11: Dekat

30 3 5
                                    

Ceritaku ini emang alurnya maju mundur. Sehingga, kalian harus benar-benar mencerna apa isinya ya agar kalian lebih mengerti. Terimakasih 😊

-oOo-

"Kamu emangnya mau kemana sih?"

"Aku mau beli kamus besar bahasa Indonesia, Miesha," ucap Hodaka

"Beli dimana ya? Aku tidak tahu jalan," lanjutnya.

Aku langsung menunjukkan arah jalan ke perpustakaan terdekat. Kami pun sampai di sana. Kami memasuki perpustakaan tersebut dan segera mencari Kamus yang Hodaka cari.

"Hodaka, cari dulu bukunya ya. Ada di bagian sini. I 'll search a novel," ucapku sembari menunjuk rak Kamus itu berada.

Hodaka hanya mengangguk-angguk dan berjalan menuju rak yang tadi kumaksud. Aku dengan semangat mencari novel yang aku inginkan. Akhirnya aku kedapatan beli novel setelah sekian lama menabung.

Aku sudah membawa 4 novel yang sudah kuimpikan dari lama di tanganku. Aku segera melangkahkan tungkaiku ke rak Kamus. Astaga, Hodaka tidak ada!

Aku bertanya kepada beberapa petugas, tidak ada yang melihatnya. Aku mencari ke seluruh rak perpustakaan, namun tetap tidak kutemukan.

Aku berlari ke arah kasir dengan keringat dingin.  Berharap dia ada disana. Ketika akhirnya kutemukan batang hidungnya, ia sedang mengantri di kasir. Menghilang terus si Jepang itu. Tapi aku harus sabar, ini adalah ujian untukku.

"Kamu kenapa langsung pergi aja sih gak tunggu aku?"

"Tadi aku sudah ke tempat novel, tapi tidak ada Miesha, jadi aku putuskan ke sini. Maafin aku ya," logat khas Jepang dan wajah polosnya membuatku merasa agak iba.

"Yaudah," kami pun segera pulang setelah membayar.

Di jalan ke parkiran mobil, aku melihat booth minuman boba yang biasa ku beli. Aku langsung menarik Hodaka untuk melipir ke booth tersebut.

"Hazelnut choco nya satu ya mbak, topping nya grassjelly aja,"

Jujur, aku tidak suka boba. Setiap aku ingin menelannya, selalu rasanya seperti menyangkut di tenggorokanku. Jadi, aku pilih saja yang mudah ditelan.

"Oh ya, kamu mau apa?" lanjutku.

Hodaka menggeleng, kemudian berkata tidak mau.

"Loh kenapa? Enak tau,"

"Kamu lupa uangku masih Yen semua dan bukan Rupiah?"

"Haduh iya ya, yaudah deh aku beliin," ucapku sungkan. Kenapa dia kode banget sih? Tapi kasihan juga jika tidak aku belikan.

"You sure?" Aku segera mengangguk.

"Matcha Red bean with no extra topping please,"

Semuanya sudah kubayar. Kami menunggu sambil duduk di kursi yang sudah disediakan booth ini. Aku membuka salah satu buku yang tadi aku beli. Membaca ulang sinopsisnya, dan membuka plastiknya, dan akhirnya membuka bukunya. Aku mencari-cari penanda bukunya. Setelah kutemukan, langsung aku melahap buku tersebut dengan mataku.

"Buku apa itu?" kepala dan badannya mencondong kearahku guna memperjelas penglihatan.

"Novel teenfiction. Mau liat?"

"Tolong bacakan saja sinopsisnya, aku gak fasih baca bahasa Indonesia,"

"Jadi ini mengisahkan tentang LDR. Tokohnya bernama Clara dan Arka. Arka sekolah di Pontianak dan Clara di Jakarta. Dan buku ini isinya tentang kisah LDR mereka, pantangan Clara yang disukain banyak cowok, juga tentang Arka yang tiba-tiba hilang kabar,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ineffable [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang