❣tujuh❣

576 95 27
                                    

Jungkook melangkah dengan malas ke dalam sauna. Ia duduk seraya memegangi jus lemon dingin dengan telur rebus dan menyampirkan handuk di pundak. Terus saja menggerutu sejak ia diusir hampir tiga puluh menit yang lalu.

Ruangan khas pemandiannya umum, nuansa yang didominasi kayu, cukup banyak yang tidur atau mengobrol malam ini. Tetranya melihat sekitar seraya menikmati minuman di tangan. Pemandian umum layaknya sekolah taman kanak-kanak. Di mana semua memakai setelan kaos yang sama. Itu menurut Jungkook, yang terus saja menggeleng. Meruntuki sang kakak yang tega membuatnya tidur di sini malam ini. Tatapannya, terpaku saat ia melihat seseorang yang ia kenal. Berlari kecil, menghampiri seseorang berkulit putih yang sedang duduk bersandar dan memejamkan mata.

"Hyeong?" Sapanya.
(Abang)

Yang disapa diam, tak bereaksi sama sekali. Memilih cuek seolah tak melihat atau mendengar suara sapaan barusan.  Sementara si pemilik gigi kelinci itu tak mau menyerah. Jarinya mencolek si pemilik marga Lim. Yoongi melirik kesal sekilas, lalu kembali memejamkan mata.

"Apa kau diusir juga?"

Tak ada jawaban, tapi Jungkook terus saja berbicara pada si manusia es di sampingnya.

"Kakakku, tega sekali demi menghasilkan keturunan aku diusir. Ckckkck, tentu ini semua karena ibu mertua yang selalu menekannya." Jungkook merubah posisi, ia duduk dan mengarahkan tatapan pada Yoongi meski diabaikan. "Lagi pula apa baiknya punya anak? Mereka merepotkan mereka hanya akan menangis, dan buang air besar."

Seseorang datang menghampiri, pria dengan badan tegap dan lesung pipi. Membawa minuman dan beberapa kudapan.

"Kau teman anakku?" Tanyanya lalu duduk di samping Yoongi.

"Aah, nde .., aku adik kelasnya." Jungkook membungkuk memberi hormat sekaligus salam perkenalan.

"Aku tak mengenalnya," sahut  Yoongi, ia kini duduk dan membuka mata. Lalu mengambil teh dingin yang dibawa sang ayah lalu dengan segera meneguknya.

"Tapi, aku mengenalmu Hyeong," tutur Jungkook seolah tak terima dengan ucapan Yoongi barusan

"Pergilah kau menggangu sekali."

Namjoon terkekeh melihat kelakuan dua remaja di hadapannya. Ia juga senang, mengetahui jika anaknya mempunyai teman. Setidaknya, ada yang menganggap Yoongi teman. Namjoon khawatir dengan sikap dingin dan cuek Yoongi selama ini akan, membuat ia tak bisa berteman.

Kenyataannya memang seperti itu tapi, Jungkook berbeda ia tau bagaimana sebenarnya Yoongi. Kejadian masa lalu membuat ia menjadi pengekor seorang Lim Yoongi.

"Paman, aku boleh ikut beristirahat di sini?" Tanya Jungkook sumringah.

"Nde."

"Ayah, biarkan dia pergi."

"Paman ...," Jungkook merengek dengan tatapan memohon yang manis. Ia benar-benar tak bisa ditolak.

"Tidur saja di sini." Namjoon mempersilahkan.

"Yes!" Si pemilik gigi kelinci itu bersorak pelan dan segera rebah di samping Yoongi.

★★★

Sinar matahari telah masuk melalui celah jendela di kamar Reya dan Jimin. Keduanya, masih terlelap akibat kegiatan tak berkesudahan semalam. Sepasang suami istri itu masih berada di bawah selimut. Tak lama, sang suami mulai bergerak dari balik selimut bernuansa abu-abu. Mengusap mata lalu berusaha menyadarkan diri. Ia segera menatap Reya yang masih tertidur, lalu mengecek suhu tubuh sang istri. Mendapati Reya demam ia berdecak kesal sedikit menyesali hal yang ia lakukan semalam. Harusnya lakukan seperti biasa tak perlu dengan obat. 

R-Phile/ MYG✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang