Cerpen Horor : Mati Dibalas Mati

31 6 0
                                    

#LOMBATHELITERASICERPEN_HOROR

.
.
.

Suara derikan pintu membuat gadis bermata cokelat itu membulat tajam. Dia menatap penuh konsentrasi, dan mempertajam pendengaran.

Dia kaget!

Pintu dibanting tanpa ampun. Dan derap kaki terseret ke arahnya. Dia begitu was-was hingga menggigit ujung bibir bagian bawahnya.

_"Dear,"_ panggil suara berat itu, semakin membuat gadis malang itu ketakutan. Dia berusaha berdiri, namun sial, kedua kakinya tidak mau digerakkan.

Setelah peristiwa beberapa tahun silam, gadis bersurai pirang itu harus hidup dengan sosok mengerikan yang mengambil alih raga kekasihnya, dan di sana, dia dijadikan babu oleh makhluk menjijikkan itu. Setiap hari, dia akan disiksa jika tidak mau mengindahkan perintah sang tuan.

Kerap kali, Sophia, terkena sengatan dahsyat dari tangan yang dulunya selalu menggenggamnya. Meski tubuh itu masih dicintainya, namun sosok dibalik itu semua membuatnya ingin melarikan diri dari kenyataan yang ada.

"Andrew, aku sangat tersiksa," lirihnya, disela tangis yang mendera.

"Aku ini bukan pembantumu, _Please!_" dia semakin meringkuk dalam pojokan kamar. Dia sangat ketakutan jika terus berhadapan dengan makhluk yang telah meretas tubuh kekasihnya.

_"Dear, its me,"_ lirih tubuh tegap yang tiba-tiba telah berada di sampingnya. Dia sudah tak kaget jika makhluk itu hadir tanpa tahu melintasi lewat mana.

Sophia menatap mata itu. Ya, sekarang Andrew telah kembali.

"Kau berjanji akan menyelamatkan aku, Andrew," isak Sophia.

"Aku berusaha untuk itu, Sayang, bertahanlah!" ucap Andrew, dan dia mengelus kepala itu penuh sayang.

"Ini tahun ketiga, kapan janjimu akan terbukti? Aku sudah tak sanggup!" Sophia sontak mundur, saat mata itu berubah menjadi merah kehitaman. Makhluk itu kembali!

Sophia tidak pernah tahu. Andrew butuh berminggu-minggu, untuk bisa kembali pada raganya. Di dalam sana, Andrew sudah berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari jeratan makhluk biadab yang pernah tercipta oleh tangannya sendiri. Dan semua ini, membuatnya sangat terpukul karena menyeret kekasihnya dalam masalah.

"KAU IBLIS!!!" pekik Sophia, memukul tubuh itu dengan pemukul bola kasti yang tidak jauh darinya.

"Kenapa kau selalu kasar padaku, sedang pada Andrew TIDAK, HAH?!!" makhluk yang mengaku bernama Jackson itu menghempaskan tubuh Sophia dengan sekali tebas.

Sophia mengaduh, kemudian tertawa. Jackson menaikkan alisnya saat melihat gadis itu terbahak keras.

"Kita tiga tahun tinggal dalam satu atap, akankah kau tak pernah bisa mencintai aku, daripada Andrew?!" sengitnya. Sophia tertawa lebih keras saat mendengar pertanyaan yang selalu dilontarkan setiap hari oleh Jackson. Bagaimana bisa dia mencintai makhluk yang terus saja menyiksanya?

"Jika kau Andrew, aku akan mencintaimu." Sophia mengusap darah yang mengalir dari hidungnya.

"Tapi sayangnya, kau tidak akan pernah menjadi Andrew! Kau hanyalah makhluk buatan yang tidak mempunyai raga! Kau makhluk hitam yang tak akan pernah bisa hidup selayaknya manusia!!!"

"DIAM KAUUU!!!"

***

"Kita hari ini jadi pergi, 'kan?" tanya gadis yang telah menjelma menjadi sosok putri bagi Andrew.

"Sayang, hari ini aku harus menyelesaikan sesuatu. Besok, ya?" Sophia tersenyum miris, ini bukan pertama kalinya.

"Em, oke, papa ke mana?" tanya Sophia saat melihat kursi goyang yang kosong. Tv masih menyala, namun malah menonton mereka.

The Literasi Cerpen (Complicated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang