Sarapan

238 6 0
                                    




Pagi ini Lana berangkat dengan mengantongi misi "deketin Aryo", notifikasi instagram yang berisi Aryo memberikan like di postingan foto miliknya 3 tahun yang lalu seakan memberikan setitik cahaya harapan bahwa Aryo sebenarnya tertarik pada Lana. Insiden like instagram juga mampu membuat Lana lupa tentang kejadian di kantin kemarin yang cukup memalukan. Ah dasar cewek mudah sekali berasumsi padahal Aryo tidak sengaja memberikan like itu.
Lana mendekati Aryo bukan karena dia serius cinta atau sayang, Lana hanya ingin membuat adek kelas belagu itu menyesal telah mengabaikannya kemarin dan juga menjadikan Aryo tameng agar Reinald tidak brisik mengajaknya balikan.

Jangan panggil gue Ratu kalau cuma dapetin adek kelas belagu aja ngga bisa.
Mobil Mini Cooper merah dengan nomor polisi L 4 NA sudah memasuki parkiran SMA Harapan Bangsa, pemilik mobil yang memiliki rambut hitam lurus sebahu, senyum manis, hidung mancung, kulit putih dan postur tubuh proposional tersebut keluar dengan mengenakan blazer garis garis.
"Lanyyyyyyyyyy" teriak Nadia dari kejauhan, dia berlari menghampiri sahabatnya
"Naaaaad, stop panggil gue Lany deh alay ahhh apalagi denger suara lu yang cempreng manja itu"
"ih kenapa, lucu tauuuu. Yuk ke kelas, gue mau nyontek PR Matematika lu nihhh" Nadia menggandeng Lana dan membawanya menuju koridor arah kelas mereka
"tunggu tunggu tunggu, berhenti" mereka berhenti seketika dengan Nadia yang kebingungan
"kenapa? Bener kan ini jalan ke kelas kita? Iya bener kok tuh ada tulisan nya"
"Gue mau ke kelas sepuluh dulu, nyari kelas Aryo sekalian mau ketemu dia"
"oh mau ketemu Aryo, yaudah gue ikut" ditengah jalan Nadia berhenti dan menarik Lana
"hah? Aryo anak belagu yang di kantin kemarin? Anak baru? ih ngapain? Gausah balik balik balik. Ntar malu lagi lu" dia baru sadar bahwa yang ingin ditemui Lana adalah adek kelas yang bikin Lana jadi tontonan di kantin kemarin siang
"Apaansi, balik aja sendiri. Gue tetep mau nyari kelas dia"
Tanpa basa basi lagi Lana segera menuju koridor kelas sepuluh dengan Nadia yang tetap mengekor dibelakangnya, satu per satu ruangan kelas mereka masuki X-Satu, X-Dua sampai kelas ke lima yaitu kelas X-Lima baru dia menemukan Aryo yang sedang bercengkrama di bangkunya dengan Dewa, Pandu dan teman kelas lainnya. Kedatangan Lana jelas mengundang perhatian seiisi kelas yang saat itu sudah hampir terisi penuh. Dia berjalan yakin menuju meja Aryo.
"hai Aryo, bisa ngomong sebentar di luar?" pinta Lana pada Aryo
Aryo tidak menjawab, kening nya berkerut menandakan bahwa cowok ini bingung dan secara tidak langsung bertanya "kenapa?"
"pliss, Yo" pinta Lana sekali lagi
"ngga mau" jawab Ayo singkat
sabar sabar sabar demi Lan demi.
"oke kalau ngga mau, gue ngomong disini. Lu kenapa semalem nge like postingan foto lama gue? Stalking ya lu?" Lana tersenyum mengejek Aryo. Sempat kaget dan merasa malu karena ketauan namun Aryo kembali menata mimik wajahnya dengan datar.
"oh itu, kepencet"
"Udah lah, Yo. Ngga usah gengsi gitu ngaku kalau emang sebenarnya lu tertarik kan sama gue? Nyesel kemarin ngga mau gue ajak kenalan?" Lana merasa menang kali ini
"Apaansi" jawab Aryo malas malasan dan dia memilih untuk bermain HP
"Lu mau gue follow? Udah nih udah gue follow. Di approve dong, itu Intagram lu ngapa pakek digembok dah. Instagram apa kotak amal digembok segala"
"Udah jam masuk, meding lu pergi"
Sepersekian detik Lana terdiam lalu mendekat pada ke telinga Aryo
"wah ngusir nih ceritanya? Inget ya, diluaran sana banyak cowok yang mau deketin gue. Tapi gue tolak, ini mumpung baik nih ngasih kesempatan lu buat deketin gue. Jangan disia siain dong" kali ini Lana berbicara dengan lirih dan penuh rasa percaya diri di telingan kiri Aryo
"Selamat pagi anak-anak,,, apa itu apa ribut ribut di belakang? Pada ngomongin apa?" Ibu Rukmini guru fisika kelas sepuluh sudah masuk ke kelas Aryo ketika Lana masih asik menggoda Aryo di bangku belakang
"loh loh Lana, Nadia ngapain disini. Salah kelas kalian?"
"Eh ibu Rukmini yang cantik, baik hati dan rajin menabung hehehe. Ini bu anu Lana anu bu Lana" Nadia menghampiri bu Rukmini sambil menjelaskan yang terjadi tapi tidak tau harus memberi penjelasan apa
"Lana, ngapain kamu? Balik ke kelas kamu sekarang!"
"Siap bu, ini saya cuma mau nganter sarapan buat pacar saya. Takutnya dia belum sempat sarapan" Lana mengeluarkan kotak bekal yang dibuatnya tadi pagi, roti tawar isi coklat dan keju. Kotak warna biru itu diletakkan di depan Aryo
"Udah bu gitu aja, saya permisi ya bu semangat ngajarnya, itu pacar saya yang di belakang kalau nakal jangan di apa-apa in ya bu, biar saya aja yang ngapa ngapain dia hehehe, misi buuuu" Lana dan Nadia segera pergi dari kelas Aryo
"Gue rasa udah gila ya lu, Lan. Malu tau" yang diajak bicara diam saja dan mempercepat langkahnya dengan senyum diwajahnya. Sementara itu di kelas X-Lima, bu Rukmini mencari kebenaran pada Aryo
"Benar itu Aryo kalau Lana pacar kamu? Selera kamu oke juga, eh tapi itu kakak kelas loh". Pertanyaan bu Rukmini disambut ejekan teman satu kelas Aryo
"Cieeeeee Aryo cieeee"
"wah cepet banget lu belum juga seminggu udah dapet pacar!"
"bagi tips dong Aryo ganteng"
"Ngga bu, dia bukan pacar saya. Kenal saja ngga" jawab Aryo kesal karena guru nya bukan segera memulai pelajaran tapi malah membuat gosip satu kelas
" Ah masa?" bu Rukmini masih saja menggoda Aryo
"Kalau ngga di akuin ilang loh, Yo. Ntar nyesel" kini giliran Dewa menggoda sahabatnya
"cieee Aryoooo"
"Eh sudah sudah sudah, berisik kalian semua bukannya belajar"
"Lah kan ibu yang mulai tadi" celetuk Pandu dari bangku belakang
"kamu nyalahin saya? Ah sudah sudah, ayo dibuka bukunya semua kita mulai pelajaran Fisika hari ini"
15 menit kemudian suasana kelas kembali hening, semua murid mulai fokus dengan pelajaran Fisika dari bu Rukmini. Di bangku belakang Aryo mengambil kotak biru dari laci mejanya. Disana terdapat secarik sticky note dari Lana
"Dimakan ya, pangeran kecil 💙"
Ada senyum kecil dibibir Aryo setelah membacanya
"dih dih senyum senyum sendiri, tadi aja sok sok cuek ngga peduli padhal mah seneng didatengin kak Lana" goda Pandu lirih takut bu Rukmini mendengar
Aryo tidak menanggapi dia memilih untuk memasukkan kotak bekal itu lagi dan kembali fokus pada serangkaian rumus dipapan tulis.

Unpredicable (Pacaran Sama Brondong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang