FAKE #9

155 20 0
                                    

‍‍‍‍‍Gadis berbaju kemeja kotak-kotak dengan bawahan celana pendek sedang jalan santai menuju suatu tempat.

Sambil bersenandung gadis bernama Kyujin itu tampak tersenyum hari ini, entah kenapa, mungkin karena cuaca yang tak panas hanya awan mendung tapi membuat tubuh terasa sejuk.

Kyujin berjalan menuju sebuah kafe di tengah hari menjelang sore ini. Ia ingin mengerjakan tugas yang beberapa hari lalu ia belum kerjakan pada saat Kyujin tidak masuk karena masih sedih dengan kenyataan yang ibunya meninggalkan dia sendiri.

Mengingat ibunya, Kyujin tersenyum tipis. Dia berharap hidupnya lebih baik lagi agar membuat ibunya disana bahagia. Dia juga mulai mandiri, berkat dukungan seseorang berkulit pucat yang bermarga Hamada itu.

"Ibu bahagia ya disana."

Kyujin menatap langit berwarna kelabu itu, seolah-olah ibunya ada disana menampakkan wajahnya. Kyujin mengingat kenangan-kenangan yang ia jalani bersama ibunya. Sangat indah, Kyujin tidak akan melupakan itu.

"Ibu, Ujin sebentar lagi ujian, doain ya semoga ujian Ujin lancar," gumamnya.

Tinggal menghitung beberapa minggu Ujian Sekolah akan mendatangi Kyujin dan kawan satu angkatannya. Dia berharap ia mendapat nilai yang baik nantinya, dan juga kawan-kawannya.

Wajah yang semula tersenyum menjadi datar tanpa ekspresi. Dia mengingat satu sahabatnya dan satu kekasihnya yang sudah tidak masuk tiga hari lamanya ke sekolah, bahkan catatan mereka selalu alpa. Kyujin juga mencoba menghubungi mereka, tapi pada akhirnya tak ada jawaban, bahkan bisa dikata telepon Kyujin ditolak.

Kini Kyujin bergelut dengan pikirannya. Dia ingin mencari tahu kemana dua sahabatnya itu pergi. Ia pernah mengunjungi rumah mereka, atau lebih tepatnya rumah kos. Mereka memang tinggal di rumah kos yang sama. Kyujin merasa, mereka menjauhinya. Mereka tidak datang saat ibunya meninggal, mereka tidak ada saat Kyujin terpuruk karena kini sendirian, mereka tidak hadir di sekolah dan catatan mereka sama-sama alpa.

Sedih, kecewa, rindu. Itu yang Kyujin rasakan. Dia sedih karena beberapa hari mereka tidak muncul dihadapannya dan tidak ada kabar. Dia kecewa saat Kyujin membutuhkannya mereka malah tidak ada untuknya. Dan dia rindu akan mereka yang selalu membuat Kyujin tersenyum.

"Kalian tahu, aku merindukan kalian. Tapi... Kalian malah menjauh nggak ada kabar," gumamnya lagi.

Kyujin tersenyum pahit.

"Aku nggak tahu kalian janjian atau apa. Tapi sepertinya, kalian menyembunyikan sesuatu dariku," ucapnya disela senyum pahitnya itu.

Tapi seperti malaikat baik sedang membisikkan sesuatu pada Kyujin. Tiba-tiba Kyujin berpikir positif pada mereka.

"Mungkin kalian sedang pulang kampung."

Memang Junghwan dan Jiwoo tinggal di desa, dan desanya pun sama.

Kyujin tidak memikirkan jika beberapa minggu mereka akan ujian, tak mungkin Junghwan dan Jiwoo pulang kampung di waktu seperti itu.

Karena sibuk bergelut dengan pikirannya, Kyujin tidak sadar jika ia sudah sampai di depan kafe.

Sambil mengeratkan tas selempang nya, Kyujin masuk ke dalam kafe tersebut. Terdengar suara lonceng dari pintu yang menandakan ada pengunjung.

Kyujin mengedarkan pandangannya. Kafe ini cukup ramai, mungkin karena hari ini hari libur. Dia mencari-cari tempat duduk yang masih kosong untuk ia duduki saat mengerjakan tugas nanti.

Setelah beberapa detik ia mengecek satu-persatu kursi, akhirnya ia menemukan kursi kosong di pojok belakang. Ia melangkahkan kaki jenjangnya itu mengarah ke kursi kosong. Tapi sesaat kemudian ekor matanya melihat sosok yang tidak asing.

FAKE • jang kyujin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang