"Batu Al-Azhar!"

22 2 2
                                    

"Tukang kebon yang tadi baek bgt yhaa," kata Adel. "Hush! Itu tadi florist bukan penjaga kebon! Ngawur!" balas Nami sembari menampol muka Adel dengan kaktus.

"ELU NGAWUR NAMPOL MUKA GUA PAKE KAKTUS SAKIT DODOLLLL!!!"

"Eh, iya, maap, hehe."

"Btw kenapa dia ngasih kita kaktus ya? Mending duit. Gua mau makan seblak,"
"Ett ga boleh gitu woy. Gua bahagia ini dikasih kaktus bisa buat ngelap muka lu,"
"NAMIRA SINI KAKTUSEEE!!!"

Akhirnya mereka kejar-kejaran di jalan raya kayak orang gila.

Ehh tiba-tiba ada Pangeran Marlin (hiyahiya) lagi bawa siluman kuda ngebut di jalan raya. Adel sama Namira gak sadar, satu kampung udah teriak-teriak. Pangeran Marlin salting juga digituin eh lepas kendali dan nabrak mereka berdua.

"GAK MAU ADEL KAKTUS INI BERHARG---"
BUUUAAAAKK.

Kemudian Adel dan Nami terlempar ke Gunung Rahud, Pangeran Marlin terlempar sampai ke Blebeg (anjay cobra)

+++

"


Ini dimanaa?" Adel bingung setengah meninggal. Sementara itu Nami masih terkapar lesu di tanah.

"Bangunn oitt bangunn" kata Adel sambil nampol muka Nami.

"Nanti aja maa, latihan band-nya kan jam 1," balas Namira santai, membuat Adel menampolnya lebih keras lagi.

Tak lama kemudian muncul sosok pemuda masa depan dengan korsa biru. Di korsanya ada tulisan "Ciprut", apakah itu namanya???

Begitu melihat kami, pemuda itu langsung menghampiri kami.

"Kalian sedang apa di sini??? Gunung ini kan udah di-reserve sama antek Fakultas Geografi UGM dan Geologi Chiba University... Harusnya kalian gaada di sini," katanya.

Adel sama Nami melihat satu sama lain. Ha?

"Lah lu sape?" tanya Namira dengan nada ngeselinnya.

"Oiya, nama gua Ciprut, dari Geografi Lingkungan UGM. Gua lagi KKN di sini kerjasama sama Chiba University. Nah pertanyaannya, lu ngapain di sini? Lu siapa? Lu bukan antek-antek kami kan? Kalo lu dari Chiba, kok mukanya Indo banget?"

Mereka berdua bertatapan sekali lagi. Kali ini sambil telepati.

"Iya kok kami dari Chiba. Kami bisa kuliah di Chiba karena beasiswa. Salken, Adel"

"Salken, Nami."

"WAAAH KEREN BANGET!!! Berarti kalian mahasiswa Geologi Chiba ya? Mau bantuin gua gak?"

Karena dua bocah nyasar gatau harus ngapain, akhirnya mereka ngangguk.

"Ikut gua."

Btw mereka berdua ngapain ke gunung bawa kaktus...?---pikir Ciprut dalam hati.

+++

"Sudah sampai."

Mereka tiba di lereng gunung bagian sebelah sono.

"Nah, ini namanya singkapan batu apa sih?"

Dengan santai, polos, dan kompaknya, mereka menjawab, "BATU AKIK!"

"Seriusan anj."

Muka Ciprut terlihat sedikit kesal. Adel dan Nami bingung gak kepalang. MENE KITE TEHE? KITE KEN GEK SEKE IPEES.

"Eh lu tidur gak kalo pelajaran Pak Cahya?" bisik Namira ke Adel.
"Enggak sih."
"Sebutin aja nama batuan ngasal."
"Oke."

"Batu humus!"
"Itu tanah."
"Batu gamping"
"Bukaan, batu gamping mah yang ono"
"Batu Breksi!"
"Bukan."
"Batu Al Azhar!"
"NO! KOK INI KAYAK CERDAS CERMAT? KALIAN BENERAN MAHASISWA GEOLOGI BUKAN?

Namira yang tidak pantai berbohong cengar-cengir takut. Tidak sungkan-sungkan, mereka tertendang dari gunung.

RAHUDLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang