NHK Property

40 2 9
                                    

Adel dan Nami duduk mager di jalanan setelah ditinggal oleh Si Pengedar Kafein sialan ditengah jalan setelah susah payah membantu sampai berurusan dengan polisi dan bohong, padahal bilangnya mau taubat.

Tiba-tiba Adel berdiri dan mulai jalan dari tanah yang udah didudukin sekitar setengah jam. "Del, mau kemana lu?" panggil Nami panik karena takut Adel kerasukan jin.

"Mau nyari orang yang tadi dibilang sama pengedar lah, apalagi," jawab Adel sambil terus berjalan. Nami kesel karena kelewat mager buat jalan-jalan nyari orang yang bahkan dia nggak kenal, kalau siang gini enaknya tidur. Nami pun mencoba menahan Adel, "Katanya ntar juga orangnya lewat, Del, sabar aja."

"Nam..."

"Iya, Del?"

"Lu habis ditipu sama pengedar tadi masih percaya duduk disini doang kita bakal tiba-tiba ketemu pengusaha sukses?"

"Del..."

"Kenapa, Nam? Percaya beneran?"

"Nggak, Del, gua mager."

Setelah beberapa kali bertukar argumen akhirnya Nami dan Adel setuju untuk tetap jalan berharap bertemu dengan seseorang yang bisa membantu mereka. Ha, you wish.

Walaupun tidak yakin tentang apa yang akan terjadi di masa depan, anjas, mereka tetap berjalan dengan yakin kedepan. Ya, kira-kira gambaran semangat dan harapan mereka kaya scene Spongebob nyanyi di episode 'Hello, Bikini Bottom'.

Setelah mendaki gunung, melewati lembah, serta mengarungi samudra (baca: berjalan sekitar 15 menit). Mereka dikagetkan oleh teriakan kesal, "Heh! Heh! Enak banget lu main jalan aja! Emangnya ini jalan punya nenek moyang lu?!"

"Hah, apasih." komentar Adel dan Nami risih, lalu mereka lanjut jalan.

"Kurang ajar ya, kalian. Kayaknya kalian nggak tahu saya siapa," ucap orang yang daritadi mengomel. Adel dan Nami lantas menengok dan menatapnya dengan tatapan aneh, "Emang nggak kenal, tuh?" sahut mereka.

"Loh, beneran nggak tahu? Saya ini lumayan famous loh di Ruhad?" tanya orang itu kebingungan. Ia lantas menunjukkan dirinya dan menggesturkan agar Adel dan Nami menatapnya lebih baik. "Yakin, nggak kenal? Kalian orang Dispatch nyamar ya? Ngaku aja," terka orang itu.

"Apasih anjir, beneran gak kenal gua! Gila ya?" jawab Adel risih. "Lagian, Dispatch ngapain ngikutin elu coba," tambah Nami.

"Oooh, kalian ini beneran nggak kenal saya ya," orang itu tiba-tiba terkekeh sendiri. Adel dan Nami saling tatap, jangan-jangan orang ini gila beneran?

"Tolong jangan tatap saya seakan saya orang gila begitu. Gini-gini, coba perkenalkan diri kalian, saya mau tahu kalian ini datang darimana tanpa takut jalan seenaknya disini."

Orang itu tiba-tiba bersikap seakan professional, raut mukanya berubah ramah walaupun tatapannya masih sedikit mencurigakan, kaya ada niat buruk didalamnya.

"Ngapain kita memperkenalkan diri? Emangnya elu siapa coba," jawab Nami dan Adel kompak. Mereka lanjut jalan, tapi tiba-tiba mereka berhenti karena sesuatu yang dikatakan orang itu.

"Saya pemilik perusahaan bisnis properti terbesar di Ruhad, bisa dibilang satu-satunya, selain perusahaan saya itu ya anak perusahaan saya."

"Loh, jadi elu yang katanya pengusaha sukses tadi?" tanya Nami mulai tertarik. Nggak mirip babi kok.

"Kok gua nggak yakin ya, dari awal aneh gitu. Jangan-jangan lu penipu juga? Kerjasama ya lu sama pengedar kafein tadi?" Adel menatap pengusaha itu dengan tatapan nggak yakin, kelihatannya sih dendam dan trauma ditipu sama pengedar kafein yang bahkan ngelihat ulet aja panik sampai jatoh dari tangga.

RAHUDLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang