Lampu ruangan warna warni yang dilengkapi dengan alunan musik dari DJ mampu membuat siapa saja yang berada di Club malam itu menggoyangkan badannya mengikuti irama. Hampir semua meja penuh oleh pengunjung dari berbagai usia dan kalangan padahal ini bukan malam minggu, tapi tetap saja Club selalu rame disetiap meja terdapat botol dan gelas berisi minuman yang mampu membuat orang sejenak melupakan dunia dan berasa sedang melayang dikhayalannya. Di pojok kanan Club dekat dengan meja DJ, di sana lah Lana, Maura, Rara, Nadia, Reinald, Riko, Dion, Galang dan Bryan berada. Mereka sedang asik merayakan ulang tahun Maura yang ke-18, mereka semua menikmati perayaan tersebut kecuali Lana karena dia merasa bersalah telah berbohong pada Aryo. Lana jam 11 malam tadi sudah pamit pada Aryo untuk tidur, tapi kenyataannya dia sedang berada di Club bersama teman-teman nya.
"Minum kali ah Lan, diem ae lu dari tadi" Nadia menyodorkan minuman pada Lana, namun hanya dilirik saja
"Mikirin apa sih manis? Brondong lu yak?" kini giliran Reinald yang berbicara
"Udah lah, Lan. Aryo ngga bakal tau lo disini, have fun aja kali udah lama juga lo ngga ke Club ngga minum. Mumpung ulang tahun gue nih, gue traktir" Maura berusaha membujuk sahabatnya
"Kalo ngga minum ngga setia kawan lu, hargain Maura dong, Lan" Cici sudah menuangkan minuman ke gelas Lana
"Tenang, ntar kalau lo mabok gue anter pulang deh" Galang menambahi sambil cengengesan mengingat kejadian beberapa bulan lalu
"Ah iya iya gue minum, dikit aja tapi" Lana mengambil gelas minumannya dan meneguknya sedikit
"Nahhh gitu dongggggg" mereka semua kompak bersuara setelah melihat Lana minumTidak butuh waktu lama mereka pun larut dalam suasana club yang nyaman (bagi mereka), Maura dan Dion sudah turun ke lantai dansa diikuti yang lain kecuali Lana yang memang tidak mau untuk turun. Reinald yang sedang asik menari menghentikan aktifitas nya lalu berjalan ke meja tempat dimana Lana duduk sendirian. "Kesempatan nih" batin Reinald
"Ngga turun, Lan? Yuk lah sama gue" Reinald mengulurkan tangan nya namun ditepis begitu saja oleh Lana
"Apaan si, lo sendiri aja sana. Males gue"
"Kenapa sih? Lo takut kalo Aryo tau? Lo takut kan kalo Aryo sampai tau lo ke club lagi?" Reinald bertanya dengan tatapan sinis dan senyum mengejek
"Jangan sotoy deh lo" Lana mulai kesal
"Sejak kapan sih lo nurut sama cowok lo? Perasaan dulu sama gue ngga kayak gini deh lo, sekarang bucin banget lo"
"Heh! Gue ngga bucin ya ini semua ngga ada hubungannya sama Aryo. Gue emang lagi males aja" Lana menjawab tak terima
"Oh ya? Buktiin dong. Gue tantang lo minum satu botol ini nih? buktiin kalo emang lo ngga bucin!" Reinald memberikan satu botol minuman penuh pada Lana
"Apa hubungan nya sih gue minum sama bucin? Ngga jelas lo, udah pergi sana!"
"Ini tu sebagai bukti kalo emang lu ngga bucin ke Aryo yaudah minum aja, sebotol doang ngga bikin mabok kali"Lana merasa perlu untuk menerima tantangan dari Reinald, benar satu botol aja ngga bikin mabok, batin Lana.
"Oke! Gue buktiin!" Lana pun meneguk satu botol minuman sekaligus sampai habis
"Nah gitu dong cantik" Reinald tersenyum puas karena sebenarnya dia sudah memasukkan obat kedalam minuman Lana yang bereaksi membuat siapapun yang meminumnya akan 2kali lebih cepat mabok.Benar saja selang 15 menit menghabiskan minuman nya Lana sudah mabok, meracau tidak jelas. Lana tidak diberi obat saja sudah gampang mabok apalagi ini Reinald menambahkan obat diminuman nya. Melihat Lana yang lemas dan hampir kehilangan kesadaran pikiran kotor Reinald bekerja, dia mendekat kan diri pada Lana, merengkuh tubuh Lana dalam pelukan nya mendekatkan wajah mereka namun sebelum Reinald berhasil mencium Lana, dengan sisa kesadaran Lana menolak dengan menjauhkan tubuh nya. Dia berontak namun kekuatan Reinald bukan lah tandingan nya, Lana terus berontak menyusahkan Reinald sampai dia tidak sengaja menendang meja sehingga meja tersebut terbalik, menumpahkan semua yang ada diatas nya
Prankkkkk!!!Suara keras itu membuat semua orang menoleh ke arah Lana dan Reinald, begitu pun teman-teman mereka. Melihat kejadian itu sontak saja Maura dan lain nya menghampiri meja Lana.
"Reinald berhenti!" teriak Maura dari kejauhan namun tidak dihiraukan Reinald
Plakkk!
Rara menampar Reinald. Disusul dengan Dion yang menarik tubuh Reinald menjauh dari Lana. Nadia langsung memeluk tubuh Lana yang sudah tidak berdaya
"Gila ya lo Rei!" Riko berteriak didepan muka Reinald
"Lo apain woy sahabat gue!" Maura mulai emosi
"Apaan si kalian kek ngga pernah mabok dan ambil kesempatan aja si!" Reinald menjawab
"Udah mending kita anter Lana pulang" Rara menengahi
"Tadi Lana berangkat sama siapa?" Bryan bertanya
"Tadi sama gue naik taksi gara-gara kunci mobil Lana kebawa Aryo, tapi gue ngga bisa anter Lana balik. Kevin udah di depan jemput gue" Rara menjelaskan
"Gue juga ngga bisa" jawab Maura dan Dion bebarengan
"Iye tau gue lu berdua mau "itu" kan, inget nanti sekolah jangan bolos!" Galang meledek
"Jadi siapa nih yang bisa anter Lana pulang?" tanya Riko
"Gue aja sini yang anter" Reinald menjawab dengan senyum
"Pale lo nganter Lana, ngga usah! yang ada lu manfaatin lagi"
"Udah suruh jemput Aryo aja, ribet amat" Bryan mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Aryo. Bryan merupakan senior Aryo di ekskul musik jadi dia memiliki nomor Aryo. Awalnya mereka mengira Bryan bercanda sampai akhirnya mereka mendengar percakapan Brian"Halo, Yo. Gue Bryan. Lo kesini dong. Cewek lo mabok nih, ngga ada yang nganter pulang"
"Dimana bang?"
"Lo jemput di depan Liquid aja yak"
"Iya bang"Brian menutup sambungan telpon nyaDisebrang sana ada Aryo yang masih mengumpulkan nyawanya karena terbangun begitu saja mendengar dering handphone milik nya, kaget dan bingung. Kaget karena mendapatkan kabar bahwa harus menjemput Lana yang sedang mabok jam setengah dua dini hari dan bingung bagaimana cara dia menjemput Lana, tidak mungkin menggunakan taksi online.
Setelah berpikir lama akhirnya Aryo memutuskan untuk menggunakan mobil Ilham secara diam diam.
Aryo mengemudikan mobil nya dengan kecepatan tinggi, menembus jalanan Jakarta yang lenggang dengan diselmuti kekhawatiran terhadap Lana dan kekhawatiran jika Ilham tau mobilnya dipakek tanpa ijin dan parahnya jika orangtua nya tau dia mengendarai mobil sendirian, dini hari pula. Sepanjang jalan Aryo terus merapal doa agar aksinya ini berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan masalah setelahnya. Aryo memang kecewa mengetahui Lana pergi ke Club dan sampai mabok, tapi dia tidak mungkin membiarkan pacarnya begitu saja.
Sesampainya ditempat yang sudah disebutkan Bryan ditelpon tadi Aryo melihat Galang, Riko, Dion, Bryan dan Reinald. Oh ada Reinald. Batin Aryo menyimpan tanda tanya besar, kenapa ada mantan Lana? Tapi bukan itu yang menjadi fokusnya sekarang. Fokusnya kembali pada seorang gadis yang sedang diapit oleh Maura dan Nadia. Aryo keluar dari mobil lalu dengan cepat menggantikan posisi Maura dan Nadia untuk membopong Lana ke Mobil
"Gue bisa sendiri kak, makasih ya" Aryo berpamitan ke teman-teman Lana
"Ati-ati, Yo" Bryan melambaikan tangan
"Siap Bang"Lana sudah tertidur pulas disamping kursi kemudi, Aryo hanya memandangi gadisnya sesekali dengan tetap fokus pada jalanan. Kurang lebih 30 menit waktu yang diperlukan untuk sampai di apartemen Lana. Sesampai nya di parkiran Aryo pun segera menggendong Lana ke kamar nya, ketika hendak menggendong Lana tiba-tiba gadis itu terbangun.
"Gue mimpi ya? Kok ada Aryo disini?" Lana berbicara tanpa sadar, ia membuka matanya kemudian menangkupkan kedua tangan nya ke pipi chubby Aryo, beberapa detik ia memandangi Aryo. Aryo hanya diam saja.
"Eh sayang ini beneran kamu ya?aduhh uuu sayangkuuu" Lana mecubit pipi Aryo
"Kita ke atas ya, Lan. Kamu perlu istirahat" Aryo bergegas menggendong Lana lalu mengunci mobilnya
Sepanjang perjalanan dari parkiran ke kamar Lana, gadis itu terus membeo membicarakan apapun ngga jelas sampai rumus fisika dia bicarakan. Orang pinter mah mabok nya beda gaes. Namun Aryo hanya diam tidak menanggapi.Sesampai nya di kamar Lana, Aryo membaringkan gadisnya di kasur, melepassepatunya, menyelimuti Lana dengan telaten dan terakhir menuliskan sticky notedibawah sebutir obat "Diminum, untukmeredakan efek mabok". Aryo melihat jam di meja belajar Lana, 03:15. Dia punbergegas pulang namun ketika berdiri dan melangkah, tangan kirinya ditarikLana. "Mau kemana sayang? Tidur sini aja" Lana berbicara dengan mata tertutup,dia mengigau. Pelan Aryo melepaskan genggaman tangan Lana.
***
Tepat jam empat subuh Aryo sampai di rumah, dengan hati-hati dia memarkirkanmobil Ilham, menutup garasi, berjalan mengendap-endap di rumahnya yang gelap,menaiki tangga masuk ke kamar Ilham dengan hati-hati, meletakkan kunci mobilkakak nya ditempat semula, perlahan keluar dari kamar Ilham, menutup pintudengan sangat pelan hampir tanpa suara.
Hufffff Aryo mengelus dada nya bernapas lega karena semuaberjalan dengan lancar, dia pun melangkah kan kaki ke kamarnya, membuka pintukamar perlahan takut menimbulkan suara namun belum sampai pintu kamar itu terbuka seutuhnya lampu lantai duamenyala disusul suara yang mengejutkan
"Darimana kamu Aryo jam segini baru pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicable (Pacaran Sama Brondong)
Novela Juvenil"kamu yakin, Lan? dia masih anak kemarin sore loh. Baru kelas sepuluh" "kapan lagi, Yo dapet pacar kakak kelas, cantik lagi"