya yang cantik, pinter dan kaya. Paket lengkap kan? Tidak heran jika semua cowok keren di SMA Harapan Bangsa selalu mencoba PDKT dengan sang ratu (sebutan untuk Lana). Namun yahh sang Ratu adalah manusia biasa yang di usia-usia SMA gini masih dalam masa nakal-nakalnya, salah satunya ya ini jam dua pagi Maura harus menjemput sang Ratu yang sedang mabok berat di Club. Kemarin memang Maura diajak oleh Lana, tapi dia menolak karena baru aja Maura keluar dari rumah sakit karena asam lambungnya naik. Ya gila kali mengiyakan ajakan Lana untuk minum, bisa-bisa masuk rumah sakit lagi! Dan juga dia sudah ada janji dengan Dion kekasihnya

Dari kejauhan Maura sudah melihat Lana yang sedang dibopong oleh Galang teman SMA mereka menuju tempat Maura dan Galang janjian.

"Buru dah bawa masuk, Lang"
"Yailah sabar ngapa, Ra. Berat ini temen lu kebanyakan dosa"
"Lana biar di belakang, lu di depan sini"
"Lah gue ikut nih, Ra?" jawab Galang dengan wajah bingungnya
"Nanti siapa dong yang ngangkat Lana dari parkiran ke kamar gue kalau bukan elu?"
"Trus nanti gue balik sininya gimane?"
"Udah gausah banyak nanya, masuk!"
"Iya iya buset dah galak amat habis makan apaan sih lu? Herman gue"
"Ini gimana ceritanya Lana bisa mabok gini?Nadia sama Rara mana? Ngga biasanya juga Lana sampai mabok gini deh, Lang"
"Et et et satu satu atuh non nanya nya. Pertama, Lana bisa mabok gini karena tadi taruhan sama Grace anak SMA sebelah yang hits itu tau kan lu. Yang minum paling banyak yang menang. Dan temen lu ini kalah, ya iyalah biasa minum es teh kantin mbok Jum aja sok-sokan taruhan minum. Kedua, Nadia sama Rara tadi udah pulang duluan sama Kevin jadilah Lana dititipin ke gue. Apes banget dah nasib gue"
"Tunggu tunggu tunggu apa Grace? Ngajak taruhan minum? Pasti ada yang mancing duluan nih? Siapa?" tanya Maura antusias dengan pandangan masih fokus kejalanan Ibu Kota yang lumayan lenggang dijam tiga pagi.
"au ah, Ra. Ntar dah tu si Lana suruh cerita kalau doi udah sadar" Galang mulai malas untuk menjawab pertanyaan Maura dan memilih tidur.

Untung hari ini adalah hari minggu, hari yang menyenangkan karena bisa bangun siang dan yang terpenting tidak harus masuk sekolah. Tadi, Galang memutuskan untuk tidur dulu di apartemen Maura karena sudah tidak kuat lagi menahan kantuk jika harus balik ke club untuk mengambil mobil nya. Galang masih tidur di sofa ruang tengah dengan berselimut biru gambar Stich milik Maura. Lana dan Maura jelas masih tidur juga di kamar, jam di meja belajar Maura sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Beberapa menit setelahnya Maura dibangunkan oleh mbak mbak Laundry langganannya yang mencet bell berulang-ulang. Jadilah dia sekarang sudah mandi dan memasak omlet di dapur kecil miliknya. Setelah semuanya jadi, dia membangunkan Lana dengan hati-hati. Maura duduk dipinggiran kamar tidur sambil melihat wajah sahabatnya yang tertidur pulas, tidak tega untuk membangunkan sebenarnya. Lana begitu tenang dan damai waktu tidur kayak gini.

"Lan, bangun udah siang" panggil Maura dengan lembut
"Lanaaaaa" dia sedikit menepuk pipi sahabatnya, tiba-tiba Maura terdiam dan menatap lama goresan bekas luka dipipi kiri bawah milik Lana.
Lana Wijaya Kesuma. Dibalik sikap lu yang yang ceria, asik, brisik dan seringnya bacot haha lu tu menyimpan luka ini sendirian Lan. Bukan tentang luka dipipimu, tapi ini tentang trauma yang disebabkan oleh ini.
"ehmmmmmmm hoammmm" Lana menggeliat dan mengerjapkan matanya, ketika membuka mata dia melihat Maura di deoan matanya. Langsung saja Lana menjauh dari hadapan Maura yang sedari tadi memandangnya tanpa berkedip
"Woyy, Ra! Ngapa dah lu ngliatin gue gitu amat? Kesambet lu? Atau jangan-jangan lu suka sama gue? Ngga ngga Maura!! Astagfirullah ya Gusti sadar Ra yaampoon lu udah punya Dion! Sadar woy!!"
Tuh kan baru bangun tidur aja udah brisik ni anak
"hah apaansi, gue tadi mau bangunin elu, buat sarapan. Eh lu nya ngga bangun-bangun. Udah ah buruan ke pantry satapan, gue mau bangunin Galang!" jawab Maura sambil berlalu ke ruang tengah
"Hah? Galang? Ngapain dia nginep sini? Oiyaaa!!!" Lana menepuk jidatnya keras setelah mengingat apa yang terjadi kemarin di Club.

Unpredicable (Pacaran Sama Brondong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang