4. Me Time

9 3 0
                                    

Hari ini Rissa baru bangun pukul 10. Ia yang biasanya mager dengan tumben-tumbennya langsung mandi.

"Tumben kamu bangun tidur langsung mandi, biasanya nunggu disuruh-suruh dulu sampe mulut Mama berbusa." Ujar Iva.

"Emang serba salah ya jadi anak." Sahut Rissa yang baru keluar kamar mandi.

Hari ini Rissa ingin 'Me Time' dengan memanggil layanan salon ke rumah. Sebenarnya, Ia bukan tipe remaja perempuan yang terlalu peduli dengan tampilannya, tapi untuk sesekali tidak ada salahnya kan?

Dua orang salon pun datang, yang satu meng-creambath rambut dan yang satu lagi me-manicure pedicure Rissa.

Ibu dan ayahnya sedang tidak di rumah saat ini. Gavin seperti biasa, kerja. Iva baru saja pergi beberapa saat yang lalu untuk berkumpul dengan teman-teman lamanya. Kintan juga sedang di kamar saja entah ngapain. Sehingga setelah treatment yang Rissa pesan ini selesai, ia dapat kembali bermager-mageran di kamarnya tanpa ada protesan.

Hm, what a good day. Batin Rissa dalam hati.

•••

Kegiatan Raka sejak bangun tidur barulah mandi, sarapan, dan sedikit workout agar tubuhnya tidak kaku semenjak liburan sekolah.

Ia hari ini tidak ada kegiatan keluar. Jadi ia hanya ingin menghabiskan waktunya untuk bermain PS. Tipikal remaja laki-laki, bermain Fifa. Seperti tidak ada bosan-bosannya ia memainkan game bola tersebut.

Raka hanya keluar kamar apabila ingin ke kamar mandi, merasa lapar, atau dipanggil orangtuanya. Biasanya ia tidak segila ini untuk bermain PS, tapi hari ini menurutnya tidak ada sesuatu yang penting. Jadi ia memutuskan untuk menghabiskan waktunya seperti ini saja.

Lagipula orangtuanya juga tidak ada yang protes kalau Raka hanya seharian bermain PS di kamar.

•••

"Eh, anak Mama seger banget keliatannya." Ujar Iva yang tiba-tiba muncul dari pintu kamar Rissa.

"Mama udah pulang?" Tanya Rissa.

"Ya kalo belum pulang kenapa Mama bisa di sini sekarang?" Jawab Ibunya yang seperti balik bertanya.

"Hehe." Rissa hanya tertawa garing.

"Oh iya, pas banget deh kamu treatment kaya tadi. Jadi di hari pernikahanmu besok, kamu udah keliatan seger."

"Hah? Besok? Kok cepet banget? Aku aja baru fitting baju 3 hari yang lalu. Kok cepet banget ngurus-ngurus semuanya?" Tanya Rissa yang seperti tidak terima.

"Hey, nanya satu-satu dong. Kan waktu itu udah dibilang. Orang tua Raka dan Papa Mama itu udah rencanain dari lama, tapi ya baru kasih tau ke kaliannya sekarang."

"Aku dan Raka aja sama-sama belum deket, Ma. Gimana deh?" Sahut Rissa malas.

"Justru itu, nanti seiring berjalannya waktu juga pasti deket kok kalian." Jawab Iva terkekeh. "Oh iya, kamu undang Nella, Lia, dan Dita ya. Kan mereka temen-temen deket kamu."

"Hm."

Kalo begini mah gak jadi good day buat hari ini anjir. Batin Rissa.

•••

Di sisi lain, Raka pun sama bingungnya dengan Rissa. Bagaimana tidak? Ia juga baru dikasih tau sekarang kalau mereka akan dinikahkan besok. Bahkan ia tidak tau kapan orang tuanya menyiapkan ini semua sehingga besok acara sudah siap.

Raka yang biasanya tidak pedulian, kali ini ia tidak bisa seperti itu. Karena hal ini menyangkut kehidupannya ke depan.

"Haduh, ada-ada aja dah emang orangtua gue." Gumam Raka sambil membaringkan tubuhnya di kasur.

Ia berpikir, apakah Rissa sudah tau apa belum tentang ini. Kalau sudah tau, masa tidak ada panik-paniknya? Atau minimal rasa bingung.

Setelah beberapa pemikiran, akhirnya ia pun membuka hp, berniat untuk menghubungi Rissa.

Raka
Ris

Clarissa G. R
eh, tau id line gue drmn lo?

Raka
Lo udh tau kalo pernikahan kita itu besok?

Clarissa G. R
enggak
baru tau td

Raka
Yaudah

Read.

Raka menghembuskan nafasnya kasar. Jujur, ia belum siap untuk besok. Tapi mau bagaimana lagi, pasti tidak akan bisa dibatalkan atau bahkan dimundurkan.

Gue yakin nih, pasti si tengil Rissa belum siap juga. Batin Raka.

Raka akhirnya membuka group chat yang berisikan dengan teman-temannya. Berniat untuk mengundang mereka.

Raka
Eh

Dhika
ah eh ah eh aja lo

Farrel
ape

Raka
Lo besok pd free kan?
Iyalah jomblo emg mau pd kemana

Farrel
sialan lo

Dhika
dih, emg mau ada apaan nih?

Raka
Besok lo berdua ke hotel ***** ya, dari pagi sampe malem pokoknya
Pake jas ye yg rapih

Dhika
ngapain? mau kawin lo?

Raka
Iye

Farrel
demen ni gua, pd ngasal kl ngomong
emg mau ngapain si ka pake jas segala

Raka
Lah kan tadi gue udh jawab

Farrel
bgst, beneran ternyata?

Dhika
eh padahal gue cmn asal ngomong td
keren juga gue bisa bener gt

Farrel
kawin sm siapa lo jing?
ohhhh pasti abis nganu ya lo
ngaku lo ka
gila tmn gua parah bgt
udah bisa nge gol in anak orang

Raka
Ngasal banget lo kalo ngomong
Gue dijodohin
Udhlah, liat aja besok
Inget ya, PAKE JAS!

Dhika
anjir
siappp

Farrel
iya ok syg
penasaran kan gua jadinya

Raka pun memutuskan untuk tidak memperpanjang chat di groupnya itu. Ia memilih menutup aplikasi chatnya dan membuka aplikasi lain untuk memutar lagu. Setelah itu ia meletakkan hapenya di atas nakas dan mendengarkan lagu sambil memejamkan matanya.

Perlahan tapi pasti, rasa kantuk pun mendatanginya.

•••

Keduanya hanya dapat merutuki nasib dan pasrah akan hari esok.

Maaf ya guys pendek :(

OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang