"Follow tiktok saya dong."

24 2 2
                                    

Setelah 10 menit perjalanan, mereka menemukan hamparan bunga, terdapat jalan setapak yang arahnya menuju ke suatu bangunan.

Toko bunga.

"Adel, beli bunga del, mau gua pajang dirumah."

"Sokin lah!"

Akhirnya mereka mendatangi toko bunga tersebut. Rak-rak yang tersusun dengan berbagai macam bunga dari yang paling sederhana sampai yang paling aneh. Toko bunga itu sangat indah, jujur.

"Selamat pagi! Selamat datang di Duhar Flower! Ada yang bisa dibantu?" kata seorang puan yang sepertinya pemilik dari toko bunga ini.

"Mau cari bunga Mba, buat hiasan di rumah." sahut Namira.

"Oh, ada di sebelah kanan mba buat kategori bunga hiasan rumah."

"Oke, makasih"

Akhirnya Namira dan Adel pergi kesana.

"Nam, gua mau liat-liat di sebelah situ dulu ya. Nih, jagain babinya."

"Yaudah sana"

Adel meninggalkan Namira dan si babi, dia menuju ke tempat dimana terdapat banyak dried flowers. Katanya buat ditempelin ke poster Jin yang ada di kamarnya. Biar ada suasana baru gitu.

Sementara itu, Namira masih mencari bunga atau daun yang lagi ngehits itu, loh. Tau, ga, daun warna hijau yang bolong-bolong gitu.

Akhirnya setelah setengah jam, Adel dan Namira sudah saling menemukan bunga yang ingin mereka beli.

Namira menghampiri Adel, "Adel, sudah ketemu bunganya?"

"Sudah. Bayar yuk." Mereka pergi ke kasir, tapi tiba-tiba Adel berhenti.

"Ngapa lu?" Namira terheran.

"Babinya mana?"

"Lah iya."

"Ih, goblok"

Mereka berlari ke tempat bunga hiasan. Babinya hilang.

"Mampus." celetuk Adel. Instingnya kuat, Adel berlari ke tempat dimana tadi dia bertemu pemilik toko.

Adel melihat pemandangan babinya sedang mengobrak-abrik rak bunga bagian bawah.

Lavender dan melati-nya sudah habis dimakan si babi. Sekarang si babi sedang mengunyah dandelion. Disampingnya, terdapat si pemilik toko atau florist yang sepertinya ingin pingsan.

Namira tertatih-tatih, kecapean. Lalu melongo, "Sumpah, sorry banget."

"Mbak, maafin kita banget loh, mbak." Namira menghampiri pemilik toko dan bersujud. Sementara Adel menghampiri si babi dan menjauhkan hewan itu dari bunga-bunganya yang dimakan.

"Eh, udah, gausah sujud gitu mbak. Ganti rugi aja ke saya, hehe." kata si pemilik toko.

"Iya, mbak. Emang saya harusnya ganti rugi."

"Kasih aja 1/3 yang kita punya, Nam"

"Hah? Ya mana gua ngerti Adel, nih lu hitung deh uang yang dikasih sama Jin Najwa."

Namira memberikan koper yang berisi tumpukan uang dari si jin.

"Ah, tiba-tiba badmood gua, Nam."

"Ih, bilang aja males ngitung duit, Del."

"Dahlah gini aja. Ini kan ada 15 gepok duit. Lu kasih 5 gepok."

"Oke oke" Namira mengambil 5 pak uang dari koper itu.

"Ini ya mbak."

"Banyak banget ini. Saya kaget. Yasudah mbak, ini bunga yang mbak beli gratis aja. Oh iya saya mau ngasih ini juga, sebagai tanda terimakasih saya." Si florist memberikan 1 pot kaktus.

"Kenapa kaktus?" tanya Adel.

"Gapapa, gemoi aja." jawab si

florist, "gara-gara saya ngomong gemoi, saya boleh minta tolong ga mba?"

"Iya boleh mba."

"Follow tiktok saya dong, hehe. 2 orang lagi jadi 5000."

"Anjay, mbak hits juga."

"Kok saya gatau kalo mbak banyak followers di tiktok?" tanya Namira.

"Belom lewat di fyp kamu kali." jawab si florist.

Adel dan Namira menyalakan hpnya dan membuka aplikasi tiktok.

"Usernamenya apa mba?"

"Nih @kindoiii "

"Oke. Follback saya juga loh"

Akhirnya Adel dan Namira follow tiktok si florist dan pamit kepada si florist.

"Terimakasih ya mbak, duluan dulu" pamit Namira. Akhirnya mereka meninggalkan toko bunga itu.

RAHUDLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang