Part 7

33 10 0
                                    

Ck, main saja tidak bebas. Disini ada preman, disana ada preman. Aku bermain sepeda, mereka mengikuti. Aku bermain sepatu roda, mereka mengikuti.

Umm.. aku harus sebut mereka apa ya? Fans bukan, antifans juga bukan. Sasaeng? Kurasa mereka tidak separah itu.

Beberapa jam kemudian akhirnya aku bebas juga. Aku bermain sepeda, team preman 1 akhirnya pulang juga, dan team preman 2 sedang bermain co*a-co*a dikocok-kocok, mungkin? Tak peduli.

Mereka terlihat sedang mencari perhatian kepadaku dan Ryujin, tapi kami tak menghiraukannya.

Tak lama, aku lihat mereka sudah kehabisan bahan soda untuk dimainkan. Disana terlihat ada lebih dari 5 botol soda.

Aku sempat berpikir sembari melihat mereka bermain seperti itu "memang apa faedahnya?" Tapi aku tidak mempermasalahkannya, karena mungkin mereka hanya menghibur diri.

Toh, tidak ada salah nya kan? Paling hanya buang-buang uang dan waktu saja.

Wajar, mereka orang kaya.

Sebenarnya aku ingin bermain sih, dengan mereka. Hanya saja malu untuk meminta nya duluan.

"Ayo kita bermain dengan mereka?" Ryujin membuka sura

"Hm? I-ingin sih, tapi... kau berani mengajak mereka?"

"Tidak, hehe. Biasanya kau kan berani. Lagipula, kau kenal dengan Lami kan? Dia kan adik kelasmu waktu SMP"

"Baik, meskipun aku tidak terlalu dekat dengan Lami, akan kucoba. Hhh" dengan rasa percaya diri aku memanggil Lami.

Tunggu, aku harus mengajaknya bermain apa ya? Aha! Tiba-tiba di kepalaku ada lampu

"Lami!" Aku memanggilnya dan dia terlihat berjalan ke arahku

Dia mengangkat muka nya tanda 'ada apa?' Dasar, dari dulu dia tidak sopan.

"Apa boleh, aku, Ryujin, kau, dan.. mereka berdua bermain bersama?"

"Main apa?"

"Bagaimana kalau bulu tangkis?"

"Baik, aku akan bilang pada mereka" dia berlari ke arah dua pria itu.

Setelah Lami berbicara kepada mereka, mereka pulang ke rumah, termasuk Lami. Kurasa mereka tidak mau bermain dengan kami.

"Ahh kurasa aku tidak berhasil, mianhae Ryujin-ya" aku menundukkan kepala dan mengajak Ryujin pulang.

Tapi Ryujin tidak memperdulikanku. Dia menepuk pundakku dan melebarkan mata nya "Yaa, Siyeon! Mereka membawa raket"

Aku memutar balikkan badanku dan melihat, benar saja, mereka membawa raket.

"Ryujin, kita harus cepat-cepat membawa raket juga. Kamu pinjam raketku saja agar tidak usah ke rumahmu dulu. Kajja!" kata ku bersemangat sembari menarik lengan Ryujin.

.
.
.
.
.

"Baik, siapa yang akan menghitung score nya?" Tanyaku dengan suara sedikit kecil

"Aku saja" Lami berjalan ke pinggir agar tidak menghalangi kami bermain

"Gomawo,hehe" kata Ryujin sambil menunjukkan senyum pasta gigi nya

"Gwaenchana" jawab Lami tersenyum

Kami pertama bermain biasa-biasa saja, namun semakin lama permainan ini semakin seru.

Aku dan Ryujin sudah mendapatkan 3 score sedangkan mereka baru mendapat 1 score.

Selama bermain, aku dan Ryujin tidak membeli apapun. Minum pun tidak.

XIYEON X JENO | DREAM LONG AGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang