8: Tamu

32 7 2
                                    

Aku berlari cepat menembus derasnya hujan. Setelah melihat plang 'Supermarket' aku langsung memasukinya. Sapaan hangat terucap dari bibir seorang kasir.

Aku mengecek ponselku guna membuka list belanjaan. Ada 5 missed call dari Bude. Aku menelpon bude, dan dia mengangkat.

"Halo, kenapa bude?"

"Kamu kenapa daritadi bude telpon gak diangkat?!"

"Iya, maaf ya bude. Tadi Dara lagi di jalan, jadi gak kedengaran ada yang telpon,"

"Kamu sudah sampai di supermarketnya?"

"Udah kok bude,"

"Kamu kehujanan ya? Mana deras lagi, tau gitu tadi bude antar,"

"Gapapa kok bude. Cuma basah sedikit kok" bohongku.

"Ya sudah, nanti pulang nya hati-hati ya,"

Aku mematikan telponnya dan segera membuka list belanjaan ku.

Aku menelusuri rak-rak dingin berisikan sayuran dan daging. Setelah semua kubawa, aku langsung membayarnya. Hujan masih sangat deras. Aku memutuskan untuk berlari ke halte seberang untuk menunggu bis.

Aku berlari tanpa melihat kiri dan kanan, kabut dan air hujan menutupi pandanganku. Sebuah mobil mengklakson diriku yang hampir ditabraknya. Aku menyatukan tanganku, meminta maaf. Aku melanjutkan lariku ke halte tersebut.

Duduk, menunggu. Setelah bis datang, aku segera naik. Bajuku yang basah menjadi sorotan di dalam bis. Aku hanya bisa memalingkan wajahku ke luar jendela bis. Setidaknya aku tidak duduk di kursi dan membuatnya basah. Aku keluar, tepat di depan halte perumahanku.

Hujan kini lebih kecil dan tidak sederas tadi. Aku mengikat kencang 2 plastik belanjaan yang ku bawa. Aku membuka pagar rumahku. Dan membuka pintu rumah, rasanya aku pusing. Aku jarang sekali terpapar air hujan seperti ini. Bude berlari kearah pintu, dan langsung memberiku handuk serta mengangkat belanjaan yang ku pegang.

"Sudah sana mandi, bude udah buatin air panas,"

Aku hanya diam, dan segera naik ke atas kamarku. Hawa hangat menyelimuti, air panas sudah siap di kamar mandiku. Aku segera masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Aku pusing, sangat pusing. Setelah aku selesai, aku memakai baju dan merasakan tubuhku terlempar ke atas kasur dengan sendirinya. Dan semua terlihat gelap.

Cahaya mentari menusuk mataku. Jendela kamarku terbuka lebar. Aku masih merasakan pusing yang cukup hebat. Pintu kamar ku terbuka.

"Bude, a--aku kenapa?"

"Kamu demam, ini," Bude menyodorkan nampan berisi nasi dan lauknya kepadaku.

Aku hanya mengangguk. Menerimanya lalu berterima kasih pada bude. Bude keluar dari kamarku. Aku makan sarapanku dengan lahap. Aku membuka ponselku dan membuka sosial media ku.

@miesharetha: @marveljuanda requested to followed you.

Aku menekan tombol accept dan langsung meletakkan ponselku karena pusing.

Bude sudah meletakkan obat di meja samping kasurku. Aku meminumnya dan tidur lagi.

Tidak terasa hari sudah sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa hari sudah sore. Aku rasa aku sudah terlalu banyak tidur. Walau begitu, kepalaku masih pusing. Aku berjalan sempoyongan menuruni tangga. 

"Bude! Pak de!" tidak ada yang menjawab. Aku pergi mencari di kamar mereka. Nihil, tidak ada siapa-siapa. 

Tolong lah, aku ini pusing, badan-ku nyeri, mengapa aku disuruh turun-naik tangga serta keliling rumah? Kucoba telpon juga tidak diangkat.

Sudahlah, mungkin mereka memang sedang pergi berdua. Maklum saja, sudah setiap hari mereka bersamaku, jadi tidaklah sebuah masalah apabila mereka jalan berdua. Tapi apakah meninggalkan diriku yang sedang sakit tanpa bilang pantas? 

Aku duduk di ruang tengah, menyalakan TV. Aku menonton film Disney kesukaanku, Mulan. Tidak lupa aku menghabiskan kue coklat yang kuambil. Suara pintu rumah terbuka, membuatku terkejut. Dengan sigap aku berdiri walau sempoyongan. 

"Bude, Pakde kemana aj--" 

Itu sama sekali bukan Bude ataupun Pakde. 

"Kak Trisha? Kakak ngapain disini?" di belakangnya terdapat laki-laki berwajah sipit yang terlihat lebih muda darinya sedang menatap ke arahku.

Mulutku terbuka lebar. Kak Trisha adalah anak dari Pak de Suryo dan Bude Sari. Dia sebenarnya sedang kuliah di Jepang, namun sepertinya ia sedang rindu rumahnya. 

"Ya kangen Ibu sama Bapak lah, masa kangen kamu," wajah cantiknya kini menunjukkan aibnya. 

Aku mengangguk, lalu menyuruh mereka berdua masuk. Mereka meletakkan koper di samping sofa TV. Aku membuatkan mereka teh manis dan memberinya kue coklat yang tadi kumakan, lalu ikut duduk bersama mereka berdua di sofa. 

"Kamu suka Mulan?" tanya Kak Trisha

Aku mengangguk, setelah itu keheningan mengisi ruangan. Hanya ada suara TV dan jam dinding. Kak Trisha mengangkat suara

"Oh iya, kamu apa kabar? Udah lama banget gak ketemu ya! Aku itu terakhir ke Jogja kapan ya? Kelas 2 SMA deh kalau gak salah," 

Kami akhirnya saling mengobrol dan tertawa. Laki-laki sipit itu hanya diam menonton dan sesekali mencoba menyimak pembicaraan kami. Aku sesekali melihat ke arah si sipit, aku penasaran siapa dia. Dan kak Trisha menyadarinya. 

"Oh iya, aku lupa. Ini, Hodaka Yoshimitsu, dia adiknya temen aku. Dan teman aku bilang, dia ada pertukaran pelajar dan ditukar kesini,"

Aku mengangguk.

"Kenalan dong, masa liat-liatan doang," Kemudian kak Trisha bicara bahasa Jepang kepada Hodaka Yoshimitsu. Entah membicarakan apa.

Hodaka mengulurkan tangan nya ke arahku. Sekarang aku mengerti apa yang barusan mereka bicarakan.

"Hodaka Yoshimitsu, panggil saya Hodaka or Hoda," dia bisa bahasa Indonesia dengan logat khas Jepangnya.

"Miesha Aretha Gyandara, call me whatever you want," Hodaka mengangguk.

"Sip. Oh iya Dar, karena dia bulan depan akan mulai sekolah di sini, dia bakal tinggal bareng kamu dan Ibu Bapak buat sementara, nanti kalau udah ada tempat sendiri dia pindah kok,"

Aku kaget mendengarnya. Sampai kapan ia akan tinggal disini?

"Tapi tenang aja, dia udah biasa beresin rumah dan hal rumah tangga lainnya kok. Jadi dia bakal bantu sebagai tanda terimakasih," lanjut Kak Trisha.

"Tapi bude sama pak de kan gak bisa baha--" ucapanku di potong olehnya.

"Tenang, dia sudah lumayan bisa bahasa Indonesia kok, aku udah ajarin dari 2 bulan lalu sebelum kesini. Kalau ada yang dia ga ngerti, tolong ajarin yah,"

Aku hanya mengangguk-angguk bingung. Ya sudah lah, kita hanya tinggal menunggu keputusan Bude dan Pak de.









TBC ❤
Hi semua! Lama banget ga update sih ini. Aku abis ujian soalnya, dan take break dulu karena pusing sama urusan rumah. 

okelah, stay safe!

@maauudyy

Ineffable [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang