3: Hari Pertama

53 11 6
                                    

Jika kalian mengira ini akan menjadi pagi yang cerah, disambut oleh kicauan merdu seekor burung, kalian keliru. Pagi ini aku dibangunkan oleh teriakan budeku. Walau kuakui memang aku yang susah bangun.

Aku segera bersiap-siap dan juga sarapan. Aku sebenarnya tidak terlalu excited akan sekolah baruku. Namun apa boleh buat, aku harus semangat di hari pertamaku di sekolah baru ini.
Aku berangkat diantar oleh pamanku,
Pak de Suryo, menggunakan mobil Pajero Sport miliknya.

Setelah sampai aku di SMA baruku,
SMA Rajasawardhana. Bajuku adalah yang paling berbeda dari mereka semua. Pak de Suryo menemaniku ke ruang guru. Seluruh mata murid-murid SMA ini tertuju padaku.

Aku mengabaikan semuanya. Yang kemudian sampailah kami ke ruang guru. Disana, kami bertemu kepada calon wali kelasku nanti, Bu Astrid. Setelah banyak mengobrol tentang sekolah baruku, Pak de Suryo pulang ke rumah sedangkan aku pergi ke kelasku bersama Bu Astrid.

Di perjalananku ke kelas, aku mendengar teriakan seseorang. Gila! Keras sekali sampai-sampai aku terkejut bukan main. Aku mencari sumber suara tersebut. Aku melihat seorang anak laki-laki yang, ya cukup oke, berbadan tinggi, dan berkulit pucat bagai mayat. Dia sedang menghadang seorang anak laki-laki yang kelihatan lebih cupu darinya.

Anak laki-laki yang berteriak, menghantam loker dengan tinjuannya dan menggertak anak culun tersebut. Tapi nampaknya tidak ada satupun guru yang peduli terhadapnya.

Di hari pertamaku, sudah ada saja yang membuatku panas mata. Bukannya bertemu cogan, aku malah bertemu dengan setan. Semoga saja selama aku di sekolah baru ini, aku tidak berurusan dengannya.

 Semoga saja selama aku di sekolah baru ini, aku tidak berurusan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kelas, aku disambut dengan cukup baik oleh teman-temanku. Jujur, mereka sangat ramah. Aku merasa beruntung mendapatkan kelas ini. Aku segera memperkenalkan diriku kepada seluruh penghuni kelas. Mereka tersenyum gembira terhadapku.

Aku duduk di kursi kosong sebelah seorang anak laki-laki. Hanya bangku itu yang kosong. Semua kaum Adam kelas ini pun langsung bersorak-sorai kepada anak tersebut juga aku. Aku hanya membalas mereka dengan senyumku.

"Ehm, kenalan dong hehe," Anak laki-laki tersebut buka suara. Aku langsung menoleh kearahnya lalu tersenyum.

"Kenalin, nama gue Marvel Putra Juanda, panggilnya Marvel, jangan Juanda, kayak nama bandara soalnya,"

Aku mengangguk lalu mengacungkan jempol ku.

"Gue panggil lo Miesha atau Aretha ya? Areth aja deh ya?" Tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk.

Kami berdua saling bercerita satu sama lain. Tentang sekolah lamaku, tentang keluarga kami, dan juga tentang reaksi pertama kami masing-masing saat masuk sini. Cukup menyenangkan duduk sebangku dengan anak laki-laki.

Baru saja hari pertamaku sekolah disini, sudah dapat 2 jamkos. Harusnya ini pelajaran Bahasa Inggris. Tapi guru kami sakit sehingga tidak dapat mengajar. Para perempuan di kelasku menghampiri mejaku dan Marvel. Marvel yang sedari tadi asyik mengobrol denganku akhirnya memilih mengalah dengan perempuan lain.

"Lo dari sekolah mana?"

"Di Jogja enak gak? Kayak apa disana?"

"Di Jogja sekolahnya bagus gak?"

"Banyak cogan gak disana?"

"Udah nemu doi disini belum?"

Itulah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan mereka. Aku kebingungan, akhirnya aku hanya cengangas-cengenges saja.

"Berisik deh lo semua," ucap seorang gadis tiba-tiba menghampiri mejaku.

"Santai aja kali Sas, nama boleh Sasi, tapi sikap jangan sassy," Elak seorang perempuan lain.

"Gue sih setuju sama Sasi. Kayak gak pernah liat anak baru aja lo pada," ejek Marvel. Aku hanya ketawa melihat mereka.

"Gak apa-apa kali Vel," Ucapku, Marvel lalu tersenyum malu padaku.

Kami melanjutkan sesi tanya jawab. Marvel dan gadis yang tadi kudengar namanya adalah Sasi akhirnya ikut serta.

Istirahat pertamaku tiba. Kantin di sekolah baruku ini cukup luas. Berbeda dengan kantin sekolahku di Yogyakarta. Aku pergi ke kantin bersama Sasi. Dia bilang ingin memperkenalkan ku dengan teman-temannya. Sedangkan Marvel nongkrong di kantin bersama teman satu geng nya.

Sebelum ke kantin, Sasi membawaku ke kelas sebelah. Ia berkata bahwa dia ingin menghampiri teman-temannya. Teman-teman Sasi menyambutku dengan hangat. Kami saling memperkenalkan diri.
Dengan Alunna si tinggi semapai, Viona si antisosial dan canggungan, dan Rayya yang ramah.

Mereka cukup asik. Kami dengan mudahnya membiasakan diri seolah-olah kami teman lama. Termasuk Viona yang antisosial. Kami banyak membicarakan tentang hal di sekolah baruku ini.

Bahkan aku menceritakan tentang si pucat tukang bully itu. Mereka tampak kaget. Kami pun dengan penuh antusias membahas dirinya. Aku penasaran saja, apa salah si culun itu sampai-sampai dia diperlakukan seperti itu. 

Hari pertamaku di sekolah ini cukup baik. Aku senang mendapatkan teman-teman yang baik, dan tidak seburuk pikiranku.





TBC

Hi semua! Kalau suka jangan lupa voment yaa. Thx youu

Papay~ 👋🏻

@maauudyy

Ineffable [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang