Rahasia yang dibongkar.-2

33 7 2
                                    

Setelah pertempuran itu Maudy pulang ke rumah nya. Rumah pribadi!! Rumah itu di berikan oleh Maudy dari warisan kakek buyut nya disitu ada mommy dan aunty nya. Juga pembantu tanpa ada bodyguard.

Setelah berada di ambang pintu. Maudy sudah melihat mommy dan juga aunty. Dan.. Sosok dengan jaket hitam masker serta kacamata hitam.

"Who they are mom, aun"tanya Maudy duduk.

"Show your faces"perintah sang mommy-Kirana.

Mereka membuka tudung jaket mereka, masker dan kacamata. Maudy seolah ingin ambruk melihat mereka.

"Dad, brot, it is you guys. Seriosly"ucap Maudy menutup mulutnya sangking tak dapat percaya.

"Yes,itis us dear"ucap mereka.

Maudy langsung memeluk keduanya menyalurkan rindu yang selama ini ia pendam.

"I miss you guys. I really really miss you"ucap Maudy.

"Me to"ucap mereka.

"Kalian harus cerita sama ku" ucap Maudy.

Sosok itu adalah abang dan daddy nya.

"Cerita nya panjang, dear"ucap daddy nya membelai pipi Maudy.

"No, pokoknya harus cerita"ucap Maudy memaksa.

"Oke oke brot ceritain"ucap abangnya mengalah-Hendric.

"Soo.. Pas itu ternyata brot and dad masih hidup. Mereka pikir kita sudah tidak ada. Jadi kita telpon bagian penjaga Malvis sebagian. Mereka kita suruh untuk tutup mulut. Brot and Dad melakukan perawatan di singapura. Jantung Daddy pada waktu itu rusak. Dan brot juga. Tapi masa perawatan cukup lama"ucap Hendric menceritakan.

"I'm mad at daddy and brother"ucap Maudy meninggalkan mereka dan berlari menuju kamar. Tapi dicegah oleh mommy nya.

"Why?"ucap brot and daddy nya.

"Do you think that I always think of you all the time, but have I not been told about the condition that you are still alive? Do you think it's easy to keep Malvis alone?"ucap Maudy menahan marah dan langsung masuk kekamar yang terletak di lantai teratas lantai 3.

Hendric dan Adi merasa bersalah. Mereka memilih untuk diam dan tidak mengganggu karena Maudy butuh waktu.

***

"Bagaimana?"ucap Maudy berbicara di handphone nya.

"Masih 300 dy susah!!"ucap Nando dari telpon.
"Sumbangin aja anak Malvin gimana"ucap Nando memberi idenya.

"Punyak otak sih lo!! Kalok lo sumbangin mereka yang ada semua ajaran gue jadi disebar bangsat!!"ucap Maudy.
"Gue gamau tau semua anggota harus bekerja malam ini gue ke markas lihat hasil kerja kalian."ucap Maudy mematikan telpon dan membanting nya ke kasur king size nya.

Cklek.

"Brot ngapain disini"ucap Maudy dengan nada dingin.

"Kamu mau gantiin anggota RCVOS sama mau mengaku kalah cuma demi Rafa!! KAMU MIKIR GAK SIH DY!! APA YANG ADA DIPIKIRAN KAMU"bentak Hendric kepada adiknya.

Maudy nampak menarik dan menghembuskan nafas nya.

"APA YANG ADA DI PIKIRAN GUE. LO MIKIR GAK RAFA ITU GAK SALAH BOKAP SAMA KAKEK NYA DOANG. RAFA BEGINI DISURUH. DAN TADI KONDISI DIA KHAWATIR. KHAWATIR APA? DIA TAKUT DIMARAHIN SAMA BOKAP DAN KAKEK NYA SALAH SIAPA? SALAH GUE"Bentak Maudy yang membuat Hendric terdiam.

"Brot gatau.. Selama ini yang mengincar aku banyak bukan hanya RCVOS. Tapi ada puluhan bahkan ribuan. Dan Rafa udah aku pantau dia diam aja dia cuman jadi umpan di Rcvos."ucap Maudy meninggalkan kamar sedangkan Hendric hanya termenung.

***

Malam nya.

Maudy masuk ke markas dan sudah siap 600 orang.
Mereka semua tampak senang. 'Dipikir masuk tim gue apa!!'.

"Oke.. Jadi.. Kalian gak akan masuk grup gue. Tapi.. Kalian masuk Rcvos"ucap Maudy.

Seketika mereka diam membeku.
Pikiran mereka mulai melayang.

"Gue gabisa gue mundur"ucap seseorang laki laki.

"Sekali lo mundur sekali lo kena tusuk"ucap Maudy yang membuat laki laki itu berhenti.

"Hendric woy!! Apa kabar bro.."ucap Nando sambil memeluk Hendric.

"Lo udah tau?"tanya Maudy.

"Udah lah bahkan semuanya udah tau.. Ups"ucap Nando keceplosan.

Maudy melirik kearah Handric dan Handric hanya menunduk.

"Kirim mereka ke markas Rcvos jangan sampai lepas rantai mereka dalam mobil nanti."ucap Maudy meninggalkan mereka.

"Maaf Dric gue keceplosan!"ucap Nando meminta maaf.

"Gapapa dia juga perlu tau kok"ucap Handric memaksakan senyum padahal di hati ia sudah sangat sangat bersalah.

***

"Selamat nak kamu menang!!"ucap Bara memeluk Rafa.

Rafa hanya diam tak membalas senyum sekalipun pelukan Bara.

'Semua ini berkat lo Dy. Gue janji akan bals budi gue sam lo dan gue janji'.

"Kamu telah membuktikan kamu itu bisa gapapa Maudy lolos yang penting kamu udah banggain papa sam kakek"ucap Bara.

Rafa melepas pelukan dan langsung pergi menuju ruangan pribadi nya.
Dia hanya memandang langit langit kamar nya.

"Huh.. Masak ia gue cinta ama Maudy"ucap Rafa..

"Gak gak Rafa lo apa apaan sih.. Lo itu gak boleh dia musuh lo.. Tapi gue mesti seneng di deket dia"ucap Rafa..

"Huh.. Cinta itu susah ya.."

***

Huh...

See you baba..

Kalok ada typo mon dimaapkan..

BAD Girls and boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang