8. Karma

1.9K 226 17
                                    

Maaf ya Lican….. Kamu jadi harus kembali karena permintaan Xile. Ah, apa Paman perlu menjemputmu di bandara hari ini?”

Lican, pria yang tengah berjalan sambil membawa koper besarnya itu tertawa pelan mendengar nada tidak enak yang diberikan pamannya lewat earphone yang terhubung dengan panggilan. Sebenarnya, setelah menghilang dari publik lebih dari lima tahun lamanya, Lican memang hendak kembali ke rumah keluarganya bulan ini, dan permintaan Xile hanya mempercepat waktu kepulangannya saja.

“Tidak perlu Paman, aku tidak ingin siapapun tahu mengenai kepulanganku kali ini. Aku ingin memberi mereka kejutan sesekali. Dan Paman, permintaan kecil ini tidak ada apa-apanya dengan Paman yang mau memberiku tempat tinggal disana selama ini. Aku sudah sampai di bandara sekarang, tidak perlu memberiku jemputan karena aku sudah memesan taksi Paman” ujar Lican menenangkan. Matanya kini berusaha mencari nomor taksi yang sesuai dengan nomor pesanannya, saat tanpa senjaga dia malah bertabrakan dengan orang lain.

“Aku akan menghubungi Paman lagi nanti”

Lican segera memutuskan panggilannya dengan Al dengan niat untuk meminta maaf pada orang yang dia tabrak tadi. Wajahnya yang semula santai berubah tegang saat dia tahu siapa orang yang ditabraknya tadi. Keduanya hanya diam, sampai Lican dengan canggung tetap melanjutkan acara permintaan maafnya.

“Maaf, aku tidak senga-”

“Li……can?”

Omega itu tersentak keras saat suara berat itu tiba-tiba memanggil namanya. Butuh beberapa saat bagi Lican untuk siap menerima masa lalunya kembali, sebelum senyum lebarnya terpasang saat dia mencoba bersikap biasa saja.

“Lama tidak bertemu……”

“……..Kak Kayle”

Pada akhirnya, kita tidak akan pernah bisa melarikan diri dari takdir yang menjerat.



-




-


Lican hanya diam saat orang didepannya ini dengan serius tengah memesankan minuman untuk mereka berdua. Lican tidak lagi ingat alasan bodohnya yang mau saja diajak oleh Kayle ke café saat ini sampai membatalkan pesanan taksinya. Dia hanya diam saat Kayle menggandeng tangannya lembut, menuntunnya untuk mengikuti disaat Lican seharusnya langsung pergi tadi.

Semua pelariannya selama ini sia-sia ternyata. Lican tetap tidak bisa melawan perintah alphanya, fated mate yang berhasil membuatnya hancur lima tahun silam.

Sesekali Lican mencoba mengintip figur Kayle setelah lima tahun berlalu. Wajahnya masih tampan, badannya terlihat lebih terbentuk dari lima tahun yang lalu dan oh, kenapa mata alphanya itu biru muda saat ini? Padahal Lican dengan jelas mengingat bahwa Kayle itu adalah seorang Alpha biasa yang seharusnya memiliki mata berwarna hitam.

Merasa diperhatikan, Kayle akhirnya menoleh setelah selesai memesan pada pelayan. Lican segera membuang pandangannya kearah lain saat Kayle kini menatapnya. Hal yang wajar menurut Kayle, setelah hal buruk yang telah dia lakukan pada Omega didepannya ini.

“Adikmu benar, aku benar-benar tidak bisa menemukanmu selama lima tahun ini” ujar Kayle memulai pembicaraan. Dirinya terus saja memerhatikan Lican yang masih diam tanpa mau menatapnya, sebelum dia kembali melanjutkan ucapannya.

“Apakah kau masih melukis?” Tanya Kayle. Kali ini Lican membalasnya dengan gelengan pelan, kepalanya perlahan mendongkak untuk menunjukan Kayle senyuman kecilnya.

Please Notice Me Mr.Alpha! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang