1: Childhood

131 23 27
                                    

"Hahaha! Ayo tangkap aku! Pasti kamu ga akan bisa kejar aku,"
Ucap seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang sedang berlari.

Seorang anak laki-laki yang lebih tua 1 tahun darinya mengejarnya di belakang dengan wajah merahnya. Mereka bercanda dan tertawa lepas, terlihat sangat gembira.

Namaku Miesha Aretha Gyandara. Keluargaku dan Keluarga sahabatku, Pangeran Sakka Rajendra memanggilku Dara. Hari ini sangat cerah. Aku dan Pangeran akan bermain di taman dekat rumah. Aku akan bermain ayunan bersamanya disana.

"Mah, aku ke rumah Pangeran ya,"

"Iya hati-hati yaa!"

Aku mengayuh sepeda ku dengan kencang. Untuk anak berusia 6 tahun sepertiku aman saja bermain sepeda di kompleks ini. Jarang ada mobil berlalu lalang.

"Pangeran!"

Tante Laura membukakan pintu. Aku kaget! Dia sedang memakai masker warna hijau seperti monster.

"Eh Dara, ayo masuk, Pangeran nya ada kamarnya," Sapa Tante Laura. Dan aku pun masuk ke kamar Pangeran

Aku kesal. Kenapa Pangeran masih saja main PS dan bukannya dia sudah berjanji akan bermain bersamaku? Huh awas kamu Pangeran.

"Pangeran, ayo ke taman. Nanti ramai sama anak-anak kecil yang nyebelin itu lho,"

"Hm, sebentar Dar," Ucap Pangeran yang kulihat sibuk dengan PS nya

"Ayo Pangeran," Ucapku sambil menggoyang - goyangkan pundak Pangeran

"Iya sebentar, nanggung nih," Tolaknya lagi.

"Pangeran! Kamu kok malah maunya main PS terus sih? Katanya mau ke taman sebelah. Kalau gitu aku pulang aja deh,"

Aku bangkit dari duduk ku dan hendak keluar dari kamar Pangeran dan hendak pamit kepada Tante Laura.

Pangeran, melepas PS nya dari tangan nya, mematikannya dan dengan segera berlari menghampiriku, menarik tanganku, lalu mencubit pipiku gemas.

"Iya Dara. Maafin Pangeran yaa. Ya udah yuk ke taman. Jangan ngambek gitu dong,"

"Ih apaan sih cubit-cubit!" Ucapku jengkel lalu tersenyum.

Kami pun segera ke taman menggunakan sepedaku. Pangeran memboncengku ke taman. Kami pun bersenang - senang disana

"Dara, Pangeran minta maaf banget ya soal yang tadi. Pangeran tau Pangeran salah. Pangeran malah asik main PS dan bukan main sama Dara,"

"Udah Pangeran, kamu udah minta maaf berkali-kali tau. Dara juga udah maafin Pangeran kok," Senyum terpancar dari wajah Pangeran

"Bukan gitu Dara. E--E anu. Pangeran minta maaf terus karena sesuatu juga. Tapi Pangeran mohon Dara jangan nangis,"

"Ih ngapain banget Dara nangis. Dara kan jagoan," Pangeran tidak tersenyum sama sekali mendengar ucapanku.

"Kamu kenapa Pangeran?"

Pangeran menghembuskan napas nya dan wajah nya terlihat lesu sekali.

Ineffable [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang