"Woy, Ris! Bangun kali, udah siang begini juga." Ujar Nella yang tiba-tiba sudah berada di kamar Rissa.
"Anjir, kok lo datengnya jam segini sih? Semalem perasaan gue bilangnya siangan. Kan lo tau, kalo libur pasti gue bangunnya siang." Sahut Rissa yang baru membuka matanya tidak terima.
"Heh, liat sekarang udah jam berapa. Nyokap lo juga tadi yang nyuruh gue langsung masuk ke kamar lo."
"Oh udah setengah satu, hehe. Yang lainnya mana?"
"Paling bentar lagi sampe. Kan gue selalu paling pertama."
"Hm. Eh, Nel. Lo mau tau sesuatu gak? Sumpah gue sebel banget, bingung mau gimana." Ujar Rissa yang tiba-tiba semangat untuk bercerita setelah mengingat dinner semalam.
"Apaan?"
"Eh nanti aja deh, tunggu Lia sama Dita. Daripada gue harus cerita dua kali."
"Kebiasaan ya ini anak bikin penasaran mulu." Sahut Nella jengah. "Yaudah, mending lo sekarang mandi, Ris."
"Hehe, oke."
Tidak lama setelah itu, Lia dan Dita pun sampai di rumah Rissa. Mereka berdua langsung ke kamar Rissa dan menunggunya selesai mandi.
"Nah, ini dia nih yang ditunggu-tunggu. Mau cerita apaan lo?" Tuntut Dita.
"Baru juga kelar mandi. Kok lo tau gue mau cerita-cerita?" Sahut Rissa.
"Tadi Nella bilang ke kita, Ris." Jawab Dita.
"Jadi gini, semalem kan gue bilang kalo gue lagi di hotel, nah itu gue lagi dinner sama orang tua gue terus sama temennya mereka. Asal lo tau nih, ternyata anak dari temen mereka itu si Raka anjir."
"Terus kenapa?" Tanya Nella.
"Ya Tuhan, punya temen gini amat. Lo tau kan gue bisa hampir tiap hari di sekolah ada aja berantem sama dia. Ya jelas kemarin tuh gak enak banget. Apalagi, ada satu hal yang bikin tambah gak enak."
"Hm. Terus?"
"Jadi.. ternyata tuh orang tua gue sama Raka udah ngerencanain dari lama buat jodohin gue sama Raka! Gila kan!"
"Hah? Anjir apaan sih. Gue tau, Ris, lo kan demen banget bego-begoin gue, tapi masa sekarang lo mau begoin gue dengan hal kayak gitu? Ya jelas gue kali ini gak kena ke-bego-an itu lah." Sahut Nella sambil memutar bola matanya.
"Kalo becanda yang lucuan dikit. Jauh amat ke hal perjodohan." Kata Lia.
"Tau nih orang ngaco." Tambah Dita.
"Tuh, giliran gue serius, lo pada gak percaya. Gak liat apa, gue ngomong udah sampe agak nge-gas saking sebelnya inget lagi sama yang semalem."
"Duh, agak kocak sih ya, di umur gue yang masih segini, udah punya temen yang mau kawin." Celetuk Lia.
"Tapi, masa mereka mau jodohin lo gitu sih? Lo berdua kan masih SMA, baru juga kelas sebelas. Kuliah sama kerja aja beloman." Balas Dita.
"Ya justru itu. Gue sama Raka udah protes gitu, tapi malah katanya mereka gak nerima protes. Lo tau sendiri pasti ribet kalo udah kayak gitu. Si Kintan juga sok-sok ngedukung lagi. Tapi jangan bilang-bilang ke siapapun loh." Jawab Rissa pasrah.
"Haha, yaudah lah ya, terima nasib aja. Toh Raka juga ganteng anjir." Sahut Nella yang pikirannya hanya tentang cogan.
"Gue juga setuju sama lo sih kalo selama ini dia tuh nyebelin. Tapi not bad kok, coba jalanin aja dulu, Beb. Siapa tau nanti hari-hari lo malah penuh warna." Tambah Dita dengan dramatisir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Okay
RomanceTipikal perjodohan para orangtua pada anaknya yang masih remaja. Gak se-clingy yang kalian kira.