Enam

8.5K 1K 48
                                    

Yang nungguin selamat baca....

Darrel menelepon sebuah nomer. Nomer ponsel Mamihnya. Ho.ho.ho... jangan kira dia menangis merengek ya minta bantuan. Nggak loh...

"Halo... Darrel. Kenapa sih telepon Mamih ganggu aja orang lagi nonton drama korea The world of the marriage juga. Lagi seru tahu si perempuannya mau bunuh diri di---"

"Mih... Ya ampun... Nonton drakor lagi?" Darrel memotong ucapan Mamihnya lalu menspeaker ponselnya agar tidak menggangu saat menyetir.

"Hm... Besok kamu beliin Mamih hape baru ya buat nonton drakor kesayangan Mamih. Hape yang ini buat teleponan dan lain-lain." Kata Sabrina lagi.

"Astaga Mih. Ya udah besok Darrel belikan deh sama paket datanya sekalian, sekarang Darrel cuma mau bilang kalau Darrel bawa pulang mantu Mamih. Tinggal di Bekasi udah nggak aman lagi."

"Hah? Kamu bawa Areva tinggal sama kita? Serius dia mau?"

Darrel melirik gadis di sebelahnya yang menatap keluar jendela.

"Hm... Kan Mami maunya cuma bermantukan Areva." Kata Darrel.

"Alhamdulillah ya Allah akhirnya putraku sadar juga mana yang benar mana yang salah. Yaudah hati-hati di jalan. Mamih mau siapin kamar buat Areva kalau gitu. Sophi biar tidur sama Mamih aja biar privasi Reva nggak terganggu."

"Sekamar sama Darrel aja nggak papa kok Mih." Ucap Darrel spontan gadis disebelahnya noleh dan melotot.

"Becanda." Ucap Darrel ke Areva.

"Ntar kalo dia setuju nikah sama kamu baru kalian sekamar."

Darrel melirik Areva. "Setuju kok Mih... Dia setuju." Kata Darrel menggenggam tangan kanan Areva dengan tangan kirinya. Areva hanya diam saja.

Ha.ha.ha.ha. Emang ya si Darrel ini nyebelin tapi ngangenin. Buktinya Areva milih Darrel meskipun dia berangkat ke medan perang nggak bawa senjata. Pasalnya ya Areva tidak cinta pada Mas Wisnu. Just it, simple.

Mungkin kalian berpikir Areva bodoh ada yang jelas malah milih yang gak jelas. Tapi ya gimana dong. Hati ini kan suka aneh ya. Ada yang ganteng, baik, mapan, tapi tetap juga hati malah nyantol di lain tempat. Padahal bisa dibilang Darrel itu abstrak. Tidak jelas. Kalau hitam atau putih mah udah jelas lah ini abu-abu. Tapi hati Areva malah condong ke dia.

Padahal mereka baru bertemu lagi selama dua hari sekitar satu bulan lalu, hanya nggak tahu kenapa, Areva setiap hari merindukannya. Astaga.. pernah nggak sih kalian kayak Areva. Ada cowok di dekat kalian tapi yang diingat malah yang jauh bahkan tuh cowok juga belum jelas maunya apa sebenarnya...

Hah... Hati emang ga bisa di duga.

---

Mereka tiba di rumah Darrel, Areva hendak melepaskan seat belt nya tapi Darrel menahan tangannya. Areva menatap pria disebelahnya, seperti ada yang hendak disampaikan.

"Kenapa?"

"Makasih ya Areva, mau menerimaku sebagai calon suami kamu. Aku belum pernah bahagiakan Mamih, apalagi sejak berpacaran dengan Salsa. Tapi sekarang aku mau bahagiain dia dan aku harap kamu mau membantuku. Aku janji akan menjaga batasan dengan kamu."

"Kamu jangan lupa perjanjian kita berdua. Semua demi Mamih." Kata Areva.

Darrel mengangguk.

Beberapa waktu lalu saat ia tiba di Bekasi.

Mantunya Mamih (Ready Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang