NPart. 21

2 0 0
                                    







•💔💔•

.

.
.
'Ghira!!!..'
Ghisya sadar dan meneriakkan nama putrinya Ghira,.. Ghisya menemukan dirinya diatas kasur dan Jay menemaninya..

'Kak??'

'Dimana Ghira??
Dia baik-baik saja bukan..!?'
Tanyanya dalam kegelisahannya..
Jay menahan kedua pundaknya yang beranjak bangun..

'Jangan khawatir, yang kau harapkan semua terjadi..
..
.
Dia melindunginya'

'Dia mendengarnya?'
Tanya Ghisya menatap mata Jay mengiyakannya..

'Kurasa ia menyesali tindakannya.. Dan memeluk Ghira hingga jatuh, benar atau tidak ia berhak memastikan ucapanmu..'

'Dimana dia sekarang!!'

'Akhirnya untuk pertama kali kau mengabaikan Ghira..
Kau tidak berlari menemuinya?'
Tanya Jay membuat Ghisya menyadari dirinya sendiri..

'Ada Dradit bersamanya bukan!?..
Bawa aku pergi Jay!! Aku tidak akan lagi kuat menghadapi mereka..
Ini saat yang tepat bukan!!?'
Pinta Ghisya seraya menggenggam lengan Jay dan menunduk didekapan Jay..

'Sedikit lagi kak.. Aku mohon selesaikan dengan baik, aku tidak ingin membawamu seperti ini..
Mereka berhak mendengar dari dirimu sendiri kenapa kau melakukan ini pada mereka..
Kau harus menyelesaikan semuanya, aku tidak ingin ada lagi yang kau tutupi padanya.. Terutama Dradit ..'

***

Dikamar rawat dimana Ghira berada..
Ghira telah stabil dan terlihat baik-baik saja..
Mitha bersamanya menemani memberinya suapan makanan..
Ghira menolaknya dan menumpahkan bubur itu semua..

'Aku tidak mau makan..
Katakan padaku? Dimana ibuku? Bawakan dia padaku bibi!!'
Rengek Ghira meminta temu dengan Ghisya..

'Apa yang kau lakukan pada bubur itu Ghira!!?' ucap Ghisya membuka tirai pembatas dan melihat Ghira dan Mitha memandangnya...

'Ibu..?'
Panggil Ghira pada Ghisya..
Ghira menangis melihat Ghisya kini duduk didepannya..
Mitha meninggalkan keduanya bersama..

'Kau mau aku menyuapimu?
Kenapa kau tidak mau makan?'
Tanya Ghisya pada putrinya yang hanya diam menatapnya..
'Kenapa kau diam saja? Jawab ibu!?'

'Ghira mendengarnya...
Ketika Guru menarikku lompat bersama.. Ghira mendengar suara ibu!!'
Ucap Ghira perlahan menahan tangisnya..
'Ghira tidak salah dengar bukan..
Kau adalah ibuku, ibu adalah ibuku'

Ghisya meraih kedua tangan mungil Ghira dan menggenggamnya..
Airmatanyapun tak terbendung lagi ia tahan..
'Ibu akan selalu menjadi ibumu..
Maafkan ibu Ghira.. maafkan ibu..'
Ghisya menangis akan sentuhan tangan Ghira dipipinya..

'Jadi inikah rahasia tentangku yang ibu sembunyikan dariku?..
Ibu selalu mengatakannya padaku, setiap saat tanpa alasan ibu selalu mengingatkan Ghira..
..
.
Kabar baik atau buruk, kau tidak akan kecewa apapun kabar itu, tapi pikirkanlah kenapa semua itu terjadi padamu.. Setiap kabar memiliki alasannya..
Jadi benar..? Ibu bukanlah ibu kandung Ghira.. Katakan padaku ibu!? Ghira akan menerimanya...'

'Apa kau benar-benar tidak marah pada ibu? Ibu menyesalinya..'
Ghira menghapus airmata yang jatuh dipipi ibunya..

'Demi ibu, Ghira ingin menerimanya..'
Ghisya akhirnya menumpahkan tangisnya dipelukan Ghira..
Ghira menepuk pundak ibunya, menenangkannya dengan hangat..
Dibalik tirai Dradit berdiri mendengar semua pembicaraan keduanya..
Dradit juga tak bisa menahan airmatanya mendengar putrinya bisa menerima semua itu dibanding dirinya....

Aku, Kamu, Di Antara nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang