"Kak, kamu yakin mengirim pesan ke Helena Adams adalah keputusan yang tepat?"
Pesan terkirim.
Joseph duduk dan menyesap kopi panasnya di stasiun Euston. Hiruk pikuk kota London memenuhi stasiun itu. Kebanyakan mengambil kereta Glasgow-London. Manik biru Joseph melihat seseorang yang familier. Seorang teman lama.
"Never thought I'd see War here."
Joseph mengayunkan tangannya pada pria itu. Sang pria hanya menutup hoodienya kembali. Mulutnya bergerak, seperti berbisik. "Aku tidak ingin terlibat dengan Organisasi. Tidak sekarang."
Joseph hanya membalasnya dengan senyum tipis. "Ah, Hastur, kapan kau kembali pada kudamu?"
Di tengah-tengah kerumunan itu, Joseph melihat ada seseorang yang menarik perhatiannya. Seorang pemuda, berambut putih. Matanya yang biru seperti es, dihiasi dengan eyeshadow tipis di atas kulitnya yang pucat. "Pasti bukan mahasiswa University of London. Tidak ada yang berani masuk kuliah dengan tampang se-antik itu..."
"Menarik."
Joseph masuk kembali ke dalam Bentley nya. Dia mengikuti pemuda itu. "Dia menuju arah Marylebone. Apa tujuannya? Claude, can you lent me a hand?"
***
Eli merasa diikuti.
Sungguh aneh tapi nyata. Dia tidak melihat wajah apapun yg terlihat familier. Eli kenal banyak anggota Scotland Yard. Wajah mereka pasti sudah langsung dikenali mata Eli, tapi tidak semudah itu. Bagaimana kalau ternyata mereka mengirimkan anggota baru? Atau petugas dari distrik lain? Tidak ada yang tahu. Yang Eli tahu sekarang adalah ada Bentley hitam yang mengikutinya. Jarang melihat mobil setua itu masih berlalu lalang di London. Pemiliknya pasti penggemar mobil tua, seperti Jack
Manik biru Eli berusaha menangkap wajah dari pengendaranya. Namun sepertinya sang pemilik sudah memasang film di kacanya, jadi tidak terlihat. Semakin Eli berusaha tahu, semakin dia khawatir akan kemungkinan tertangkap, atau dibunuh. Ada gelagat tidak enak merambat di sekujur tubuh Eli. Apakah ini sebuah peringatan akan sesuatu?
"Clark," suara yang Eli benci itu mendengung di telinganya. "Berhati-hatilah akan kuda pucat."
Sunyi. Eli menatap kembali atasan yang dia benci itu. Pikirannya kembali ke insiden itu. Bertahun-tahun lamanya. Informasi yang sebenarnya waktu itu Eli hendak bocorkan adalah identitas Hastur yang sebenarnya. Hastur tidak pernah ada dalam satu pihak. Dia adalah seorang double agent.
Eli segera menaikkan hoodienya, menenggelamkan dirinya dalam kerumunan. Sampai dia menemukan stasiun terdekat. Waktunya kembali ke rumah Jack dan memberitahu informasi itu, pikir Eli. Dia yakin, ada keterkaitan antara Hastur dengan kasus ini. Terlebih setelah perkataannya itu. Kuda pucat. Empat penunggang hari kiamat. Kematian.
***
"Jadi itu yang dahulu ingin kau sampaikan?"
Jack memijat dahinya, raut mukanya lelah bercampur gelisah. Fakta mungkin menghantamnya dengan keras, sampai dia syok. Koleganya yang dia percayai selama ini, ternyata adalah orang yang salah untuk dipercayai.
"Hastur, selama ini, adalah War?" tanya Jack.
"Itu adalah codename-nya. Kau tahu, dia adalah salah satu dari pemimpin organisasi itu. Consummationem. Ada 4 pemimpin. Conquest, War, Famine, Death." Eli mengeluarkan berkas dari kopernya. "Ini. Hastur terlibat dalam penyelundupan senjata di Soho, baca notanya."
"Atas nama War..." Mata Jack terbelalak, kaget. "Tapi tanda tangannya Hastur!"
"Dan ada bekas sidik jarinya. Kesalahan fatal Hastur, kuakui." Eli merogoh sakunya, dan menyalakan sebatang rokok.
"Dia harus melepas sarung tangannya untuk tanda tangan, bukan?"
"Bisa jadi," mulut Eli menghela asap. "Aku tidak menyangka Consummationem terlibat dalam kasus penyelundupan narkotika di Camden... tapi pasarnya berjalan lancar di situ, jadi mungkin kita tidak bisa kaget mendengarnya."
Jack terdiam sesaat. "Jadi Claude Niepce ini adalah salah satu dari mereka?"
Eli mengangguk yakin. "Namun aku memiliki kecurigaan... karena Claude Niepce membunuh, berarti dia adalah Death, bukan? Sayangnnya kematian tidak cocok dengan konotasi narkotika."
"Famine lebih cocok, bukan?"
"Ya. Berarti Famine meminta bantuan Death untuk mengeliminasi pihak yang tidak diinginkan. Dan itu termasuk aku. Aesop sudah kuminta untuk menginfiltrasi database dari Consummationem."
Kini hanya menunggu waktu hingga Aesop berhasil mengumpulkan semua data mengenai Consummationem, terutama Death. Eli sudah tahu seberapa pintarnya Aesop dalam hal seperti ini, karena dia pernah menembus website negara, dan berbagai perusahaan besar. Hanya untuk kesenangan pribadi, tentunya. Dia tidak pernah tertarik menelusuri hal seperti itu, namun Eli memiliki minat besar pada data-data tersembunyi.
Suara ketukan terdengar didepan. Kedengarannya sangat mendesak. Ternyata itu adalah Aesop, rambutnya acak-acakan, dan napasnya terengah-engah.
"Mereka menemukan kita! Matikan semua data internet! Conquest sudah mengincarku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(identity v) inclusion
FanfictionHidup sendiri, soliter. Eli Clark sudah menjalani itu setelah hidupnya hancur, 2 tahun yang lalu. Sampai seorang teman lama menghampiri, dan memberikan kasus baru bagi Eli, sang detektif privat yang menyendiri itu. AU berdasarkan deduction star ski...