5. Membuat Bekal

1.5K 173 13
                                    

Lican tersenyum lebih lebar daripada hari sebelumnya pagi ini. Tanpa dibangunkan yang lain, Lican bahkan telah bangun sendiri dan bersiap di pagi hari yang cerah. Anak itu berkaca di cerminnya yang besar, memberi sedikit pelembab pada bibir dan wajahnya sebelum dengan bahagia keluar dari kamarnya.

Dia berniat meminta pelayan untuk membuatkannya susu, namun ternyata di dapur sudah ada Vaye yang tengah sibuk masak sambil dibantu beberapa pelayan disana.

Lican mendekati Vaye penasaran, melihat bahwa mommynya itu tengah memasak sarapan yang familiar di mata Lican.

“Mommy selalu memasak sendiri untuk kita?” tanya Lican penasaran. Vaye yang mendengar suara Lican tentu saja terkejut dan segera berbalik untuk menatap putra sulungnya itu.

“Astaga! Kau mengangetkan Mommy, Lican.... Bagaimana kamu bisa bangun sepagi ini hm?” tanya Vaye heran. Lican adalah anak yang sangat manja, rasanya hampir tidak mungkin anak itu telah berpakaian rapi sepagi ini jika seseorang tidak membantunya bersiap.

“Lican ingin mandiri mulai sekarang Mommy..... Mommy belum menjawab pertanyaan Lican yang tadi” ujar Lican sedikit merengek. Vaye tersenyum lalu memberi isyarat pada para pelayan untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara dia menuntun Lican untuk duduk di patry dapur.

“Tentu saja........ Beberapa hari ini daddymu itu sering rewel jika yang membuat sarapannya bukanlah Mommy. Memangnya kenapa Sayang? Ini pertama kalinya kau melihat Mommy membuat sarapan?” tanya Vaye.

Lican mengangguk jujur, “Mommy biasanya hanya memasak makan siang dan malam untuk kita” jawab Lican.

Vaye tersenyum lalu mengusap rambut anaknya pelan, tidak ingin merusak tatanan rambut yang sudah dengan susah payah Lican buat sendiri.

“Ummm..... Anak Mommy sekarang sudah pintar hm? Mommy senang sekali mendengar Lican hendak belajar mandiri” ujar Vaye memuji. Pipi putih Lican segera memerah mendengar pujian Vaye. Dalam hati dia bertekad untuk perlahan mandiri demi kebahagiaan mommynya.

“Tapi Mommy, bukankah membuatkan kami sarapan itu melelahkan? Mommy kan sudah lelah harus mengurus banyak hal setiap harinya” ujar Lican lagi. Vaye menggeleng pelan, tersenyum melihat rasa khawatir jelas tercetak di wajah manis Lican.

“Tidak melelahkan. Jika Lican memasak untuk orang yang Lican cintai, semua pekerjaan tidak akan terasa melelahkan Sayang. Lican akan tahu sendiri rasanya setelah menemukan seseorang yang Lican sayangi nanti” jelas Vaye. Lican menatap ragu mendengar penuturan dari mommynya, apakah itu sama dengan semangatnya tiap kali hendak bertemu Kayle?

“Jika Lican menyukai seseorang dan membuatkan bekal masakan sendiri untuknya, apa orang itu akan menyukainya?”

Lican ingat bahwa Kayle selalu memberi bekal yang dia bawa kepada orang lain setelah dia pergi. Mungkin itu karena Lican tidak memasaknya sendiri, sehingga Kayle tidak mau memakannya seperti itu.
Jadi jika dia memasak bekal itu sendiri, Kayle mungkin akan menyukainya bukan?

“Mommy, bisakah Lican ikut belajar masak bersama Mommy?” tanya Lican penuh harap. Matanya berkedip cepat sambil memasang ekspresi lucu terbaiknya. Vaye tertawa kecil, mengelus rambut anaknya itu karena gemas.

“Memangnya Lican memiliki seseorang yang Lican suka?” tanya Vaye. Lican yang mendengar pertanyaan itu tentu saja segera membeku. Ah, apakah dia baru saja membuka rahasianya tanpa sadar?

Lican mencoba menutup mulutnya rapat sambil menggeleng kencang. Lican pikir bahaya jika keluarganya tahu bahwa dia tengah mengejar cinta seorang Alpha biasa saat ini. Adiknya saja sudah menolak mentah-mentah, apalagi itu mommy dan daddynya?

“Tidak apa-apa...... Kau sudah besar, kau berhak mencintai siapapun Lican”

Lican mendongkak saat melihat ekspresi lembut yang ditunjukan mommynya. “Benarkah?” ucap Lican kecil diiringi nada penuh keraguan. Vaye mengangguk yakin, menciptakan senyum lebar di bibir putra pertamanya.

Please Notice Me Mr.Alpha! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang