[ PROLOGUE ]

4.5K 634 490
                                    

-----
(EX-)HUSBAND • PANWINK
--------
[ prologue ]
---

.

.

.

Jihoon memejamkan matanya kuat bersamaan dengan buliran matanya yang kembali jatuh ketika merasakan cairan hangat memenuhinya, hingga mengalir ke pangkal pahanya.

Ia merasakan beban berat menimpa tubuhnya setelah itu. Nafasnya memburu tak karuan, mata dan pipinya terlihat basah oleh air mata. Rambut dan sekujur tubuhnya basah oleh keringat.

"Why this is hurd so bad?" lirihnya masih dengan ringis-ringisan kecil membuat seseorang yang sedang berada diatasnya itu kembali mengangkat tubuhnya.

"Cause you do not enjoy it, Cause 'mine' is too big, and cause we don't do it to love." jawab Guanlin, pria yang baru saja bersetubuh dengannya. Pria itu mengulurkan tangan untuk menghapus lelehan air mata di pipinya.

Jihoon menatap iris mata biru gelap itu dengan mata coklatnya yang masih berair. "You're right."

"Which one?"

"All, especially 'yours' is too big." jawab Jihoon dengan seringaian nakal terpatri di bibirnya.

Guanlin terkekeh seksi sembari mengalihkan pandangnya kearah jendela. Dimana cahaya rembulan yang menembus kaca jendela itu langsung menerpa wajahnya yang tampan. Jihoon mengaguminya sesaat. Pria berdarah campuran Amerika-Korea-China ini benar-benar menyihirnya. Selain tampan, pria ini juga pintar, kaya, dan dari keluarga yang terpandang. Benar-benar pria dengan gen sempurna yang sangat Jihoon butuhkan untuk memenuhi keinginan orang tuanya.

"Thanks for your amazing high quality sperm." Ujar Jihoon sebelum mengecup sekilas bibir milik Guanlin.

"Nggak usah terimakasih dulu. Nanti kalau kamu hamil, saya yang akan bilang terimakasih."

Jihoon hanya tersenyum sebelum kembali meringis ketika Guanlin membuat tubuhnya terasa kosong kembali. Pria itu langsung berbaring disampingnya, tubuh dengan otot ringan itu terlihat mengkilap karena dipenuhi keringat.

"Lo beneran akan nikahin gue kan?"

Pertanyaan Jihoon membuat Guanlin menoleh. Pria tampan itu menekuk tangan kanannya sebelum dijadikan bantal. "Sesuai kesepakatan, kalau kamu hamil, saya akan nikahin kamu. Tenang saja."

Ya, Jihoon seharusnya memang tenang. Guanlin, pria yang ditemuinya di sebuah perusahaan Soju dimana ia yang menjadi model iklan produk tersebut itu sepertinya bukan Pria bejad yang akan menghianati kesepakatan dan menghancurkan karir nya.

"Saya kasih kamu waktu setahun untuk hamil. Kalau dalam setahun kamu nggak hamil, kesepakatan kita batal."

Jihoon mengangguk. "Okay."

"Jangan ngingkarin kesepakatan kita." ujar Guanlin dengan suara rendah yang lembut. Tapi Jihoon tahu ada nada mengancam dalam kalimat itu.

"Nggak. Nggak ada untungnya juga gue ngingkarin. Mau buat kesepakatan tertulis biar lo percaya?" tawar Jihoon setalah merubah posisinya menyamping dengan tangan yang ia tekuk dan telapak tangan menyangga kepalanya.

Guanlin menggeleng dan merubah posisinya sama seperti yang dilakukan Jihoon. Membuat wajah keduanya menjadi sangat dekat dan hanya berjarak beberapa senti saja.

"I trust you. Lagian kita nggak tahu gimana kedepannya kan?"

Jihoon hanya mengernyitkan dahinya membuat Guanlin kembali terkekeh seksi sebelum mendaratkan sebuah kecupan di bibir ranum itu. "Bisa saja suatu saat kamu jatuh cinta sama saya sebelum kesepakatan kita berakhir."

Kini Jihoon tertawa pelan membuat Guanlin tersenyum. Tawa yang sangat mirip dengan tawa ibunya. "Kalau lo yang jatuh cinta gimana?"

"Saya rasa nggak mungkin."

"Bisa aja begitu kan? Siapa yang tahu?"

"Kita sama-sama nggak punya ketertarikan terhadap pasangan. Fakta ini cukup menguntungkan. Saya nggak suka di cintai dan nggak suka mencintai. Saya rasa kamu juga begitu."

Jihoon terbahak memecah keheningan kamar hotel yang luas ini. Benar sekali, dia tidak punya ketertarikan terhadap pasangan. Ini memang terdengar aneh tapi itulah Jihoon. Semenjak tiga tahun yang lalu, memiliki kekasih dan merasakan asiknya menjadi budak cinta sudah menjadi yang paling terakhir di daftar keinginan yang ingin ia lakukan semasa hidup. Dulu, itu memang pernah menjadi yang pertama dalam daftar itu, tapi semenjak ia merasakan patah hati untuk yang pertama kalinya, semua berubah.

"Nggak. Gue nggak suka mencintai tapi gue suka dicintai." Ujar Jihoon menunjukkan senyum nakalnya.

Guanlin tersenyum kecil sebelum menyentuh hidung mancung Jihoon dengan ibu jari dan telunjuknya. "Kasian ya orang yang cinta sama kamu, cintanya nggak bakal terbalas. Pasti sakit."

"Gue nggak peduli. Yang penting bukan gue yang sakit. Mereka aja yang bodoh tetep bertahan mencintai gue padahal jelas-jelas gue nggak cinta. Suka aja enggak."

Adakah yang tersindir? Mencintai seseorang yang tidak mencintai kalian? :)

Guanlin meraih dagu Jihoon, di kecupnya bibir ranum itu sekilas sebelum tersenyum. "Good baby, don't let love hurting you."

"It's first time for you?" tanya Jihoon tiba-tiba setelah keduanya terdiam cukup lama. Saling mengagumi pahatan sempurna wajah masing-masing. Jihoon tenggelam dalam iris mata biru gelap itu sementara Guanlin juga sama, terjerat oleh mata coklat terang itu.

"Hm?"

"Having sex."

Guanlin terdiam sebentar sebelum terkekeh seksi. Jihoon tanpa sadar ikut tersenyum. Ia suka kekehan itu, ia harap anaknya nanti akan mempunyai senyuman seperti itu Juga. "Yes. Why? Not bad, right?"

"No. it is very bad to make me almost crazy and addicted." Ujar Jihoon dengan penekanan di setiap katanya.

"You wanna do it again, baby?" kekeh Guanlin lagi. Tangannya yang bebas sudah ia luncurkan untuk mengelus pinggang mulus nan putih milik Jihoon.

"give me again, please." rengek jihoon dengan puppy eyes sembari mengerucutkan bibirnya. Guanlin hanya terkekeh gemas melihat tingkah model di hadapannya ini.

"all right, let's do it until this morning. Lets making amazing, perfect, and superior baby's for our purpose."

--
prologue

-----------

.

.

Bagaimana readersku? Layak lanjut atau tidak?

Aku bener-bener nggak akan lanjut kalau respon nya sedikit. Kalian tahu kan aku orangnya krisis PD. Aku tuh nggak mau publish cerita yang kurang disukai pembaca.

So, aku harap banyak yang suka. Kalau bisa diluar ekspestasi aku.

Kalau kalian mau aku lanjutin cerita ini, komen lanjut. Aku pengen tahu sebanyak apa yang respon.

Kalau bisa tembus 400 komen. Aku akan langsung kasih hadiah. Yaitu publish sequel Captain Panwink.

Ayo dong tembusin. Captain end chapter aja tembus 1k komen. Masa disini 400 aja ga tembus.

Kelanjutan cerita ini tergantung kalian.

Selamat merespon.

❤❤❤

glarolaf
--

(EX-)HUSBAND • PANWINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang