part 14

23 4 2
                                    


"Berangkat dulu ya mah"

Crishti melambaikan tangan ke mamah.

Mamahnya melambaikan tangan dan mengklason, menandakan ia akan pergi.

Hari ini Crishti lebih terlihat fresh di bandingkan biasanya.

Semua mata tertegun melihat parasnya yang elok.

Karena dia mengikat rambutnya, wajahnya lebih terlihat jelas.

Ia langsung menuju kelasnya, dan memilih bangku paling pojok deretan kedua dari depan.

Tringg.... Tring.... Tring....

Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya pelajaran pertama di mulai.

Kali ini, wali kelas 11-MIPA1, Pak Sapto, masuk ke kelas, hari ini kelas biologi, sedangkan Pak Sapto mengajar fisika, lalu untuk apa beliau masuk??

"Selamat siang anak anak." Kata Pak Sapto.

"Siang pakk~~~" seluruh murid bersamaan membalas salam Pak Sapto.

"Hari ini, sesuai program sekolah, kelas kalian terpilih sebagai satu satunya kelas yang mendapat program tambahan."

"Yahhhh... Ko gitu pak:(" kata salah satu anak laki laki

"Tuker sama kelas lain aja deh pak."

"Masa harus ada kelas ginian si pak, kelas biasa aja udah pusing."

" Iya nih pak, ribet amat si."

Seluruh siswa komplain mengenai kelas tambahan itu. Mereka berfikir bahwa kelas tambahan itu hanyalah membuang waktu mereka dan menambah beban.

"Eits,,, kalian tenang aja, mata pelajaran seni budaya kelas kalian, bakal bapak buang, dan kepala sekolah ganti pakai mata pelajaran sastra." Jelas Pak Sapto.

"Dan waktu pelajaran nya hanya 2 jam." Lanjutnya.

"Serius pak?"kata murid laki-laki sumringah

"Ya, dan guru kalian ini, masih muda dan juga tampan."

"Masa si pak, udah sering kena tipu kita, nanti yang muncul bapak-bapak brewokan." Protes salah satu murid perempuan.

"Wah wah wah, kalian ini suka sekali mengungkit masa lalu saya ya."

"Ya sudah langsung saja, ekhem ekhem, saya panggilkan guru sastra kalian, silahkan masuk pak."

Dari balik pintu, berdiri seorang lelaki, berbadan kekar, dengan kaki tingginya yang jenjang, ia membenarkan posisi jam tangannya, menambah kesan khusus, wajahnya yang Adipura, memikat semua isi ruangan.

Pria itu.

Pria yang waktu itu radang ke sekolah dan membuat gaduh.

Pria yang Crishti temui di bar hotel.

Edward Northman.

"Emm... Selamat pagi anak-anak."

Suaranya yang berat menghipnotis seisi ruangan.

Lamunan terus menyelimuti, hingga salah satu dari mereka berteriak.

"Kyaaaa, bapak beneran guru sastra kami?" Teriak murid perempuan.

"Em ya, saya akan menjadi guru sastra kalian, perkenalkan nama saya Mr Edward."

Semua isi kelas mendadak heboh, dan tentu saja mereka kegirangan.
Lain hal dengan Crishti, matanya terpaku dengan pesona sosok Batara yang memiliki wajah Adipura.

Matanya tenggelam dalam tatapannya, sekilas pria itu tersenyum padanya, jantungnya memacu lebih kencang, kali ini Crishti tak bisa menggambarkan perasaan nya untuk pertama kalinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NORTHMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang