"aku pulang"
"maaf paman, imo, aku tadi makan ramen didepan minimarket, karna yg ku lihat didrama seperti itu hehe"
"iya, gpp paman juga sudah mengira saat 20 menit kamu tidak pulang. Tapi imo khawatir, takut kamu tersesat"
"enggak imo, aku sudah hafal jalan djdaerah apartemen paman"
"oh syukurlah"
***
"oh itu kan tae bin!" aku lari menujunya.
"TAE BIN TAE BIN BANGUN!!" teriak ku dijalan raya depan halte bis itu.
Malam hari, tae bin tergeletak diaspal dan kepalanya berdarah.
Aku menangis, menggoyangkan tubuhnya berharap dia bangun. Ambulan datang dan membawanya, aku terdiam. Aku menangis tersedu-sedu, dadaku merasakan sesak luar biasa. Lalu tiba-tiba tangan ku ditarik seseorang, dan...
"kamu kenapa hani?" tanya paman memegang tanganku.
Bibi disamping paman terlihat cemas, aku berada diatas kasur ku.
Mimpi itu membuatku menangis tanpa sebab, rasa ketakutan didalam mimpi masih dipikiran ku.Bibi memelukku.
"pasti kamu mimpi buruk" kata bibi mengelus kepalaku.
"kamu mengalami banyak kesulitan selama ini, ceritalah, bibi akan mendengarkan mu" lanjut bibi menenangkan ku.
***
Aku menceritakan semua pada bibi sejak pertama bertemu dan soal keanehan tae bin itu.
"bibi sudah 5 tahun tinggal didaerah ini, dan 2 tahun terakhir ini menikah dengan pamanmu dan memulainya didaerah ini juga. Toko buku nenek itu sudah lama, tapi cucu nya itu baru terlihat sekitar 1 tahun lalu. Saat bibi berhenti bekerja dan ingin mempunyai anak."
"lalu kenapa kamu menangis seperti itu, padahal baru kenal dengannya beberapa hari ini?"
Pertanyaan bibi membuatku bingung. Benar kami baru kenal dan kenapa aku bisa seperti ini?
Entahlah.
Aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya, positif thinking. Aku menangis karna melihat seseorang tertabrak dan tak sadar diri, juga ada banyak darah.
"iya pikirlah seperti itu" batinku.
***
Hari-hari ku lewati, keesokan harinya aku sama sekali tidak melihat tae bin. Di kampus maupun ditoko buku, minimarket dan daerah sekitar itu.
Hari ke dua pun sama, masih tidak terlihat.
Aku ingin pergi ke toko buku nenek itu dan bertanya, tapi.. Apa hubungannya denganku. Untuk apa aku bertanya.Hari ke tiga. Aku pergi ke kampus seperti biasa, masih biasa, tidak terlihat tae bin. Aku mulai merasa takut, pikiran ku macam-macam.
"apa dia sakit?"
"apa dia pergi berlibur?
"atau mimpi ku itu, bukan mimpi biasa. Apa itu kejadian sesungguhnya?"
"ahh aku mulai gila!" teriak ku di dalam kelas.
Semua anak kelas ku menengok ke arah ku.
Mereka hanya menatap aneh dan ada yang tersenyum mengejek. Untung mereka tidak tau artinya, karna aku teriak pakai b.indonesia. Aku sangat malu, dan langsung minta maaf kepada dosen yang sedang mengajar.***
Saat jam dikelas sudah berakhir. Aku dan yu na pergi ke kantin.
"hey, kenapa kamu tadi teriak dikelas, dan apa yg kamu bicarakan?" tanya yu na.
"oh, gak kok, gpp"
"kamu dua hari kemarin dan sekarang seperti ada masalah? Ada apa?"
"hmm.. Sebenarnyaa.."
Aku menceritakan kepada yu na tentang mimpi itu. Yu na pun merasa aneh, ia berpikir pasti ada yg tidak beres dengan laki-laki itu.
"ayo kita periksa kelasnya, apa benar ia tidak masuk 3 hari sejak kami mimpi itu" ajak yu na menarik tanganku.
"hah? Kenapa? Aneh saja, orang-orang akan mengira kita ada hubungan dengannya."
"sudah tak apa"
Ternyata benar, sudah 3 hari ini tae bin tak masuk kuliah, tanpa keterangan. Lalu apa alasannya? Kebingungan dan rasa takut ini membuat ku berani masuk toko buku nenek itu.
"selamat datang! Oh, gadis muslim di apartemen seberang jalan ya" sapa nenek itu saat ku buka pintu toko.
"iyaa nek"
Aku duduk dimeja, sambil membaca buku yang asal ku ambil. Lalu beberapa menit, aku mendekati neneknya yang sedang membersihkan beberapa buku dirak.
"nek, saya ha ni. Teman kampus cucu nenek, tae bin. Hm saya tau dia cucu nenek karna sempat ngobrol beberapa hari di minimarket."
Nenek itu sempat diam beberapa detik.
"iyaa, kenapa?"
"jadi, saya ingin bertemu dengan tae bin hari ini, apa dia ada, nek?"
Nenek itu diam lagi, kali ini sekitar 5 detik ia diam sambil membersihkan buku dan memegang kemoceng ditangannya.
"dia tidak ada"
"hah? Maksudnya tidak ada nek?" tanya ku mulai gugup.
"dia pergi kesuatu tempat"
"oh, benarkah? Kemana ia pergi nek? Apa ia pergi liburan?"
"aish, kau ini kenapa banyak tanya sekali? Sudahlah nenek lelah. Bersihkan buku ini"
Kemoceng sudah berpindah tangan ke tanganku sekarang.
***
Ceritanya akan lebih menarik! Mohon dukungannya dan tinggalkan jejak ya!
Karna reader masih sedikit sekali, jadi tolong bantu share!Terimakasihh^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslim In Korea
Teen Fiction"Kepercayaan itu berbeda-beda" "Apakah kamu percaya bahwa reinkarnasi ada?"