Gadis bernama lengkap Jang Kyujin itu mulai membaik, setelah beberapa hari yang lalu ia terlihat kacau. Kyujin nama panggilannya, dia sudah ikhlas dengan kepergian ibunya berkat pemuda berkulit putih pucat.
Kyujin juga kini sudah masuk sekolah. Dia juga mulai belajar mandiri seperti apa yang dikatakan ibunya di mimpi waktu itu, dan dia juga berusaha membuat ibunya tetap bahagia disana.
Dengan warisan butik ibunya, mungkin bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Dia berinisiatif akan langsung bekerja setelah lulus dari sekolah ini.
Kyujin berjalan kaki menuju ke sekolah, hitung-hitung hemat uangnya itu. Sesampainya di sekolah pemandangan masih seperti biasanya, tak ada bedanya. Memang benar, Kyujin hanya tidak masuk beberapa hari saja, tidak sampai berbulan-bulan yang tentu tak ada perubahan.
Tapi, hati Kyujin merasa janggal. Biasanya jika ia sudah masuk ke gedung sekolah, ia sudah dihadang oleh dua sahabatnya yang atau biasanya masuk gerbang sekolah saja bersama mereka berdua. Pikir Kyujin, mungkin mereka sudah masuk kelas dan sepertinya mereka tengah menyalin pekerjaan rumah yang sudah menjadi kebiasaan mereka.
Memikirkan kedua sahabatnya itu mengingatkan Kyujin pada saat ia ditinggal ibunya. Bahkan mereka berdua sama sekali tidak mengunjunginya di pemakaman maupun di rumah. Tak ingin ada hal negatif, Kyujin berpikir mereka sibuk karena mereka sudah ada di penghujung tahun yang artinya mereka akan ujian nasional.
Kyujin melanjutkan perjalanannya ke kelas, kelas pun juga sudah ramai. Biasanya suasana ramai itu terdengar suara Jiwoo, tapi ini tidak. Ia tidak mendengarkan suara Jiwoo. Dan benar saja tempat duduk di sebelahnya kosong.
"Dimana dia?" Kyujin bermonolog.
Padahal ia juga sudah rindu teman dekatnya itu dan ia juga ingin menanyakan kenapa dia tidak datang saat ibunya meninggal. Dia sedikit kecewa juga sih.
Baru saja Kyujin duduk bel masuk berbunyi.
"Kenapa dia belum datang juga? Nggak biasanya Jiwoo telat," gumam Kyujin.
Kyujin duduk sedikit gelisah karena guru sudah masuk dan Jiwoo belum datang.
°•°•°•°•°
Sampai bel istirahat berbunyi teman sebangku Kyujin tidak datang juga. Ini berarti dia memang tidak masuk. Tapi kenapa dia tidak ijin. Kyujin melihat papan absensi yang ada didepan kelas, ia menajamkan penglihatannya. Ia melihat nama lengkap Kim Jiwoo tertulis disana dan disebelah namanya ada huruf A.
"Apa? Jiwoo alpa? Jarang banget dia alpa," lagi-lagi Kyujin bermonolog.
Akhirnya ia menanyakan teman satu kelasnya yang menjabat sebagai sekretaris kelas.
"Jiwoo kemana? Kok dia nggak masuk, dan alpa?" tanya Kyujin.
Orang yang menjabat sekretaris kelas itu hanya mengendikkan bahu, sekertaris kelas yang terkenal dingin di sekolahnya.
"Mungkin bolos," kata sekretaris kelas itu.
"Oh yaudah, makasih," ucap Kyujin.
Kyujin jalan sendirian keluar kelas, dia akan menuju kelasnya Junghwan. Aah, rasanya teman kurang satu itu tidak enak. Kyujin menuju lantai atas dimana kelas kekasihnya itu berada.
Mengingat Junghwan juga tidak hadir saat acara pemakaman ibunya membuat Kyujin sedikit merasa kecewa. Tapi karena dia sendirian jadi mau bagaimana lagi tak ada teman, ya sudah Kyujin menghampiri Junghwan saja.
Dia sudah didepan kelas 12.5, ruangan kelas sepi. Dia melihat sekitarnya siapa tahu ada Junghwan. Sampai-sampai ada yang mengagetkannya.
"Nyari Junghwan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE • jang kyujin ✓
Hayran Kurgu"dunia serasa palsu hanya karena kalian berdua! hiks, aku benci kalian!" - kyujin "maaf" - junghwan & jiwoo "aku akan selalu berada disampingmu" - asahi ________________________________ fake friend, fake love, fake world. ___________________________...