10. Percobaan Pertama

1.5K 180 18
                                    

"Penjualan produk ini meningkat 10% dari bulan lalu Pak. Apalagi di daerah perkotaan, produk ini dapat disebut sebagai tren baru di kalangan Omega. Dibandingkan produk lainnya-"

Perhatian Lican teralihkan saat ponselnya tiba-tiba bergetar ketika dia tengah mendengarkan penjelasan asistennya dengan serius. Nomor asing yang tertera di layar ponsel membuat Lican sedikit mengangkat alis, sebelum dia bangkit dan memberi isyarat pada asistennya untuk memberinya sedikit waktu.

"Halo?"

Tidak ada balasan dari pihak penelfon. Lican baru saja hendak mematikan panggilan saat suara serak tiba-tiba menyapa pendengarannya.

"Ini aku, Kayle....... Lican"

Kuping Lican sedikit memerah begitu dia mendengar dengan jelas suara magnetis itu. Lican berusaha menetralkan debaran jantungnya, ketika dia menjawab perkataan Kayle dengan nada tenang.

"Ah ya. Um...... Ada yang bisa kubantu?" tanya Lican canggung. Kayle terlihat ragu untuk bertanya, sebelum dia kembali bersuara.

"..... Aku ingin mengajakmu makan siang bersama. Apa kau ada waktu setelah ini?"

Hanya Tuhan yang tahu betapa gugupnya Kayle saat mengajak Lican makan siang bersama seperti itu. Lican hanya termenung untuk sesaat, sebelum mengecek jam tangannya untuk melihat waktu.

"Aku bebas mulai pukul satu. Dimana kita harus bertemu Kak?" tanya Lican. Omega itu tengah menunggu jawaban saat panggilan tiba-tiba terputus, membuat alis Lican yang semula telah santai kini kembali berkerut.

Kenapa........ Kayle tiba-tiba mematikan panggilannya?

Lican berusaha tidak terlalu memikirkannya. Dia menyimpan kembali ponselnya di meja, dan meminta asistennya kembali melanjutkan penjelasan.

Dia tidak bisa terlalu berharap bukan?

Sedikit Lican tahu, bahwa Kayle memang sengaja mematikan panggilan karena dia merasa terlalu canggung ingin bilang bahwa dia akan menjemput Lican sendiri di perusahaannya. Kayle berdehem untuk meredakan rasa gugupnya, sementara matanya kembali menatap Neel yang tengah tersenyum menyebalkan sambil menatap jahil Kayle.

"Kenapa kau terlihat seperti orang bodoh saat menghubunginya Kayle? Pfft, kau terlihat seperti anak remaja yang baru pertama kali mengajak orang yang disukainya kencan Sobat"

Neel semakin terhibur saat Kayle menatapnya tajam. Teman yang kini menjadi bosnya itu terlihat gugup saat dia duduk di kursinya kembali. Pikirannya terbang ke segala arah, memikirkan bagaimana caranya membuat acara makan siang itu menyenangkan untuk Lican.

"Sudahlah Kayle, jangan terlalu membuatnya pusing. Ikuti saja arusnya, aku pikir dia baik-baik saja selama kamu tetaplah kamu"

Kayle melirik temannya itu tajam, "Maksudmu?" tanyanya. Neel tersenyum, sahabatnya ini memang kadang bodoh dalam urusan cinta.

"Aku bilang, Lican pasti akan baik-baik saja selama kau masih menjadi dirimu sendiri Kayle. Kau tahu, dia bahkan mencintai sosok menyebalkanmu di masa lalu. Sekarangpun, dia pasti akan menyukaimu, selama kau menunjukan bahwa kau benar-benar mencintainya. Jangan sia-siakan kesempatan ini Bung" nasihatnya. Kayle bergumam pelan, "Menjadi diriku sendiri ya...." ujarnya sebelum mulai fokus memainkan ponselnya.




-




-





"Bos, apa kau ingin makan bersama? Makanan kantin di kantor ini enak loh"

Please Notice Me Mr.Alpha! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang