Chapter 08

2K 309 630
                                    

———
(EX-) HUSBAND
——————
Chapter 08
——

.

.

.

Xevin meraba-raba pinggiran ranjang sebelum tubuh mungilnya berusaha naik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xevin meraba-raba pinggiran ranjang sebelum tubuh mungilnya berusaha naik. Setelah berhasil tangannya mulai meraba-raba gundukan yang berada didepannya. Ia menyentuh sebuah tangan lembut dengan jari yang lumayan berisi diatas gundukan selimut itu.

"Aunty..."

"Menjauh X!" Sentak Jihoon menggerakkan tangannya yang baru Xevin sentuh dengan brutal. Xevin tersentak kebelakang. Guanlin sigap memegangi kaki anaknya dan menariknya kembali agar tidak terjatuh. Hampir saja.

Jihoon hanya melirik sedikit sebelum kembali memejamkan matanya rapat-rapat. Kembali meletakkan tangannya diatas perut sixpack Guanlin yang hanya tertutupi sebagian oleh selimut ranjang.

"Jangan ganggu 'aunty', X." Tegur Guanlin setelah mencoba berdamai dengan hatinya yang menginginkan untuk meluapkan emosi tentang apa yang terjadi baru saja. Hampir saja Xevin terjatuh dari ranjang jika ia tidak sigap memegang kaki mungil bocah itu.

"Kenapa? Aunty tidak mau main lagi dengan Xevin?"

"Aunty lagi sakit." Ujar Guanlin membuat Xevin cukup terkejut. Terlihat dari perubahan mimik wajahnya.

"Aunty sakit apa?" Tanya Xevin khawatir. Tangannya kembali bergerilya pada tubuh Guanlin. Mengikuti arah tubuh itu dan akhirnya menemukan kepala Jihoon tepat berada di perpotongan antara dada dan lengan atas Guanlin.

Guanlin menjauhkan tangan Xevin dari Jihoon. Menariknya pelan dan membawa tubuh Xevin agar tertidur di sampingnya. "Masih sakit perutnya?"

Jihoon mengangguk. Guanlin menekuk ke dalam tangan Kirinya yang menjadi bantalan kepala Jihoon. Telapak tangannya mendarat tepat di dahi yang tertutupi poni kecoklatan milik jihoon.

"Kamu sih Kasar!" Ujar Jihoon membuat Guanlin terkekeh pelan.

"Yang minta dikasarin siapa?" Tanya Guanlin lagi membuat Jihoon tak menjawab.

Hening.

Tidak ada yang bersuara beberapa saat. Hanya ocehan tidak jelas yang keluar dari mulut Xevin. Selebihnya tidak ada yang bersuara. Jihoon larut dalam menikmati rasa sakit di perutnya yang kian mereda. Guanlin menatap ke luar jendela kamar yang terbuka dengan tatapan kosong. Memikirkan bagaimana rencananya tentang pulang ke Mansion.

Apakah ia akan membawa Xevin ke neraka itu? Tidak tidak. Xevin sudah berbeda dengan 4 tahun lalu. Anak itu bisa mendengar dan sudah paham. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti hatinya. Ia tidak akan membiarkan itu.

Tapi jika memang tidak ada yang bisa menjaga Xevin, Guanlin akan terpaksa membawanya. Lagipula Daehwi sudah berjanji hanya akan mempertemukan dia dengan ibunya. Bukan dengan para jelmaan iblis yang ada disana.

(EX-)HUSBAND • PANWINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang