6. Ucapan Terimakasih

1.6K 212 52
                                    

Pagi itu adalah pagi paling bersejarah bagi Lican. Setelah seminggu ini dia belajar masak diam-diam bersama mommynya, akhirnya Lican dinyatakan lulus oleh koki rumahnya dalam hal membuat bekal sederhana.

Kotak bekal itu dipegang lebih hati-hati hari ini, wajahnya merona hebat saat dia membayangkan reaksi apa yang akan diberikan oleh Kayle saat tahu dia bisa memasak sendiri kali ini.

Selama seminggu ini, Lican memang absen mengantar sarapan untuk Kayle karena dia selalu sampai saat bel berbunyi dan pulang tanpa mengikuti kegiatan apapun. Beberapa hari ini, selain belajar memasak Lican memang disibukan dengan kegiatan melukisnya yang semakin padat. Tentu saja, karena anak itu akan mengadakan pameran lukis dalam waktu sebentar lagi.
Jadi hari ini adalah hari barunya lagi dalam bertemu dengan Kayle, pangeran pujaan hatinya.

Jantung Lican berdetak tidak karuan saat kakinya melangkah semakin dekat kedepan kelas pujaan hatinya itu. Apalagi hari ini Lican juga membawa sepatu yang telah dikirim oleh Lion, membuat Lican semakin tidak sabar untuk mendatangi kelas Kayle pagi ini.

Langkahnya semakin pelan saat dilihatnya kelas Kayle sudah ramai sepagi ini. Suara sorak sorai terdengar seperti menggoda seseorang, dan Lican yang kesulitan untuk masuk memilih bertanya pada seseorang yang kebetulan mengenalinya kini.

“Apa ada sesuatu yang terjadi hari ini?” tanya Lican penasaran. Siswa yang ditanya olehnya itu terlihat terkejut, lalu menggaruk tekuknya canggung sebelum menjawab pertanyaan Omega cantik itu.

“Itu....... Ana dari kelas sebelah menyatakan cinta pada Kayle hari ini, dan lelaki itu baru saja menerimanya sehingga mereka resmi pacaran mulai hari ini” ujar siswa tersebut tidak enak. Setiap siswa di kelas Kayle tahu bahwa Lican menyukai Kayle sejak anak itu pertama kali masuk sekolah dulu. Melihat pujaan hatinya baru saja berpacaran dengan orang lain........ Itu hal yang menyakitkan bukan?

Tanpa bicara lagi Lican segera menerobos kerumunan itu dengan bantuan dari bodyguardnya. Degan wajah memerah menahan tangis dan amarah, Lican akhirnya tiba didepan pasangan baru yang tengah menjadi sorotan banyak orang kini.

Dengan kasar Lican mendorong wanita yang tersipu itu menjauh dari depan Kayle. Nafas Lican tersegal-segal, dia bahkan hanya diam saat satu bodyguard nya berinisiatif membuat gadis itu berlutut didepannya.

“Ana!”

“Tahan Kak Kayle!” perintah Lican kesal pada bodyguard nya yang lain. Seperti pacar barunya, Kayle akhirnya ikut dibuat berlutut dan dipaksa menatap Lican yang mulai menangis. Kotak bekal yang semula dia pegang dengan hati-hati kini diremasnya erat. Tatapannya menyiratkan kekecewaan yang dalam saat Lican menatap langsung mata Kayle.

“Kak Kayle kenapa berpacaran dengan gadis ini?! Aku hanya tidak datang sebentar dan Kak Kayle sudah beralih pada yang lain. Kak Kayle itu milikku! Kita itu ditakdirkan menjadi mate Kak! Tidak ada yang boleh berpacaran dengan Kak Kayle selain aku!” jerit Lican frustasi.

Kayle yang memang kesal karena tiba-tiba diperlakukan seperti ini semakin kesal mendengar perkataan dari Lican. Wajahnya menyiratkan kebencian yang dalam saat dia menatap Lican. Tidak ada lagi rasa aneh yang semula dia rasakan saat Lican tidak berkeliaran didekatnya. Amarahnya memuncak, dia bahkan dengan kuat mampu menyingkirkan bodyguard Lican dan mendorong Omega itu sampai Lican tersungkur ke lantai.

“Apa maksudmu huh?! Aku milikmu?! Kita ditakdirkan untuk menjadi mate?! Aku tidak boleh berpacaran dengan orang lain?! Menjadi seorang elit bukan berarti memiliki nyawa kita semua bajingan! Kenapa kau tidak kembali sekolah di sekolahan elitmu saja dan keluar dari tempat ini hah?! Kau tidak berhak menyakiti Ana! Kau lah yang seharusnya menghilang dari tempat ini karena terus menerus menganggu hidupku selama ini!”

Please Notice Me Mr.Alpha! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang