Zeven: Sesal Sesudah Pulang

444 36 6
                                    

Air besar batu bersibak
Tak lekang tak lepas
Saat gelak ramai ia datang
Saat haru jarang bersua

Napas bak benang kusut
Berjibaku dengan akal yang rancu
Hepar kalut terkikis abrasi
Sorot kosong putuslah tali harapan

Genggam kuat sebilah pisau
Getar denyut nadi acuh tak acuh
Satu sayat senyumnya merekah
Dua sayat matanya memejam

"Lanjutkan," bisik sesat tak kasat mata
Menyeringai licik perdaya insan
"Hentikan," suara lain ikut menyahut
Tangan bertaut memohon sendu

Jatuh luruh air matanya bersama sayat ketiga
Darah mengucur kian deras
Bersimbah kotor ubinnya
Isak sedu sedan jadi musik utama

Ia hempas pisau tajam berlumur dosa
Merutuki ratapan naifnya
Bagai tertikam ujung tombak
Jeritan jadi yang terakhir terekam

Dalam sadar yang hilang
Berharap Tuhan maafkan

🥀🥀🥀

-Nqsabreena






Aksara BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang